Korioamnionitis merupakan kondisi darurat medis selama kehamilan dan persalinan. Infeksi ini bisa menyebabkan komplikasi serius pada ibu hamil dan janin.
Pada ibu hamil, infeksi air ketuban dapat menimbulkan komplikasi berupa:
- Bakteremia, yaitu infeksi bakteri dalam aliran darah. Komplikasi ini terjadi pada 3-12 persen ibu hamil yang menderita air ketuban terinfeksi. Jika tidak diobati, bakteremia bisa menyebabkan sepsis atau infeksi darah.
- Endometritis atau infeksi rahim.
- Harus melahirkan dengan operasi caesar.
- Dibutuhkan operasi pengangkatan rahim.
- Perdarahan yang banyak saat melahirkan.
- Emboli (sumbatan pembuluh darah) akibat gumpalan darah di paru-paru dan panggul.
- Waktu pemulihan pascapersalinan yang lebih lama.
Kondisi-kondisi di atas bisa meningkatkan risiko kematian ibu selama atau setelah bersalin.
Sedangkan pada bayi, kondisi ini dapat menimbulkan beberapa risiko berikut:
- Kelahiran prematur.
- Bakteremia atau sepsis. Risiko bayi untuk terkena kondisi ini akan semakin tinggi jika ia terlahir prematur.
- Gangguan pernapasan, seperti gagal napas dan pneumonia.
- Meningitis atau infeksi pada selaput otak dan sumsum tulang belakang.
- Kecacatan, misalnya cerebral palsy.
- Kematian.
Infeksi pada selaput ketuban dan cairan telah dikaitkan dengan persalinan prematur, jadi ada beberapa hal yang perlu dikhawatirkan. Selain itu, janin juga berisiko mengalami infeksi.
Jika Mama melihat ada kebocoran cairan ketuban, sekecil apa pun, pastikan untuk menghubungi dokter sehingga dokter dapat menentukan apakah ketuban benar-benar pecah.
Bila Mama tidak tahu apakah itu cairan ketuban atau urine, lakukan tes mengendus. Urine berbau seperti amonia; cairan ketuban berbau lebih manis, atau jika terinfeksi, baunya tidak sedap (busuk).
Seperti yang sudah disebutkan, infeksi air ketuban saat hamil merupakan kondisi yang serius. Jadi kenali gejalanya agar Mama dapat segera mengambil tindakan.
Semoga kehamilannya berjalan dengan lancar, Ma!