6 Keuntungan Memiliki Anak di Usia 35 Tahun
Penelitian menjelaskan ada manfaat bagi Mama yang baru memilki anak di usia 35 tahun
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagian perempuan usia di atas 35 tahun yang belum memiliki anak, mulai mencemaskan kesehatan reproduksinya. Bagaimana tidak, beberapa fakta menunjukkan bahwa hamil di atas 35 tahun sangat berisiko.
Misalnya, mengenai jumlah sel telur perempuan yang katanya akan terus menurun seiring bertambahnya usia atau kehamilan di atas usia 35 tahun bisa meningkatkan risiko komplikasi kesehatan seperti hipertensi atau diabetes.
Di balik risikonya, ternyata ada lho manfaat hamil di usia tersebut, Ma. Melansir Parents, sebuah penelitian telah menemukan beberapa manfaat mengejutkan menjadi ibu di usia matang bagi Mama dan juga anak mama.
Berikut keuntungan memiliki anak di usia 35 tahunyang telahPopmama.com rangkum untuk Mama. Yuk, disimak!
1. Hamil di usia matang dapat meningkatkan kekuatan otak dan mental mama
Penelitian menyatakan bahwa memiliki anak di usia matang kisaran usia 35 tahun ke atas membuat kondisi mental para ibu jauh lebih kuat.
Pengalamanlah yang berperan penting membentuk mental mama. Karena Ibu dengan usia matang lebih dewasa dalam menghadapi kehamilan ini, biasanya mereka akan berusaha keras menjaga kandungannya.
Ibu hamil juga lebih menghindari stres dengan banyak mencari informasi tentang cara mengatur emosi.
Satu studi yang diterbitkan dalam Journal of American Geriatrics Society menguji 830 perempuan paruh baya untuk menentukan apakah ada hubungan antara memiliki bayi di usia lanjut dan kekuatan otak.
Mereka menemukan bahwa perempuan yang memiliki anak terakhir mereka setelah usia 35 tahun memiliki kognisi dan memori verbal yang lebih tajam.
Mereka juga menemukan bahwa ibu yang memiliki anak pertama setelah usia 24 tahun lebih baik dalam pemecahan masalah daripada rekan-rekan mereka yang memiliki anak sebelum usia 24 tahun.
2. Anak mungkin memiliki risiko cedera yang lebih kecil
Tentu saja seorang ibu, berapa pun usianya akan melindungi anaknya dengan sebaik mungkin.
Namun, beberapa penelitian menunjukkan fakta bahwa risiko cedera tak disengaja pada anak yang perlu perhatian medis menurun seiring dengan usia ibunya yang bertambah.
Suatu studi yang diterbitkan dalam British Medical Journal pada 2012 menemukan bahwa ada penurunan risiko cedera serius yang tidak disengaja pada anak usia tiga tahun berkaitan dengan usia ibu kandungnya, yaitu sekitar dari 36,6 persen pada anak yang memilki ibu berusia 20 menjadi sekitar 28,6 pada anak yang memiliki orangtua khususnya ibu yang berusia 40 tahun.
Studi lain yang lebih baru di Jepang juga menganalisis risiko cedera serius yang terjadi pada anak usia 18-66 bulan secara tidak disengaja juga mencapai kesimpulan yang sama.
Hal itu mungkin berkaitan dengan kesiapan mental seorang ibu yang lebih terlatih di usia matang. Namun, hal ini juga tidak bisa disamaratakan karena setiap ibu pasti memiliki cara asuh yang berbeda.
3. Siap secara emosional
Biasanya rasa tanggung jawab terbentuk setelah melewati proses pendewasaan yang datang seiring dengan bertambahnya usia.
Penelitian menunjukkan bahwa kedewasaan berperan penting dalam pengasuhan, sehingga perempuan yang usianya lebih dewasa kadang lebih baik dalam mengasuh.
Sebuah penelitian di Belanda yang diterbitkan European Journal of Development tahun 2017 mengamati perkembangan psikososial dua kelompok anak-anak pada usia 7, 11 dan 15 tahun.
Satu kelompok anak lahir dari ibu yang usianya lebih dari 31 tahun dan satunya lagi anak-anak yang lahir dari ibu dengan usia di bawah 31 tahun.
Ketika menganalisis perkembangan psikososial mereka, sangat mengejutkan ternyata ditemukan bahwa ibu yang lebih tua cenderung tidak memarahi atau mendisiplinkan anak-anak mereka secara fisik.
Secara keseluruhan, anak-anak dari ibu yang usianya lebih dari 31 tahun berperilaku lebih baik, bersosialisasi dengan baik dan sehat secara emosional di masa pra-remaja mereka.
Dengan kata lain, perilaku pengasuhan ibu dengan usia di atas 31 tahun yang lebih santai tampaknya telah membuahkan hasil bagi anak-anak tersebut.
4. Memberikan pendidikan yang baik untuk anak
Semakin lama pasangan menunggu untuk memiliki anak, semakin besar kemungkinan anak mereka akan tumbuh memahami tingkat teknologi yang lebih maju.
Kameelah Phillips, M.D., ahli obgyn di New York City menjelaskan anak-anak dari orangtua yang berusia lebih dari 35 tahun mendapat manfaat dari kemajuan pendidikan, teknologi, dan sosial yang telah dicapai para orangtua mereka selama tahun-tahun sebelum memutuskan punya anak.
Sebuah penelitian di Swedia mencatat bahwa anak-anak dari orangtua yang usianya lebih matang cenderung lebih sehat dan memilliki pendidikan yang lebih baik.
5. Stabil secara finansial
Banyak penelitian yang mendukung teori bahwa hasil kesehatan sering dikaitkan dengan berapa banyak uang yang ada di bank. Ya, kondisi finansial sangat mempengaruhi banyak aspek dalam kehidupan rumah tangga.
Memiliki anak di usia matang berarti para orangtua juga sudah mempersiapkan perencanaan finansial masa depan untuk calon buah hatinya.
Sebelum merencanakan kehamilan, biasanya pasangan ini akan fokus pendidikan dan karirnya terlebih dahulu sehingga ketika sudah siap hamil, mereka punya “tabungan” jangka panjang untuk anaknya kelak dan tidak terlalu kelimpungan dalam membiayai persiapan kehamilan atau kehidupan si Anaknya di masa depan.
Studi menunjukkan bahwa anak-anak dari ibu yang usianya sudah matang dan memilki pendidikan lebih lama, melakukan tes standar lebih baik dan lebih mungkin untuk pergi ke perguruan tinggi daripada teman mereka yang lahir dari ibu muda.
Sebenarnya, ini merupakan efek yang terkait dengan status sosial ekonomi setiap keluarga.
6. Memiliki harapan hidup lebih lama
Beberapa orang berpikir bahwa memiliki bayi di usia tua berarti harus menerima risiko bahwa mungkin para orangtua tidak akan memiliki energi dalam mengasuh anak-anaknya.
Lebih buruknya lagi, mereka tidak bisa menemani momen besar dalam kehidupannya anaknya.
Namun semua itu terbantahkan, beberapa orangtua yang memilki anak di usia matang ternyata tetap bisa mendampingi anaknya hingga dewasa.
Faktanya, sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan di Menopause menemukan bahwa perempuan yang memiliki anak setelah usia 33 tahun dua kali lebih mungkin untuk hidup hingga usia 95 tahun dibandingkan dengan perempuan yang memiliki anak terakhir sebelum usia 30 tahun dan hal ini adalah sesuatu yang patut dipertimbangkan para pasangan di luar sana.
Sebetulnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan lagi para pasangan mengenai merencanakan kehamilan di usia matang di sekitar usia 35 tahun. Pertama, yakni mengonsultasikan hal ini dengan dokter kandungan apakah aman bagi Mama untuk hamil di usia tersebut.
Secara mental mungkin memang sudah tepat waktunya, namun kondisi fisik seorang perempuan terutama kesehatan reproduksi yang menjadi fokus pentingnya.
Itulah keuntungan memilki anak di usia 35 tahun. Semoga dapat membantu ya, Ma!
Baca juga :
Berencana Hamil di Usia 40 Tahun? Ketahui Manfaat dan Risikonya
Berencana Hamil setelah Usia 35 Tahun? Perhatikan Tips Ini, Ma