TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

5 Jenis Infeksi yang Bisa Ditularkan Hewan Peliharaan ke Ibu Hamil

Apakah infeksi ini membahayakan ibu hamil dan janin?

Pexels/Amina-filkins

Memiliki hewan peliharaan adalah hal yang sering ditemui di banyak rumah. Mungkin termasuk rumah Mama. Namun, bagaimana jika Mama sedang hamil. Apakah hewan peliharaan ini, misalnya anjing, kucing, burung, atau reptil, dapat memengaruhi kehamilan?

Hewan berpotensi menularkan penyakit, dikenal juga dengan sebutan penyakit zoonosis. Setiap hewan memiliki kuman dan bakteri yang berbeda, cara penularannya pun tidak sama.

Beberapa penyakit zoonosis ringan dan mudah diobati. Namun, ada juga yang berbahaya terutama bagi anak-anak, mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, dan ibu hamil.

Untuk mengetahui jenis infeksi yang bisa ditularkan hewan peliharaan ke ibu hamil, simak rangkuman informasi dari Popmama.com berikut ini ya, Ma.

1. Salmonellosis

Pexels/rohan001

Salmonellosis adalah infeksi bakteri dari salmonella. Ketika mendengar kata salmonella, Mama mungkin berpikir tentang keracunan makanan. Dan, ya, Mama bisa mendapatkannya dari makanan, tetapi Mama juga bisa mendapatkannya dari hewan peliharaan.

Salmonella menyebabkan demam, diare, muntah, dan sakit perut. Gejalanya sama selama kehamilan, kecuali yang satu ini lebih berbahaya.

Diare dan muntah dapat menyebabkan dehidrasi, dan meskipun jarang, salmonellosis dapat menyebabkan infeksi darah (bakteremia) atau meningitis. Ibu hamil juga bisa menularkan bakteri ke janin. Hewan yang bisa menularkan infeksi ini seperti sapi, babi, unggas, kambing, domba, serta kuda.

2. Toksoplasmosis

Pexels/Francesco Angaro

Toksoplasmosis adalah infeksi umum dari parasit. Biasanya tidak berbahaya kecuali Mama mendapatkannya untuk pertama kalinya saat hamil atau sebelum kehamilan. Meski begitu, kemungkinannya kecil bahwa itu akan memengaruhi janin.

Dalam kasus yang jarang, infeksi toksoplasmosis dapat menular ke janin pada awal kehamilan. Ini dapat menyebabkan keguguran, lahir mati, atau cacat bawaan. Infeksi ini biasanya ditularkan oleh kucing.

3. Koriomeningitis Limfositik

Unsplash/Joshua J. Cotten

Lymphocytic choriomeningitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus limfositik choriomeningitis (LCMV). LCMV sebagian besar disebarkan oleh tikus liar, tetapi hewan pengerat juga dapat membawa infeksi.

LCMV ringan dapat menyebabkan gejala seperti flu, dan kebanyakan orang sembuh tanpa perawatan apa-apa.

Namun, jika parah, LCVM dapat menyebabkan masalah neurologis seperti meningitis atau kelumpuhan.

Selama kehamilan, virus dapat menular ke janin dan dapat menyebabkan keguguran, lahir mati, atau kelainan bawaan.

4. Rabies

Unsplash/Anita Peeples

Infeksi rabies menyebar melalui air liur hewan yang memiliki virus rabies. Hewan dengan rabies dapat menularkannya kepada hewan lain atau manusia.

Infeksi ini memiliki gejala seperti demam, menggigil, dan kelemahan otot. Kemudian, mulai memengaruhi otak yang menyebabkan kebingungan, kecemasan, dan kesulitan tidur. Setelah kontak dengan rabies, diperlukan waktu satu minggu atau lebih hingga gejalanya muncul.

Sangat penting untuk mendapatkan perawatan segera. Jadi, jika anjing atau hewan liar seperti rakun atau kelelawar menggigit Mama saat hamil atau di waktu lain, segera temui dokter.

Rabies dapat diobati dengan suntikan anti-rabies untuk menghentikan virus sebelum gejalanya muncul. Pengobatan tersebut dianggap aman untuk ibu hamil dan menyusui. Namun, tanpa pengobatan tepat waktu, rabies sangat mematikan.

5. Penyakit Lyme

Freepik/wayhomestudio

Penyakit Lyme berasal dari bakteri yang menyebar melalui gigitan kutu rusa yang terinfeksi (kutu berkaki hitam). Ini mungkin dimulai sebagai penyakit seperti flu dengan ruam. Selain itu, infeksi ini juga menimbulkan gejala nyeri sendi, kelelahan, dan kelemahan otot.

Penyakit Lyme dapat diobati dengan antibiotik. Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh. Penting untuk diketahui kalau pengobatannya aman untuk kehamilan.

Karena kutu dapat menumpang hewan, hewan peliharaan di rumah meningkatkan risiko menulari kutu itu pada Mama. Penelitian menunjukkan bahwa tanpa pengobatan, penyakit Lyme bisa berbahaya bagi Mama dan janin.

Tips Aman Memelihara Hewan selama Kehamilan

Freepik/User961699

Jika Mama sudah memiliki hewan peliharaan sebelumnya, berikut beberapa tips agar kehamilan selalu sehat dan aman:

  • Selalu cuci tangan setelah memegang atau berada di sekitar hewan atau kotoran, makanan, atau perlengkapan hewan. Seperti kandang, mangkuk air, mainan, tempat tidur, atau kalung anjing.
  • Pilih hewan peliharaan yang tepat untuk keluarga dan lingkungan rumah. Lakukan riset sebelumnya ya, Ma.
  • Anak-anak di bawah usia 5 tahun, orang dewasa di atas 65 tahun, dan siapa pun dengan sistem kekebalan yang lemah tidak boleh melakukan kontak dengan hewan pengerat, reptil, amfibi, dan unggas.
  • Jangan mencium, memeluk, atau memegang hewan pengerat, reptil, amfibi, dan unggas di dekat wajah. Hewan-hewan ini lebih mungkin menyebarkan kuman.
  • Selalu awasi anak-anak di sekitar hewan peliharaan. Jangan biarkan mereka mencium hewan peliharaan mereka, memegang hewan peliharaan dekat dengan wajah mereka, atau membiarkan hewan peliharaan menjilat wajah atau mulut mereka.
  • Jauhkan hewan peliharaan dan persediaannya dari dapur atau area lain tempat menyiapkan, menyajikan, atau memakan makanan.
  • Selalu bersihkan atau mandikan hewan peliharaan dengan benar.
  • Buang kotoran kucing setiap hari (terutama jika ada orang di rumah yang sedang hamil) dan gantilah setidaknya dua kali seminggu. Ibu hamil tidak boleh membersihkan kotoran kucing.
  • Selalu buang kotoran anjing, jauhkan dari ruang pribadi dan publik.
  • Bersihkan kandang, habitat, dan persediaan di luar rumah jika memungkinkan untuk menghindari kontaminasi permukaan. Jika itu tidak memungkinkan, bersihkan di wastafel atau bak cuci dan kemudian disinfeksi area itu segera setelahnya.
  • Hindari bermain terlalu kasar dengan hewan untuk mencegah gigitan dan cakaran. Ajari anak bermain dengan binatang dengan benar. Jangan biarkan anak kecil dekat dengan hewan peliharaan yang sedang makan.
  • Bersihkan gigitan dan cakaran segera dengan sabun dan air dan cari perawatan medis jika lukanya serius atau menjadi merah, nyeri, hangat, atau bengkak.
  • Amati satwa liar dari jarak aman untuk menghindari penyakit dan cedera.

Memelihara hewan saat hamil memberikan manfaat, terutama membuat Mama bahagia dan lepas dari stres. Namun beberapa hewan dapat menularkan penyakit, sehingga Mama perlu memperhatikan tips keamanan untuk memelihara hewan.

Sekarang Mama sudah mengetahui jenis infeksi yang bisa ditularkan hewan peliharaan ke ibu hamil. Apakah Mama juga memelihara hewan di rumah? Apa yang Mama lakukan agar selalu aman selama kehamilan?

Baca juga:

The Latest