5 Mitos Kesuburan yang Masih Dipercaya Generasi Milenial, Cek Faktanya
Penjelasan di balik kepercayaan tentang kesuburan di kalangan milenials
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu sisi negatif dari kemajuan teknologi pada era generasi milenial adalah terlalu banyak informasi dan rentannya hoaks. Tidak terkecuali dalam hal kesuburan dan kehamilan, ada milyaran informasi di internet yang bisa menyesatkan pemahaman calon Mama.
Mitos turun temurun mengenai kesuburan dan kehamilan pun masih banyak yang dipercayai betul oleh calon Mama. Padahal, seiring dengan kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan reproduksi terus berkembang pesat.
Untuk membantu calon Mama menyaring informasi, Popmama.com akan menjelaskan beberapa mitos mengenai kesuburan yang masih dipercaya generasi milenial dan fakta yang sebenarnya. Yuk simak penjelasan berikut ini!
1. Kemandulan hanya masalah yang dimiliki perempuan
Perempuan seringkali memikul beban emosional dari ketidaksuburan, padahal menurut American Society for Reproductive Medicine (ASRM), sepertiga kasus ketidaksuburan sebenarnya disebabkan oleh faktor laki-laki. Sementara dua pertiga lainnya dikaitkan dengan faktor perempuan dan kombinasi masalah laki-laki dan perempuan atau penyebab yang tidak teridentifikasi.
Jangan khawatir jika calon Mama sudah program hamil selama satu tahun namun belum berhasil juga, segera periksakan diri dan pasangan ke spesialis kesuburan untuk menemukan penyebab dan solusi alternatif terhadap penghambat kesuburan.
2. Kontrasepsi kehamilan tidak memengaruhi kesuburan
Kontrasepsi memang sangat efektif untuk menunda kehamilan. Terutama bagi kamu yang ingin menunda kehamilan karena alasan medis. Namun apapun jenis kontrasepsinya, pasti memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus kamu ketahui sebelum menggunakannya.
Alat kontrasepsi berbasis hormon, biasanya dapat memengaruhi kesuburan setelah penggunaannya. Misalnya saja alat kontrasepsi suntik kombinasi. Setelah menghentikan penggunaan kontrasepsi suntik kombinasi yang mengandung hormon progestin dan estrogen, diperlukan setidaknya lima bulan untuk bisa mengembalikan kesuburan.
3. Kesuburan perempuan berhenti di usia 35 tahun
Rata-rata, perempuan lebih sulit untuk hamil setelah usia 35 tahun dibandingkan di usia 20-an, tetapi bukan berarti hal ini pasti berlaku untuk semua orang. Sebagian besar komunitas medis setuju bahwa usia 35 adalah angka acak berdasarkan data dari garis penalaran klinis yang ketinggalan zaman.
Bahkan jika kesuburan seseorang berkurang, ada banyak cara untuk meningkatkan peluang untuk hamil. Mulai dari menghitung kapan waktu paling subur sesuai siklus, pengobatan, inseminasi intrauterin, pembedahan untuk menghilangkan hambatan hamil, hingga bantuan teknologi reproduksi seperti In Vitro Fertilization (IVF).
Kembali lagi, tingkat keberhasilan untuk hamil setiap orang berbeda-beda, dan setiap bidan atau dokter ahli perlu melakukan pemeriksaan menyeluruh sebelum merekomendasikan atau tidak merekomendasikan program hamil bagi pasangan yang merencanakannya.
4. Kesuburan tidak ada hubungannya dengan makanan dan minuman sehari-hari
Meski sudah mencoba mengonsumsi makanan sehat setiap hari, faktanya memang ada nutrisi khusus yang dapat meningkatkan atau menurunkan tingkat kesuburan, baik pada laki-laki maupun perempuan.
Pasangan yang hendak melakukan program hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan dan anti-inflamasi seperti sayuran hijau, kelompok buah beri, alpukat, ikan berlemak, kacang-kacangan, biji-bijian, dan produk susu penuh lemak untuk meningkatkan kesuburan.
5. Mengurangi berat badan selalu baik untuk kesuburan
Berapa kali kita mendengar seorang teman mencoba menurunkan berat badan sebelum mencoba hamil? Sejatinya, berada pada berat badan yang ideal sangat membantu kesuburan, tapi cara mencapai berat badan ideal itulah yang penting.
Tidak disarankan untuk menggunakan pendekatan cepat dan ekstrim seperti puasa intermiten, keto, atau olahraga berlebihan. Hal ini karena penurunan berat badan yang drastis dapat menyebabkan stres pada tubuh yang justru dapat menghambat kesuburan. Kebiasaan hidup sehat jauh lebih penting dibandingkan angka yang muncul di timbangan.
Demikian lima mitos kesuburan yang masih banyak diyakini oleh kaum milenial. Apabila calon Mama sedang merencanakan program hamil, jangan lupa untuk periksa dan konsultasi kesuburan terlebih dahulu dengan dokter ahli kepercayaan!
Baca juga:
- 10 Pertanyaan yang Harus Diajukan ke Dokter Kandungan saat Promil
- Agar Cepat Berhasil, Pasangan Promil Wajib Perhatikan 5 Hal Ini
- Jaga Kesehatan Tubuh, 5 Rekomendasi Merek Suplemen untuk Program Hamil