TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Awas! Sering Begadang Berpotensi Sebabkan Masalah Kesuburan

Tidur yang cukup untuk perempuan adalah 8-9 jam, dan laki-laki selama 8 jam

Pexels.com/Vlada Karpovich

Waktu tidur yang cukup sama pentingnya dengan makanan sehat dan olahraga bagi tubuh. Selain itu, beberapa penelitian juga menyimpulkan bahwa waktu tidur yang kurang memengaruhi kesuburan perempuan dan laki-laki.

Keseringan begadang bisa mengganggu fungsi hormon yang berkaitan dengan kesuburan. Kebanyakan perempuan yang mengalami masalah kesuburan, waktu tidurnya hanya enam jam setiap malam.

Seperti dikutip dari laman attainfertility.com, Ahli endokrinologi reproduksi Los Altos, Dr. Deborah A. Metzger, mengatakan bahwa waktu tidur yang direkomendasikan bagi perempuan yaitu 8-9 jam setiap malam untuk meningkatkan kesuburan.

Sebab saat tidur, tubuh sedang bekerja memperbaiki sel dan hormon.

Berikut Popmama.com rangkum informasi mengenai pengaruh begadang terhadap kesuburan.

Ada beberapa hormon yang memengaruhi kesuburan yang akan terganggu fungsinya jika seseorang kekurangan tidur yaitu Leptin dan Prolaktin.

Leptin adalah hormon yang menstimulasi otak untuk makan dan kenyang. Hormon yang diproduksi saat tidur ini akan menurun jika kita kurang tidur yang menyebabkan makan berlebihan atau tidak teratur.

Akibatnya berat badan bertambah (obesitas) yang membuat siklus menstruasi tidak teratur, bahkan mungkin tidak terjadi.

Prolaktin lebih dikenal sebagai hormon yang membantu kelancaran produksi ASI. Hormon ini yang juga dihasilkan saat tidur ini jika kadarnya terlalu tinggi atau rendah bisa menyebabkan masalah kesuburan.

Kadar prolaktin yang tinggi menyebabkan seorang perempuan tidak berovulasi selama siklus menstruasi, itu sebabnya menyusui bisa jadi kontrasepsi kehamilan. Sementara, tingkat prolaktin yang rendah berpotensi pada masalah kehamilan.

1. Kurang tidur sebabkan gangguan hormon

Pexels/Andrea Piacquadio

Ada beberapa hormon yang memengaruhi kesuburan yang akan terganggu fungsinya jika seseorang kekurangan tidur yaitu Leptin dan Prolaktin.

Leptin adalah hormon yang menstimulasi otak untuk makan dan kenyang. Hormon yang diproduksi saat tidur ini akan menurun jika kita kurang tidur yang menyebabkan makan berlebihan atau tidak teratur.

Akibatnya berat badan bertambah (obesitas) yang membuat siklus menstruasi tidak teratur, bahkan mungkin tidak terjadi.

Prolaktin lebih dikenal sebagai hormon yang membantu kelancaran produksi ASI. Hormon ini yang juga dihasilkan saat tidur ini jika kadarnya terlalu tinggi atau rendah bisa menyebabkan masalah kesuburan.

Kadar prolaktin yang tinggi menyebabkan seorang perempuan tidak berovulasi selama siklus menstruasi, itu sebabnya menyusui bisa jadi kontrasepsi kehamilan. Sementara, tingkat prolaktin yang rendah berpotensi pada masalah kehamilan.

2. Stres sebabkan gangguan tidur

Freepik/cookie_studio

Saat seseorang mengalami stres, kebiasaan tidur mereka juga akan terganggu. aat stres, tubuh akan meningkatkan hormon kortisol. Kadar kortisol yang tinggi membuat tubuh sulit rileks dan susah mendapatkan tidur yang berkualitas.

Masalah kesuburan yang diakibatkan waktu tidur tidak teratur sering dialami oleh para pekerja shift malam.

Temuan menunjukkan bahwa mereka memiliki siklus haid tidak teratur yang bisa menyebabkan masalah kesuburan.

Sebab, tubuh kita dijalankan oleh jam internal yang disebut ritme sirkadian yaitu proses biologis selama 24 jam yang berhubungan dengan siklus pagi-malam yang memengaruhi sistem fungsional tubuh manusia.

Ritme sirkadian mengendalikan produksi hormon melatonin dan kortisol. "Pekerja shift malam terus-menerus mengubah irama sirkadian mereka," terang Metzger.

Selain perempuan, laki-laki yang idealnya punya waktu tidur selama delapan jam per malam, jika kurang dari itu akan terngganggu kesuburannya.

Siklus REM (rapid eye movement) selama tidur sangat penting untuk kesuburan laki-laki. Siklus ini berupa fase saat otot-otot tidak bergerak namun otak menjadi sangat aktif. Fase tidur REM yaitu 90 menit pertama setelah tertidur.

Jika siklus REM terganggu, hormon kortisol (stres) meningkat sehingga memicu kadar testosteron menjadi rendah. Kadar testosteron yang rendah pada laki-laki menyebabkan penurunan gairah seksual dan produksi sperma, sehingga cukup menyulitkan terjadinya kehamilan.

Waktu tidur yang cukup juga penting dalam memroduksi hormon kesuburan lain seperti estrogen, progesteron, hormon luteinizing (LH) dan hormon perangsang folikel (FSH) pada perempuan.

Tubuh adalah sistem yang mengatur protein dan hormon, perlu bekerja seimbang untuk mencapai kondisi kesehatan dan kesuburan yang optimal. Tidur adalah kunci untuk menjaga keseimbangan sehat ini.

3. Cara mendapatkan waktu tidur yang cukup

Unsplash Ilustrasi tidur.

Supaya kamu punya waktu tidur yang cukup, berikut tips yang bisa kamu lakukan:

  • Konsisten dalam rutinitas tidur. Pergilah tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari. Jangan tidur seharian di akhir pekan, tidak peduli seberapa lelah yang kamu rasakan.
  • Hindari paparan sinar buatan karena bisa menghambat tidur nyenyakmu, seperti matikan TV, komputer dan jauhi handphone beberapa jam sebelum tidur.
  • Jika tidur siang, cukup sebentar saja. Terlalu banyak tidur di siang hari, akan mengganggu siklus tidur malam kamu.
  • Berolahraga setiap hari, tapi jangan terlalu dekat dengan waktu tidur.
  • Hindari kafein, alkohol, rokok, dan obat-obatan. Konsultasi pada dokter untuk mengetahui apakah ada obat yang sedang kamu konsumsi yang dapat mengganggu tidur kamu.
  • Mulailah rutinitas merilekskan tubuh sebelum tidur. Mandi air hangat dan makan satu atau dua jam sebelum tidur. Matikan lampu dan jaga suhu kamar sekitar 25 derajat celcius.

Demikian informasi mengenai dampak begadang terhadap kesuburan. Jika punya masalah tidur yang kronis, konsultasikan pada dokter atau lakukan terapi. Kita semua tahu tidur itu penting bagi kesehatan dan fungsi tubuh secara keseluruhan termasuk kesuburan.

Mendapatkan waktu tidur yang tepat dapat membantu kamu dan pasangan untuk hidup lebih sehat dan meningkatkan kesuburan.

Baca juga:

The Latest