Seberapa Bahaya Usus Buntu bagi Ibu Hamil Muda dan Janin?
Ketahui juga gejala dan pemulihan operasi usus buntu saat hamil!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketika sedang hamil, tentu saja Mama akan berusaha untuk menjaga bayi di dalam kandungan dengan sangat baik hingga mau melakukan apa saja untuk menjaga kesehatan si Kecil.
Namun terkadang, beberapa gangguan kehamilan kerap muncul hingga meresahkan diri Mama. Oleh karena itu, sebagai ibu hamil, Mama harus selalu waspada untuk mengatasi berbagai kondisi kesehatan yang bisa menganggu kondisi bayi.
Salah satu masalah yang kerap terjadi pada ibu hamil adalah masalah pencernaan yaitu usus buntu.
Apa saja gejalanya? Amankah jika Mama melakukan operasi? Adakah dampak untuk si Kecil?
Nah, untuk menjawab itu semua, berikut Popmama.com telah merangkum 5 informasi pentingnya.
1. Apa itu usus buntu?
Penyakit usus buntu atau appendicitis adalah peradangan yang terjadi bagian usus buntu. Usus buntu sendiri adalah bagian dari usus besar yang terletak di perut bagian kanan bawah.
Itu sebabnya, apabila seseorang mengeluhkan rasa sakit di perut bagian kanan bawah, ini merupakan kecurigaan utama terhadap penyakit usus buntu. Rasa sakit yang muncul akibat usus buntu bersifat hilang timbul.
Namun umumnya akan terasa semakin parah dan intens. Tidak hanya itu, rasa sakit di bagian perut ini juga akan semakin memburuk ketika Mama mengambil nafas dalam-dalam, batuk, bersin, berjalan, atau gerakan yang menimbulkan penekanan pada perut kanan bawah.
2. Dampak bagi bayi dalam kandungan jika ibu hamil mengalami usus buntu?
Usus buntu saat hamil yang dibiarkan terus menerus tanpa pengobatan dapat menyebabkan risiko keguguran dan kelahiran prematur.
Terlebih jika Mama sudah memasuki kehamilan tua, atau pada trimester ketiga. Pasalnya, usus buntu yang meradang lama kelamaan dapat merusak dinding usus yang bisa menyebabkan usus berlubang sehingga isi dalam usus yang berisi banyak kuman keluar ke dalam rongga perut.
Akibatnya akan terjadi peradangan di bagian dalam perut dan akhirnya kuman-kuman tadi masuk ke seluruh tubuh hingga menyebabkan komplikasi yang sangat berbahaya.
Nah, jika keadaan ini terjadi, maka justru akan berbahaya baik untuk ibu hamil maupun anak.
3. Gejala dan diagnosis usus buntu pada ibu hamil
Gejala peradangan usus buntu saat hamil memiliki kemiripan dengan keluhan umum pada kehamilan, seperti:
- Tidak nafsu makan,
- mual,
- muntah.
Namun pada ibu hamil nyeri di perut bagian kanan bawah dapat menjadi gejala yang menonjol jika usus buntu mengalami peradangan.
Selain itu, demam juga bisa saja muncul, tapi umumnya tak lebih dari 38.3 derajat celcius. Pada kenyataannya, 70 persen ibu hamil dengan apendisitis akut tidak mengalami demam.
Walau begitu, sebagian besar penderitanya mengalami keluhan yang tidak khas seperti:
- Rasa terbakar di dada,
- buang air besar tidak lancar atau sebaliknya diare,
- sering buang angin,
- hingga badan lemas.
Ketika Mama mengalami nyeri perut bagian kanan bawah atau beberapa gejala di atas, maka sebaiknya segeralah lakukan pemeriksaan ke dokter kandungan.
Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan kondisi yang Mama alami. Pada usia kandungan trimester pertama dan kedua, ultrasonografi atau USG dapat membantu memastikan peradangan pada usus buntu.
Sedangkan pada usia kandungan trimester ketiga, jika gejala yang dialami sangat tidak khas atau pertimbangan manfaatnya lebih besar daripada risiko, dokter dapat menyarankan CT scan.
4. Prosedur keamanan operasi usus buntu bagi ibu hamil
Operasi usus buntu termasuk salah satu operasi yang dapat dilakukan selama kehamilan. Dokter akan menyarankan operasi usus buntu jika radang usus buntu berisiko pecah, atau menyebabkan kelahiran prematur dan kematian janin.
Bila usus buntu terjadi pada kehamilan trimester pertama dan kedua, biasanya dokter akan melakukan operasi laparoskopi (operasi dengan sayatan sebesar lubang kunci).
Sedangkan jika usus buntu terjadi pada kehamilan trimester ketiga, biasanya dokter akan melakukan operasi dengan sayatan yang lebih besar.
Operasi usus buntu yang dilakukan pada usia kehamilan di atas usia 24 minggu juga memerlukan pengawasan lebih ketat pada janin.
Sebelum operasi usus buntu dilakukan, dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh kepada ibu hamil dan janin.
5. Pemulihan setelah operasi usus buntu pada ibu hamil
Pemulihan setelah operasi usus buntu pada ibu hamil umumnya memerlukan waktu yang lebih lama. Ibu hamil perlu dirawat di rumah sakit selama beberapa waktu.
Lamanya perawatan tergantung pada kondisi ibu hamil dan janin. Setelah pulang dari rumah sakit, Mama tetap harus beristirahat di rumah setidaknya selama satu minggu.
Meski begitu, Mama tetap diperbolehkan untuk bergerak dan beraktivitas ringan selama masa pemulihan. Agar proses penyembuhan lebih cepat, konsumsilah makanan bergizi dan lakukan kontrol rutin ke dokter.
Nah, itulah kelima informasi penting terkait usus buntu pada ibu hamil muda.
Tindakan operasi adalah salah satu pilihan penanganan pada peradangan usus buntu saat kehamilan.
Meski operasi usus buntu saat hamil tidak membahayakan kandungan dan janin, namun sebelumnya, dokter akan melakukan pemeriksaan secara detail dan mempertimbangkan manfaat serta risiko tindakan ini.
Baca juga:
- Amankah Ibu Hamil Melakukan Operasi Usus Buntu? Ketahui 4 Risikonya!
- 5 Gejala Usus Buntu pada Anak-Anak, Cermati dengan Baik Ya!
- Jika Alami Ciri Ciri Usus Buntu Ini, Segera Periksa ke Dokter