Alami Perubahan Emosi yang Dramatis saat Hamil, Normalkah?
Lagi-lagi semua ini disebabkan oleh hormon, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehamilan merupakaan saat yang istimewa. Mama mengalami banyak perubahan suasana hati. Jika ini terjadi pada Mama, jangan khawatir. Perubahan suasana hati dramatis ini disebabkan oleh peningkatan kadar hormon progesteron dan estrogen.
Perubahan emosi pada ibu hamil umumnya muncul pada usia kehamilan 6-10 minggu pertama. Menjelang trimester kedua, suasana hati akan lebih stabil dan muncul lagi pada saat menjelang persalinan.
Seperti apa perubahan suasana hati yang biasa dialami oleh ibu hamil? Simak ulasan Popmama.com berikut ini ya, Ma.
1. Perubahan suasana hati yang dramatis
Saat hamil tiga bulan, sepotong keju mungkin dapat membuat Mama menangis. Saat Mama memesan makanan di restoran dan koki tidak sengaja menyajikan sepotong keju yang tidak Mama inginkan di piring Mama, mendadak Mama menangis.
Mengapa Mama mendadak begitu emosional untuk hal sepele? Apakah ada makhluk asing menyerbu otak? Jangan panik dulu, Ma. Mama hanya mengalami perubahan suasana hati yang dramatis selama kehamilan.
Di antara tingkat hormon yang melonjak dan perubahan fisik serta emosional yang sangat besar, tidak heran jika selama kehamilan, Mama menangis, tertawa, dan bahkan mungkin melupakan nama kita sendiri. Kadang-kadang semuanya terjadi dalam beberapa menit.
2. Air mata dan menjadi pelupa
Begitu Mama menyadari ada janin di perut, Mama akan merasakan banyak emosi. Kegembiraan, ketakutan, kegembiraan, dan kekhawatiran. Selain itu, kelelahan dan mual yang umum terjadi pada trimester pertama, ditambah lonjakan hormon yang besar, dan suasana hati dapat berubah dengan cepat.
"Estrogen dan progesteron melonjak pada awal kehamilan," kata Lucy Puryear, M.D., psikiater dan penulis dari Understanding Your Moods When You're Expecting.
Perubahan itu berdampak besar pada suasana hati. Satu menit Mama bisa menangis dan bahagia di menit berikutnya.
Sementara tangisan bisa dipicu oleh kekhawatiran yang muncul, misalnya Mama ragu apakah bisa mengasuh bayi dengan baik. Bahkan ada ibu hamil yang menangis hanya karena iklan TV, gambar bayi dalam iklan pakaian, atau lagu lama di radio. Semua ledakan emosi membuat Mama mempertanyakan kewarasan diri sendiri.
Tahap-tahap awal kehamilan juga membawa gejala lain yang membingungkan, yang bagi para ibu hanya dikenal sebagai "otak bayi". Progesteron, selama fase ini, adalah hormon yang menenangkan, jelas Dr. Puryear, tetapi juga dapat menyebabkan ibu hamil menjadi pelupa.
3. Mudah kesal dan naluri “bersarang”
Begitu mendekati hari perkiraan lahir, euforia dapat berubah menjadi kegilaan, membuat tidur menjadi tugas yang mustahil. Mama mungkin mulai khawatir tentang mekanisme persalinan yang sebenarnya. Serta perubahan besar dalam hidup yang akan segera terjadi.
Pada titik ini Mama mungkin membentak semua orang, terutama suami, yang mungkin tidak tahu apa-apa tentang cara membantu.
Selain itu, ada dorongan kuat untuk membersihkan dan mengatur rumah. Hal ini disebabkan oleh peningkatan oksitosin, hormon yang mempersiapkan rahim untuk persalinan dan payudara untuk menyusui, dan semacam ketahanan emosional yang terakhir.
"Seluruh duniamu akan berubah, jadi kamu berpikir, Apa yang bisa aku kendalikan?" kata Hartstein. "Kamu mencoba menertibkan dunia yang akan menjadi sangat kacau."
Apa yang Harus Dilakukan?
Jika Mama mengalami perubahan emosi, jangan khawatir, Mama masih waras! Namun ada beberapa tips untuk mengatasinya:
- Ketahuilah bahwa itu normal. Siapa pun yang mengatakan bahwa kehamilan berarti kebahagiaan 24/7, tidak pernah hamil. Terimalah fakta bahwa Mama terkadang bahagia, stres, dan khawatir di lain waktu. Ini tidak ada hubungannya dengan seberapa besar Mama akan mencintai bayi yang lahir nanti.
- Bicaralah dengan ibu lain. Temukan kelompok dukungan secara langsung atau online, atau sekadar bertemu dengan teman hamil lainnya. Mama dapat bercerita dan bertukar pengalaman. Percayalah, ibu hamil lain mungkin akan mengalami kejadian unik.
- Memanjakan diri sendiri. Ya, ada banyak hal yang harus dilakukan, tetapi pastikan Mama menyiapkan waktu untuk bersantai dengan membaca buku favorit atau pijat kehamilan.
- Berikan kesempatan pada suami untuk membantu Mama. Daripada menjadi marah karena suami tidak secara naluriah mengetahui bagaimana harus menolong, berikan dia beberapa tip.
- Cari bantuan saat dibutuhkan. Jika Mama menangis secara konsisten dan merasa sedih selama lebih dari dua minggu tanpa momen yang menyenangkan di antaranya, atau merasa tidak berharga atau putus asa, mintalah bantuan penyedia layanan kesehatan. Ini mungkin menunjukkan bahwa Mama mulai mengalami gejala depresi postpartum sebelum bayi lahir.
Itulah penyebab terjadinya perubahan emosi drastis saat hamil. Perubahan emosi adalah hal yang normal selama kehamilan, jadi jangan terlalu dipikirkan, Ma. Jangan ragu untuk meminta bantuan dan bercerita, Ma!
Selamat menikmati masa kehamilan!
Baca juga:
- Waspada, Ma, Stres Selama Kehamilan Memiliki Efek Buruk untuk Bayi
- Hasil Penelitian: Stres saat Hamil Dapat Pengaruhi Jenis Kelamin Bayi
- Waspada, Stres Dapat Dialami Suami saat Istri Hamil