Lindungi Janin, Ini 10 Tips untuk Mencegah Infeksi selama Kehamilan
Hindari infeksi selama kehamilan agar perkembangan janin tidak terganggu
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orangtua menginginkan janin yang dikandung mengalami perkembangan normal. Oleh karena itu, ibu hamil selalu menjaga kehamilannya agar tidak mengalami sesuatu yang dapat memengaruhi kehamilan dan janin. Misalnya terkena infeksi.
Infeksi selama kehamilan dapat membahayakan ibu hamil dan janin. Mama dapat meningkatkan kemungkinan si Kecil lahir dalam keadaan sehat dengan melakukan beberapa tindakan pencegahan ekstra dan membuat pilihan yang sehat.
Apa yang harus Mama lakukan untuk mencegah infeksi selama kehamilan? Untuk membantu Mama, Popmama.com merangkum 10 tips sederhana untuk mencegah infeksi saat hamil. Apa saja ya?
1. Selalu menjaga kebersihan
Cuci tangan sesering mungkin, terutama saat Mama berada di sekitar atau merawat anak-anak. Mencuci tangan secara teratur, terutama sebelum dan sesudah aktivitas tertentu, merupakan salah satu cara terbaik untuk menghilangkan kuman, menghindari sakit, dan mencegah infeksi.
Sangat penting untuk mencuci tangan sebelum atau setelah aktivitas tertentu seperti setelah menggunakan kamar mandi, sebelum memegang makanan dan setelah membuang ingus. Jika sabun dan air mengalir tidak tersedia, Mama dapat menggunakan gel pembersih tangan berbahan dasar alkohol.
2. Masak daging sampai matang
Air atau jus yang berasal dari daging harus bening dan tidak boleh ada warna merah muda di dalamnya. Daging giling harus dimasak dengan suhu minimal 71 derajat celcius. Masak daging unggas hingga suhu setidaknya 74 derajat celcius.
Untuk daging lain seperti daging sapi dan babi, masak dengan suhu minimal 63 derajat celcius dan diamkan selama beberapa menit setelah dimasak.
Hindari mengonsumsi hot dog atau daging deli (daging olahan) kecuali dipanaskan kembali sampai mengepul panas. Daging setengah matang dan daging olahan ini mungkin mengandung bakteri berbahaya yang disebut Listeria monocytogenes.
3. Hindari susu yang tidak dipasteurisasi dan makanan yang berasal dari susu non pasteurisasi
Jangan makan keju lunak seperti feta, mozarella, brie, dan queso fresco, kecuali keju tersebut memiliki label yang menyatakan bahwa keju tersebut terbuat dari susu pasteurisasi. Produk yang tidak dipasteurisasi (mentah) dapat mengandung bakteri berbahaya yang berisiko bagi kehamilan.
4. Tanyakan kepada dokter tentang Streptokokus Grup B (GBS)
Sekitar satu dari empat perempuan membawa jenis bakteri ini, tetapi tidak merasa sakit. Tes usap mudah menjelang akhir kehamilan akan menunjukkan apakah Mama memiliki jenis bakteri ini. Jika Mama memang memiliki infeksi GBS, bicarakan dengan dokter tentang cara melindungi bayi selama persalinan.
5. Bicaralah dengan dokter tentang vaksinasi yang dibutuhkan saat hamil
Beberapa vaksin direkomendasikan sebelum hamil, selama kehamilan, atau segera setelah melahirkan. Mendapatkan vaksinasi yang tepat pada waktu yang tepat dapat membantu Mama tetap sehat. Misalnya, vaksin flu sangat penting saat hamil. Vaksinasi juga dapat membantu menjaga bayi agar tidak sakit parah atau mengalami masalah kesehatan seumur hidup.
6. Jalani tes untuk infeksi menular seksual (IMS)
Beberapa orang yang mengidap IMS tidak merasa sakit atau memiliki gejala apa pun. Penting untuk mengetahui apakah Mama mengidap IMS saat hamil karena hal ini dapat berdampak serius pada Mama dan janin.
Jika Mama ternyata positif mengidap IMS, diskusikan dengan dokter tentang apa yang dapat dilakukan untuk melindungi diri dan janin. Beberapa IMS dapat diobati saat hamil. Pastikan Mama menggunakan praktik seks yang aman untuk mencegah IMS.
7. Hindari orang yang terkena infeksi
Ini terutama berlaku untuk infeksi seperti cacar air atau rubela. Cacar air dapat menyebabkan komplikasi kehamilan dan cacat lahir; rubela dapat menyebabkan cacat lahir yang serius dan membuat Mama berisiko mengalami keguguran atau lahir mati.
Jauhi siapa pun yang memiliki infeksi ini jika Mama belum memilikinya sendiri atau jika Mama tidak mendapatkan vaksin sebelum hamil.
Selama pandemi Covid-19, pastikan untuk melakukan protokol kesehatan agar terhindari dari penularan.
8. Lindungi diri dari serangga yang membawa penyakit
Nyamuk yang terinfeksi dapat menularkan virus seperti virus Zika, yang dikaitkan dengan cacat lahir. Gigitan kutu juga dapat menyebarkan penyakit seperti penyakit Lyme, yang dapat menyebabkan komplikasi kehamilan jika tidak ditangani.
Kenakan kemeja lengan panjang dan celana panjang saat Mama berada di luar. Aplikasikan losion anti serangga dengan salah satu bahan aktif berikut: DEET, picaridin, IR3535, atau minyak lemon eucalyptus (para-menthane-3,8-diol). Hindari bepergian ke daerah di mana infeksi dapat mengancam Mama dan janin.
9. Jangan menyentuh atau mengganti kotoran kucing dan hindari kontak dengan tanah yang berpotensi terkontaminasi
Minta orang lain melakukannya. Jika Mama harus membersihkan kotoran kucing, pastikan untuk mengenakan sarung tangan dan cuci tangan sesudahnya.
Kotoran kucing dan tanah terkontaminasi mungkin mengandung parasit berbahaya yang menyebabkan infeksi yang disebut toksoplasmosis.
10. Jauhi hewan pengerat liar atau hewan peliharaan, kadal, dan kura-kura, serta kotorannya
Mintalah ahli pengendalian hama profesional untuk membasmi hama di dalam atau di sekitar rumah. Jika Mama memiliki hewan pengerat peliharaan, seperti hamster atau marmut, mintalah orang lain untuk merawatnya sampai bayi lahir. Beberapa hewan pengerat mungkin membawa virus berbahaya yang disebut virus koriomeningitis limfositik (LCMV).
Selain mengonsumsi makanan bernutrisi untuk mendukung perkembangan janin, penting juga untuk menghindari infeksi.
Lakukan beberapa langkah sederhana di atas agar Mama terhindar dari risiko infeksi selama hamil.
Semoga kehamilannya berjalan dengan lancar ya, Ma!
Baca juga:
- Mengoleskan Obat Anti Nyamuk saat Hamil, Amankah untuk Janin?
- Terkena Gigitan Laba-Laba saat Hamil, Apakah Berisiko untuk Kehamilan?
- Berbahayakah Virus Zika untuk Ibu Hamil? Cek Faktanya di Sini!