Awas, Kelebihan Konsumsi Garam saat Hamil Mengakibatkan Pembengkakan
Ketahui takaran konsumsi garam yang disarankan saat hamil
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat hamil, ada kalanya Mama menginginkan berbagai makanan yang membangkitkan selera. Sesederhana keripik, kerupuk, dan berbagai panganan lain yang memiliki rasa asin gurih. We feel you, Ma. Rasa asin gurih memang membuat mulut rasanya ingin mengunyah terus dan bikin ketagihan. Tetapi, awas, Ma. Harus pintar-pintar mengendalikan diri, lho.
Bukan hanya makanan manis yang harus dikendalikan konsumsinya ketika hamil. Makanan manis yang mengandung banyak garam juga perlu dibatasi.
Berikut Popmama.com merangkum informasi seputar dampak konsumsi garam berlebih ketika hamil, dilansir dari What to Expect:
Tubuh Mama Membutuhkan Natrium selama Masa Kehamilan
Natrium merupakan unsur kimia yang berfungsi untuk mengatur level cairan, suhu, dan tingkat pH tubuh kita. Sodium merupakan salah satu dari dua unsur (selain klorin), yang berpadu membentuk garam dapur atau natrium klorida.
Tanpa natrium yang cukup, fungsi dari otot, saraf, dan organ tubuh tidak akan berjalan seperti seharusnya. Manusia memang membutuhkannya, tentu saja dalam takaran yang secukupnya. Selama kehamilan, volume darah dan cairan tubuh meningkat. Natrium membantu menjaga semuanya agar tetap seimbang.
Selain itu, natrium atau garam yang mengandung yodium sangat penting untuk perkembangan otak dan sistem saraf bayi. Kekurangan mineral penting ini dapat menyebabkan cacat lahir, keguguran, hingga perkembangan otak abnormal pada janin yang berkaitan erat dengan kecacatan intelektual.
Seberapa Banyak Garam yang Aman Dikonsumsi ketika Hamil?
Menurut Dietary Guidelines for Americans yang diterbitkan oleh Department of Agriculture (USDA) dan Department of Health and Human Service, ibu hamil dianjurkan mengonsumsi garam sekitar satu sendok teh saja per harinya. Ukuran tersebut sama dengan enam gram garam, atau kurang dari 2.300 mg sodium per hari.
Efek Kebanyakan Garam pada Ibu Hamil
Bukan hanya ibu hamil saja yang merasakan efek samping apabila mengonsumsi terlalu banyak garam. Sebagian besar orang pada umumnya juga akan mengalami kembung atau rasa tidak nyaman, bahkan pusing. Yang paling berbahaya, mengonsumsi garam berlebih juga dapat meningkatkan tekanan darah.
Selain itu, kelebihan garam pada ibu hamil juga bisa menjadi masalah. Salah satunya adalah edema. Edema adalah pembengkakan pada wajah, tangan, pergelangan tangan dan kaki. Ini memang kondisi yang umum dialami ibu hamil. Namun, konsumsi garam berlebih dapat memicu terjadinya edema yang tak terkendali.
Keterkaitan Garam dan Tekanan Darah Tinggi
Kelebihan konsumsi garam menyebabkan tubuh menahan terlalu banyak cairan, yang dapat meningkatkan tekanan darah yang memompa melalui pembuluh darah kita. Ini memaksa tubuh bekerja lebih keras dari seharusnya. Akibatnya, terjadilah tekanan darah tinggi yang dapat menyebabkan stroke, gagal jantung, gagal ginjal, kanker lambung, osteoporosis, dan masih banyak lagi.
Tips Mengurangi Konsumsi Garam Sehari-hari
Berikut ini langkah-langkah sederhana yang dapat membantu Mama dalam usaha mengurangi konsumsi garam sehari-hari:
- Memasak sendiri makanan sehari-hari, karena dengan memasak sendiri, Mama bisa mengontrol jumlah garam yang digunakan.
- Menghindari makanan kemasan dan siap saji. Keduanya mengandung banyak garam untuk mengawetkan makanan.
- Ganti camilan kemasan seperti keripik, kue kering dan cake, dengan buah potong, sayuran, atau yoghurt rendah lemak.
- Cermati label di balik kemasan makanan yang Mama beli. Ingat, makanan yang tidak terasa terlalu asin di lidah pun masih mengandung garam tinggi yang tersembunyi dalam nama lain.
Itulah dampak kelebihan konsumsi garam saat hamil. Mengurangi konsumsi garam sehari-hari memang cukup menantang, tapi bisa dilakukan. Semoga informasi ini bermanfaat Ma!
Baca juga:
- 7 Cara Menurunkan Tekanan Darah Tinggi pada Ibu Hamil
- Tekanan Darah Tinggi pada Kehamilan Rentan Gangguan Kardiovaskular
- Pitting Edema pada Ibu Hamil Muda, Berbahayakah?