Polusi berdampak buruk bagi ibu hamil, terutama untuk tumbuh kembang janin. Berikut beberapa efek paparan polusi selama kehamilan:
Paparan polusi udara yang buruk saat hamil pun diduga kuat turut memengaruhi masalah ini. Sebuah penelitian di Beijing, yang merupakan salah satu kota dengan polusi udara buruk di dunia, menemukan bahwa saat polusi udara di kota tersebut mulai diatasi, rata-rata berat lahir bayi mengalami peningkatan. Kondisi ini lebih rentan dialami oleh ibu hamil pada masa-masa di mana bayi sedang tumbuh dan berkembang pesat, yakni di usia kehamilan trimester pertama dan kedua.
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh The Stockholm Environment Institute (SEI) di University of York, hampir tiga juta bayi dilahirkan prematur setiap tahun karena pengaruh buruknya polusi udara. Selain itu, disebutkan pula bahwa anak-anak yang lahir jauh sebelum waktu perkiraan persalinan memiliki risiko signifikan kelainan neurologis dan cacat fisik permanen.
Sebuah penelitian Harvard University mengungkapkan bahwa perempuan yang terpapar polusi partikel tinggi selama trimester ketiga memiliki risiko dua kali lebih besar untuk melahirkan anak dengan autisme. Ini terutama jika ibu hamil tersebut tinggal di dekat jalan raya, di mana zat partikel udaranya paling tinggi.
Namun demikian, penelitian ini menemukan hasil bahwa kaitan antara paparan polusi udara buruk dan risiko autisme lebih besar pada trimester ketiga, dibandingkan pada trimester pertama.
Seperti diketahui bahwa polusi udara dapat memperburuk kondisi asma. Pada ibu hamil dengan asma, menghirup udara kotor bisa sangat berbahaya karena asma yang kambuh bisa berujung pada preeklamsia. Preeklamsia juga kerap dikaitkan dengan tekanan darah tinggi dan penurunan fungsi hati serta ginjal.
Jika asma yang kambuh tidak diobati dengan benar, janin berisiko mengalami kekurangan oksigen, gangguan tumbuh kembang, kelahiran prematur, dan berat lahir rendah. Yang perlu diperhatikan, beberapa penelitian juga menemukan bahwa paparan polusi udara dapat meningkatkan peluang bayi terserang asma di kemudian hari karena kerusakan plasenta.
Dilansir The Guardian, polusi udara memberikan dampak buruk bagi ibu hamil hampir sama seperti merokok. Salah satunya memperbesar risiko keguguran. Oleh sebab itu, menghirup udara bersih pun dianggap menjadi salah satu kebutuhan yang perlu dipenuhi ibu hamil.
Polusi udara diketahui dapat membahayakan janin dengan meningkatkan risiko kelahiran prematur dan berat lahir rendah. Nah, penelitian terbaru juga menemukan bahwa adanya partikel polusi di plasenta dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko keguguran.
Untuk mengurangi risiko dari paparan polusi udara saat hamil, berikut beberapa tips yang dapat Mama lakukan: