5 Fakta Kehamilan Berisiko Tinggi yang Perlu Diketahui
Dengan penanganan tepat, Mama tetap bisa memiliki kehamilan yang sehat meski berisiko
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semua ibu hamil mengharapkan kehamilannya dalam kondisi baik. Demikian juga dengan kesehatan ibu hamil dan tumbuh kembang janin. Namun karena beberapa penyebab, sebagian ibu hamil memiliki kehamilan yang berisiko. Kondisi kesehatan ibu hamil meningkatkan komplikasi pada janin.
Jika ini terjadi pada Mama, apa yang harus dilakukan? Apa yang menyebabkan kehamilan Mama berisiko tinggi? Meski ini berisiko, dokter akan mengawasi kehamilan Mama sehingga Mama dan janin dalam keadaan baik sampai lahir nanti.
Kali ini Popmama.com mengulas tentang fakta kehamilan berisiko tinggi yang perlu diketahui. Apa saja ya?
Apa yang Menyebabkan Kehamilan Berisiko Tinggi?
Biasanya, kehamilan akan diklasifikasikan sebagai berisiko tinggi jika orang yang hamil memiliki kondisi medis tertentu yang mendasarinya. Seperti hipertensi, diabetes, atau gangguan autoimun.
Selain itu, risiko ini juga bisa berasal dari janin, misalnya gangguan plasenta.
Jika kehamilan Mama diklasifikasikan berisiko tinggi, ini bukan berarti Mama akan mengalami kehamilan yang bermasalah. Namun klasifikasi ini akan menentukan bagaimana penanganan terhadap kehamilan.
Ibu hamil berisiko tinggi akan mendapatkan pengawasan lebih ketat serta pemeriksaan lebih lanjut. Ini termasuk tes darah dan USG selama kehamilan maupun setelah persalinan, semuanya bergantung pada tingkat komplikasi kehamilan.
Apakah Mama Tetap Bisa Menggunakan Jasa Bidan?
Menurut College of Midwives of Ontario, bidan dapat memberikan perawatan untuk individu selama kehamilan normal. Normal di sini mengacu pada "risiko rendah atau tidak rumit." Mama tetap bisa menggunakan jasa bidan untuk pemantauan dasar saja. Diskusikan dengan dokter mengenai hal ini ya, Ma.
Biasanya, jika bidan mengetahui ada yang tidak beres dengan kondisi kehamilan, bidan akan merujuk Mama pada dokter kandungan.
Apakah Komplikasi Kehamilan akan Memengaruhi Kegiatan Sehari-Hari dan Gaya Hidup?
Jika Mama dianggap berisiko tinggi, dokter mungkin meminta Mama untuk membuat beberapa perubahan pada gaya hidup Anda. Misalnya, ibu hamil dengan hipertensi yang bekerja di lingkungan kerja yang penuh tekanan. Bisa jadi Mama membutuhkan perubahan lingkungan kerja. Selain itu, diet dan rutinitas olahraga dapat membantu menurunkan risiko kehamilan.
Walau dokter tidak menyarankan untuk bed rest, dalam kondisi tertentu, Mama mungkin tidak dapat melakukan aktivitas tertentu seperti sebelumnya. Misalnya, ada ibu hamil yang sama sekali tidak boleh mengangkat beban atau tidak boleh berdiri lebih dari 10 menit.
Diskusikan dengan dokter dan jelaskan situasi Mama. Sehingga Mama dapat menyusun rencana, bekerja dari rumah (jika diperlukan), atau mengambil cuti.
Mama dengan kehamilan berisiko tinggi mungkin juga membutuhkan dukungan emosional tambahan. Kelola ketakutan dan kecemasan tentang kehamilan berisiko tinggi. Bukan cuma saat hamil, setelah melahirkan pun Mama harus mengamati apakah gejala depresi muncul.
Jangan ragu untuk berbagi dengan suami, keluarga, dan kerabat mengenai kecemasan Mama. Yang terpenting, jangan lewatkan jadwal pemeriksaan kehamilan agar dokter dapat mengambil tindakan yang tepat. Meski kehamilan berisiko, bukan berarti Mama tidak akan melahirkan dengan baik.
Apakah Mama Bisa Melahirkan dengan Persalinan Normal?
Dengan kehamilan apa pun, jika aman, persalinan normal lebih disukai. Jika tidak ada kontraindikasi, maka mama dapat melakukan persalinan normal. Namun karena kondisi kehamilan berisiko, dokter juga akan mempersiapkan opsi persalinan caesar. Jadi, bersiaplah untuk segala kemungkinan yang ada ya, Ma.
Jika Hamil Lagi, Apakah Mama akan Mengalami Kehamilan Berisiko Juga?
Bergantung pada penyebab kehamilan Mama dianggap berisiko tinggi, mungkin saja ini tidak akan terjadi pada kehamilan berikutnya.
Jika ibu hamil pernah mengalami kelahiran prematur atau mengalami komplikasi seperti pre-eklampsia pada kehamilan pertamanya, kemungkinan dia akan berisiko mengalami hal yang sama pada kehamilan berikutnya.
Namun jika kasusnya adalah janin mengalami kelainan bawaan, maka kehamilan berikutnya bisa dianggap sebagai kehamilan dengan risiko rendah.
Nah, itu fakta kehamilan berisiko tinggi yang perlu diketahui. Meski berisiko tinggi, itu tidak berarti Mama akan mengalami persalinan sulit atau bayi yang bermasalah. Dengan penanganan tepat, Mama bisa memiliki kehamilan yang sehat. Oleh karena itu, jangan lewatkan jadwal pemeriksaan dokter ya, Ma!
Baca juga:
- Kenali Kehamilan Berisiko Tinggi Sejak Dini dan Cara Menghadapinya
- Terkena Gigitan Laba-Laba saat Hamil, Apakah Berisiko untuk Kehamilan?
- 5 Cara Mencegah Preeklampsia saat Hamil, Tetap Jaga Pola Hidup Sehat