Waspada, Dehidrasi Selama Kehamilan Dapat Berpengaruh Buruk pada Janin
Selalu penuhi kebutuhan cairan agar tidak mengalami dehidrasi ya, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dehidrasi lebih sering terjadi selama kehamilan. Sebagian besar kasus dehidrasi pada kehamilan, cenderung ringan, tetapi dehidrasi parah dapat berbahaya bagi Mama dan janin.
Hamil menyebabkan tubuh bekerja lebih keras. Wanita yang sedang hamil perlu mengonsumsi nutrisi tambahan. Mual serta muntah berlebihan juga dapat menyebabkan dehidrasi.
Dehidrasi adalah ketidaknyamanan sementara yang dapat diatasi dengan minum lebih banyak cairan. Namun, Mama harus menganggap serius dehidrasi karena dapat menyebabkan banyak masalah selama kehamilan. Asupan cairan sangat penting agar tubuh berfungsi dengan baik.
Menurut American College of Obstetricians dan Gynaecologists, Mama harus minum lebih banyak selama kehamilan. Aturan umum adalah minum enam hingga delapan gelas per hari. Ini adalah jumlah rata-rata yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun kebutuhan setiap orang dapat bervariasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pastikan Mama bertanya pada dokter berapa gelas air yang harus Mama minum untuk mencegah dehidrasi.
Menyadari gejala dehidrasi sejak awal dapat menyelamatkan janin. Popmama.com mengulas informasi mengenai cara mengidentifikasi tanda-tanda dehidrasi saat hamil, apa efeknya bagi Mama dan bayi, serta pencegahannya.
1. Gejala dehidrasi selama kehamilan
Secara umum, tanda pertama dehidrasi adalah rasa haus.
Orang yang merasa haus setelah berkeringat, menghabiskan waktu lama di tempat yang panas, atau bepergian untuk waktu yang lama tanpa asupan cairan sangat mungkin mengalami dehidrasi.
Tanda-tanda dehidrasi lainnya termasuk:
- Tenggorokan dan mulut terasa kering,
- bibir kering dan pecah-pecah,
- kulit tampak kering dan kurang elastis, terlihat cekung dan kurus,
- jarang buang air kecil serta urin berwarna gelap,
- tidak berkeringat, bahkan dalam cuaca panas,
- merasa lemah atau lelah,
- sembelit, BAB keras, dan wasir,
- merasa pusing,
- beberapa orang mungkin mengalami kontraksi palsu ketika mengalami dehidrasi.
Saat dehidrasi bertambah buruk, rasa haus bisa hilang. Beberapa tanda dehidrasi yang lebih parah selama kehamilan termasuk:
- Pusing dan kebingungan atau linglung,
- jantung yang berdebar kencang,
- perubahan pola pergerakan bayi,
- tekanan darah rendah, yang dapat menyebabkan pusing atau pingsan.
Dehidrasi parah dapat menyebabkan syok dan kegagalan organ. Ini juga dapat membahayakan bayi.
2. Penyebab dehidrasi selama kehamilan
Penyebab dehidrasi termasuk dalam dua kategori umum:
- Tidak cukup minum air
Meskipun ada banyak rekomendasi yang tersedia tentang berapa banyak air yang harus diminum, kebutuhan bervariasi pada setiap orang. Kehamilan membuat tubuh bekerja lebih keras. Sehingga Mama perlu minum lebih banyak air selama kehamilan. Terutama jika Mama tinggal di daerah beriklim panas yang menyebabkan Mama berkeringat lebih banyak.
Ketika Mama pergi ke tempat yang beriklim lebih panas secara mendadak, tubuh mungkin membutuhkan lebih banyak air daripada biasanya. Jika tidak menyesuiakan, Mama dapat mengalami dehidrasi.
Dehidrasi yang terjadi akibat kurang minum air, biasanya akan mudah diatasi hanya dengan minum air lebih banyak.
- Tidak menyerap cukup air
Beberapa kondisi medis, terutama yang menyebabkan muntah dan diare, dapat mempersulit tubuh untuk menyerap air yang dibutuhkannya.
Mual dan muntah lebih sering terjadi selama kehamilan. Mereka yang mengalami hiperemesis gravidarum, yang terjadi pada tiga persen kehamilan, dapat mengalami muntah hebat yang menyebabkan penurunan berat badan dan dehidrasi.
Masalah kesehatan lainnya, terutama yang memengaruhi metabolisme, dapat menyebabkan dehidrasi. Ini termasuk:
- Gagal ginjal.
- Gangguan metabolisme langka tertentu.
- Gangguan usus seperti penyakit Crohn atau penyakit seliaka yang membuatnya sulit untuk menyerap nutrisi.
3. Efek dehidrasi pada Mama dan bayi
Dehidrasi ringan biasanya tidak berbahaya selama Mama segera mendapat cukup cairan. Sementara dehidrasi yang parah bisa berbahaya bagi Mama dan bayinya.
Dehidrasi dapat menyebabkan tingkat cairan ketuban yang lebih rendah, yang dapat memengaruhi perkembangan bayi. Ini kemudian dapat menyebabkan persalinan prematur serta memengaruhi produksi ASI.
Dehidrasi dapat menyebabkan defisiensi nutrisi yang penting bagi kesehatan wanita hamil dan bayi yang sedang berkembang.
Namun dehidrasi bukanlah penyebab utama persalinan prematur. Sebuah studi tahun 2016 menemukan bahwa mereka yang menunjukkan tanda-tanda persalinan prematur tidak lebih mungkin mengalami dehidrasi daripada mereka yang tidak mengalami persalinan prematur.
Meski jarang terjadi, dehidrasi dapat menyebabkan koma atau akibat fatal lainnya.
4. Kapan harus ke dokter?
Mungkin sulit untuk mendiagnosis sendiri apakah Mama mengalami dehidrasi ringan atau berat. Jika air minum atau minuman elektrolit tidak cepat memperbaiki gejala, hubungi dokter kandungan atau bidan.
Mama harus segera ke dokter atau rumah sakit jika:
- Merasakan pola gerakan bayi berubah.
- Mulai berdarah atau bocor cairan.
- Mengalami kontraksi yang mungkin merupakan tanda persalinan prematur.
- Telah didiagnosis dengan kondisi medis yang serius, seperti gagal ginjal.
- Mengalami muntah atau diare selama lebih dari 12 jam.
- Berhenti berkeringat meskipun minum cairan.
- Memproduksi sangat sedikit atau tidak ada urin.
- Pingsan, kejang atau merasa bingung/linglung.
Perawatan untuk dehidrasi mungkin termasuk memberikan cairan melalui vena dengan infus (IV). Sebagian perempuan yang mengalami dehidrasi juga memerlukan elektrolit, seperti natrium dan magnesium, untuk membantu mereka menyerap cairan dengan lebih baik.
5. Tips mencegah dehidrasi selama kehamilan
Untuk mencegah dehidrasi, tingkatkan asupan cairan sampai urine menjadi jernih atau kuning pucat. Ketika bepergian, bawa botol air dan perbanyak istirahat. Ingat, di saat ini tubuh Mama berkerja ekstra.
Jika Mama berolahraga atau menghabiskan waktu di luar saat panas terik, jangan lupa meningkatkan asupan cairan lebih banyak lagi.
Makanan tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya dehidrasi saat hamil, seperti makanan atau minuman berkafein. Itulah mengapa Mama sebaiknya membatasi asupan kafein.
Perawatan prenatal memainkan peran penting dalam mencegah dehidrasi. Dehidrasi sering disebabkan oleh kondisi yang mendasarinya, seperti masalah metabolisme atau hiperemesis gravidarum. Diperlukan bantuan dokter untuk mencegah gangguan tersebut menjadi dehidrasi yang parah.
Jika seorang mama memiliki riwayat dehidrasi atau kondisi yang menyebabkan dehidrasi saat hamil, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan informasi mengenai cara pencegahannya.
Nah, pastikan Mama sudah melakukan berbagai tindakan untuk mencegah dehidrasi, ya.
Baca juga:
- Wajarkah Mual Muntah di Malam Hari? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Waspada, Overheat Selama Kehamilan Berefek Buruk pada Mama dan Janin
- Waspada, Ma, Stres Selama Kehamilan Memiliki Efek Buruk untuk Bayi