Penyebab Vagina Bau saat Ovulasi menurut Ahli
Hati-hati apabila vagina berbau menyengat saat ovulasi, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apabila saat ini Mama sedang menjalani program hamil, pastinya Mama ingin tahu seputar ovulasi atau masa subur. Ovulasi sendiri terjadi sekitar 12–14 hari sebelum hari pertama menstruasi mama yang berikutnya.
Terdapat berbagai macam tanda ovulasi seperti kram pada perut, payudara terasa nyeri, sering buang air kecil, dan sebagainya. Namun, tahukah Mama bahwa vagina bahkan dapat berbau saat masa ovulasi? Kira-kira apa, ya, penyebabnya?
Nah, berikut Popmama.com rangkum penyebab vagina bau saat ovulasi menurut ahli.
1. Penyebab vagina bau saat ovulasi
Perubahaan aroma pada vagina terjadi karena meningkatnya kadar estrogen saat mendekati masa ovulasi.
Estrogen yang meningkat membantu menghasilkan zat tepung yang disebut glikogen dan terbukti meningkatkan keseimbangan PH pada jaringan vagina. Hal inilah yang membuat aroma vagina berubah.
"Seluruh PH vagina dan lendir serviks berubah selama ovulasi. Leher rahim menghasilkan lendir yang disukai sperma. Sperma yang hidup dalam lendir kemudian dilepaskan ke dalam rahim selama beberapa hari. Itulah mengapa pembuahan dapat terjadi selama 48 hingga 72 jam setelah hubungan seksual," jelas Dr. Alan Lindemann, dilansir dari Romper.
Lendir yang dihasilkan juga biasanya jernih atau keruh, bahkan bisa berwarna putih. Namun, ciri-ciri lendir yang subur tidak hanya dilihat dari rasa dan penampilannya.
2. Lendir berubah, bau ikut berubah
Selama siklus, lendir vagina akan berubah dan ketika berubah, bau yang dihasilkannya juga ikut berubah.
"Pada paruh pertama siklus, saat tubuh mulai berovulasi, perempuan akan mengalami keputihan yang jernih dan berserabut dengan sedikit atau tanpa bau. Jika berbau, biasanya baunya sedikit manis karena keasaman vagina. Sedangkan, setelah berovulasi, lendir akan menjadi lebih kental dan berwarna agak keputihan dan baunya akan lebih beraroma cuka," kata Molly O’Shea, dilansir dari Romper.
3. Bisa jadi tanda adanya infeksi
Dalam banyak kasus, bau vagina yang menyengat adalah tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
Seperti yang dikatakan Lauren Streicher, seorang profesor kebidanan dan ginekologi klinis di Northwestern University Feinberg School of Medicine, bahwa bau vagina yang sehat seharusnya tidak terlalu menyengat.
"Seharusnya tidak ada bau yang menyengat dan tidak berbau amis seperti ikan," jelasnya.
Dilansir dari Healthline, jika mencium bau vagina yang amis, hal ini mungkin disebabkan oleh keringat, infeksi bakteri, atau bahkan faktor genetik. Namun, penyebab yang paling umum adalah vaginitis, infeksi atau peradangan pada vagina.
Perlu diingat bahwa siklus setiap orang berbeda, dan tidak ada jaminan bahwa aroma tertentu menandakan bahwa Mama siap untuk memiliki bayi.
Segeralah periksa ke dokter apabila vagina berbau terlalu menyengat, agar Mama mendapat penanganan lebih lanjut.
4. Perubahaan yang terjadi saat ovulasi
Saat ovulasi, ada banyak perubahan yang terjadi pada tubuh, termasuk perubahan aroma. Tidak hanya vagina yang mengalami perubahaan aroma, tetapi juga tubuh.
Masih dari Romper, Association for Psychological Science menemukan bahwa laki-laki yang mencium aroma kaus perempuan yang sedang berovulasi menunjukkan tingkat testosteron yang lebih tinggi daripada laki-laki yang mencium kaus perempuan yang tidak berovulasi.
Jadi, saat sedang berovulasi tubuh seperti memiliki parfum bawaan. Sebuah penelitian di Universitas California juga menemukan bahwa nada suara perempuan menjadi lebih tinggi saat mereka berovulasi. Begitu juga dengan Universitas New Mexico yang menemukkan bahwa lap dancers terbukti mendapatkan lebih banyak tip saat mereka menari pada masa ovulasi.
Nah, itulah penjelasan penyebab vagina bau saat ovulasi menurut ahli. Semoga bermanfaat, ya, Ma.
Baca juga:
- Banyak Dialami dan Mengganggu, Wajarkah Nyeri dan Kram saat Ovulasi?
- Tips Merawat Tubuh setelah Ovulasi agar Program Hamil Berhasil
- Mengalami Nyeri di Perut saat Ovulasi, Apakah Ini Normal?