Perlukah Perempuan Melakukan Tes Kesuburan setelah Menikah?
Apakah tes kesuburan benar-benar diperlukan saat program hamil?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semua perempuan tentunya ingin mempunyai momongan. Namun tidak semua perempuan memiliki keberuntungan untuk segera memiliki keturunan. Sebagian perempuan seringkali merasa resah saat menantikan kehadiran si Kecil di tengah keluarga.
Jangan takut untuk melakukan diagnosis infertilitas apabila kamu khawatir karena belum kunjung mendapatkan buah hati. Dengan melakukan tes, kamu akan mendapatkan stasus kesuburan kamu dan pasangan sehingga memudahkan program hamil yang akan dijalankan.
Tidak semua tes infertilitas bermakna bahwa tidak ada harapan untuk memiliki buah hati, konsultasikan keluhan yang terjadi kepada dokter. Agar mendapatkan informasi secara jelas.
Apa saja yang diperlukan saat melakukan tes kesuburan perempuan? Berikut Popmama.com rangkum informasinya dari berbagai sumber:
1. Lamanya waktu berusaha untuk hamil
Dokter akan bertanya berapa lama kamu sudah berusaha untuk hamil. Lebih dari 80 persen pasangan akan hamil dalam waktu satu tahun setelah menikah, jika perempuan berusia di bawah 40 tahun, dan mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi serta melakukan hubungan seks secara teratur seminggu tiga kali.
Dari mereka yang tidak hamil di tahun pertama, sekitar setengahnya akan merencanakan proses kehamilan di tahun kedua.
Kamu sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter bila belum kunjung hamil setelah setahun menikah dan berhubungan seksual secara teratur tanpa alat kontrasepsi.
2. Terbuka mengenai kehidupan seks pribadi kepada dokter
Dokter mungkin akan menanyakan seberapa sering kamu dan pasangan berhubungan seks dan apakah mengalami kesulitan saat berhubungan seks.
Kamu mungkin merasa tidak nyaman atau malu mendiskusikan kehidupan seks dengan dokter, tetapi dengan bersikap terbuka dan jujur justru akan membantu menangani permasalahan yang ada.
Jika masalah kesuburan berkaitan dengan seks, mungkin bisa diatasi dengan mudah.
3. Ingat apakah ada riwayat dan gejala medis yang pernah dialami
Saat berkonsultasi, kamu juga bisa mendiskusikan kondisi medis apa pun yang pernah kamu dan pasangan alami sebelumnya, termasuk infeksi menular seksual (IMS).
Jika terjadi pada seorang istri, dokter mungkin bertanya seberapa teratur menstruasi kamu dan apakah mengalami perdarahan di antara siklus menstruasi atau setelah berhubungan seks.
4. Perhatikan obat yang sering dikonsumsi
Beberapa obat dapat memengaruhi tingkat kesuburan. Dokter akan bertanya tentang obat apa pun yang sedang kamu konsumsi. Bila memang obat tersebut dapat memengaruhi kesuburan, dokter mungkin akan merekomendasikan pengobatan alternatif yang bisa dilakukan.
Kamu juga harus menyebutkan obat-obatan non-resep yang pernah digunakan, termasuk obat-obatan herbal.
Sebutkan secara detail supaya dokter dapat melakukan diagnosis yang tepat dan memberikan solusi yang bijak.
5. Tes darah untuk menguji kesuburan
Sampel darah mama dapat diuji untuk menentukan status kesuburan. Waktu tes pengujian didasarkan pada seberapa teratur siklus menstruasi.
Jika mengalami menstruasi yang tidak teratur, kamu bisa melakukan tes untuk mengukur hormon yang disebut gonadotrophins, yang merangsang ovarium untuk menghasilkan telur.
6. Tes untuk mengetahui penyebab infertilitas pada laki-laki
Tes infertilitas tidak hanya berlaku untuk para istri namun berlaku juga pada suami. Ada beragam tes yang perlu dilakukan untuk mendeteksi status kesuburan laki-laki. Salah satunya adalah analisis sperma. Ini untuk memeriksa masalah sperma, seperti jumlah sperma yang rendah atau sperma yang tidak bergerak dengan benar.
Itulah beberapa informasi mengenai tes kesuburan perempuan untuk mendukung program kehamilan yang akan kamu lakukan. Semoga informasi ini bermanfaat, ya.
Baca juga: