Waspada! Ini 3 Penyebab Muntah Darah saat Hamil
Cek penyebabnya di sini, Ma!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mual dan muntah adalah hal yang sering dialami oleh sebagian besar ibu hamil. Menurut March of Dimes, sebanyak 70% ibu hamil mengalami morning sickness pada trimester pertama. Gelombang pertama mual dan muntah dimulai pada minggu ke-6 dan memuncak pada minggu ke-9. Kasus morning sickness mereda pada minggu ke-14.
Kabar baiknya adalah, dalam banyak kasus, muntah tidak berbahaya bagi Mama dan janin. Tetapi meskipun muntah saat hamil adalah hal biasa, bagaimana dengan muntah yang bercampur dengan darah? Dalam beberapa kasus, muntah yang disertai dengan darah bisa mengindikasikan masalah kesehatan, Ma.
Penjelasan tentang muntah darah saat hamil bisa Mama simak pada ulasan Popmama.com berikut ini.
Apa Penyebab Muntah Darah saat Hamil?
Jika Mama menemukan darah dalam muntahan, segera hubungi dokter. Meskipun mungkin tidak selalu serius, dokter akan mengajukan pertanyaan yang lebih rinci untuk mengetahui penyebab potensial.
Dokter juga akan melakukan evaluasi lebih lanjut tergantung pada tingkat kekhawatirannya. Ini mungkin termasuk USG, pemeriksaan oksigen, atau tes darah.
Berikut adalah beberapa hal yang mungkin menyebabkan adanya darah dalam muntah ibu hamil:
1. Hiperemesis gravidarum
Mual dan muntah seharusnya tidak mengandung darah. Namun, bentuk ekstrem dari morning sickness yang disebut hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan muntah darah.
Jika mual di pagi hari sudah berlebihan dan Mama muntah empat kali atau lebih dalam sehari, Mama mungkin mengalami kondisi yang disebut hiperemesis gravidarum (HG).
Selain muntah yang berlebihan, ibu hamil mungkin juga mengalami pusing yang terus-menerus, penurunan berat badan, sembelit, dehidrasi, dan ketidakmampuan untuk mengonsumsi dan menahan makanan atau minuman dalam jumlah yang cukup.
Muntah terus-menerus dapat membuat kerongkongan tegang, saluran yang menghubungkan mulut ke perut. Ketika lapisan menjadi teriritasi, maka muntah Mama bisa bercampur darah. Namun, jika lapisan kerongkongan pecah karena cedera seperti muntah hebat, yang disebut robekan Mallory-Weiss, Mama harus segera mencari pertolongan medis.
Tanda-tanda pecahnya kerongkongan meliputi:
- Mual,
- Darah dalam muntah (biasanya dalam jumlah besar),
- Demam,
- Pernapasan cepat.
2. Gingivitis kehamilan
Karena kadar hormon estrogen dan progesteron yang berfluktuasi selama kehamilan, Mama mungkin mengalami gejala gusi bengkak dan berdarah yang tidak menyenangkan. Ini dikenal sebagai gingivitis kehamilan, yang merupakan bentuk penyakit gusi.
Gigi mungkin memiliki sedikit plak karena penyikatan yang tidak benar. Dan selama kehamilan, perubahan hormon dapat membuat gusi rentan terhadap efek plak dan radang gusi. Dalam satu studi oleh University of Alabama di Birmingham School of Dentistry, para peneliti menemukan bahwa hingga 80% orang hamil cenderung mengalami gingivitis sedang hingga parah.
Gusi sering berdarah dengan kondisi ini, yang dapat menyebabkan bercak darah pada muntah.
Tanda-tanda gingivitis kehamilan meliputi:
- Gusi bengkak,
- Gusi berdarah, terutama saat flossing atau menyikat gigi,
- Gusi lebih lunak atau lembut.
3. Hidung berdarah atau mimisan
Selama kehamilan, volume darah akan meningkat untuk membantu mendukung pertumbuhan rahim, plasenta, dan janin — dan ini termasuk pembuluh darah di hidung. Namun, karena pembuluh di hidung berdinding sangat tipis, pembuluh tersebut mungkin tidak selalu mampu menampung volume darah yang meningkat, yang terkadang bisa pecah.
Tapi jangan khawatir, perdarahan hidung kehamilan sangat umum terjadi. Satu dari lima ibu hamil akan mengalami mimisan di beberapa titik selama kehamilan.
Jika Mama mengalami hidung berdarah, Mama mungkin juga melihat darah dalam muntah. Saat Mama menyandarkan kepala saat mimisan, sebagian darah mungkin menetes dari rongga hidung ke tenggorokan, tempat darah dapat terkumpul. Nantinya, saat muntah, darah akan terbawa bersama muntahan.
Dalam beberapa kasus, muntah darah saat hamil merupakan gejala gangguan kesehatan yang bisa membahayakan janin dan ibu hamil. Oleh karena itu, segera periksakan diri ke dokter jika Mama mengalaminya, ya!
Semoga kehamilannya selalu sehat, Ma!
Baca juga:
- 9 Gejala Komplikasi Kehamilan yang Tidak Boleh Diabaikan
- 5 Fakta Mengenai Retensi Plasenta, Komplikasi Kehamilan Langka
- Banyak Makan Bisa Mencegah Komplikasi Kehamilan, Mitos atau Fakta?