TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Keuntungan dan Risiko Hamil Berdasarkan Usia Ibu

Pertimbangkan faktor usia saat merencanakan kehamilan, Ma

Pexels/cottonbro studio

Usia termasuk salah satu faktor yang kerap menjadi pertimbangan saat seorang perempuan memutuskan hamil. Sebagian dari Mama mungkin tidak terlalu mempermasalahkan faktor usia ketika meyakini kondisi kesehatannya tetap terjaga.

Akan tetapi, biasanya semakin tua usia perempuan saat hamil akan disertai dengan semakin meningkatnya risiko kesehatan diri sekaligus janin yang dikandungnya.

Usia ibu hamil yang lebih tua pun terkadang disertai dengan peningkatan risiko komplikasi, seperti tekanan darah tinggi atau diabetes gestasional yang dapat memengaruhi kondisi kehamilan. Bahkan, kondisi yang tidak diinginkan seperti keguguran sangat mungkin terjadi.

Itulah mengapa, Mama sebaiknya perlu mengetahui keuntungan dan risiko hamil berdasarkan usia ibu. Lebih lanjut, berikut Popmama.com sajikan penjelasannya yang bisa Mama cermati.

1. Keuntungan dan risiko hamil di usia 20-an

Pexels/RDNE Stock project

Keuntungan:

Hamil di usia 20-an akan menjadi keputusan terbaik karena waktu ini merupakan usia subur bagi perempuan serta kondisi tubuh secara fisik sedang prima.

Selain itu, risiko terjadinya komplikasi sepanjang kehamilan, seperti tekanan darah tinggi, diabetes gestasional, atau keguguran juga masih rendah. Jika rutin berolahraga dan menjaga pola makan, proses melahirkan nantinya akan lebih mudah dan lebih cepat mengembalikan bentuk tubuh.

Bayi pun sangat kecil kemungkinannya untuk mengalami cacat lahir seperti down syndrome atau kelainan kromosom lain. Pasalnya, sel telur di usia 20-an masih relatif muda sehingga tingkat kerentanan terhadap kelainan kromosom juga masih sangat kecil.

Risiko:

Akan tetapi, ada risiko bagi beberapa perempuan yang mungkin secara emosional belum siap untuk hamil. Di usia ini, perempuan kebanyakan masih berfokus pada karier atau pernikahan daripada merencanakan kehamilan.

Selain itu, permasalahan citra tubuh saat hamil bisa saja menjadi masalah bagi kebanyakan perempuan di usia 20-an karena tidak ingin bentuk tubuhnya berubah saat mengandung dan menyusui.

2. Keuntungan dan risiko hamil di usia 30-an

Pexels/Antoni Shkraba

Keuntungan:

Tingkat kesuburan perempuan di usia 30-an akan mulai menurun secara bertahap. Akan tetapi, bila Mama berencana melakukan program in vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung, tingkat keberhasilannya justru lebih tinggi dibandingkan usia yang lebih tua.

Mengacu pada penelitian, perempuan yang melahirkan anak pertama di usia 34 tahun akan menjadi 14 tahun lebih muda daripada perempuan yang telah memiliki anak di usia 18 tahun. Sebab, mereka cenderung mampu melindungi diri dari tekanan yang dapat memicu masalah kesehatan secara biologis maupun psikologis.

Tak hanya itu, perempuan di usia 30-an tentunya masih memiliki banyak stamina dan kualitas yang baik dalam mengasuh anak. Dari segi emosional, mereka juga mampu mengenal dirinya lebih baik dibanding perempuan di usia 20-an.

Risiko:

Sayangnya, kesempatan hamil di usia awal 30-an sedikit lebih rendah daripada usia 20-an. Tingkat keguguran, kejadian down syndrome, atau kelainan kromosom lainnya pun di usia ini sedikit lebih tinggi kemungkinannya dari perempuan yang hamil di usia 20-an.

Ditambah, perempuan yang hamil di usia 30-34 tahun cenderung lebih besar kemungkinannya akan melakukan persalinan melalui operasi caesar.

Meskipun demikian, Mama tetap bisa mengusahakan untuk mempersiapkan persalinan dengan baik. Sebab, masih banyak pula perempuan hamil di usia ini yang berhasil melahirkan secara normal.

3. Keuntungan dan risiko hamil di usia lebih dari 35 tahun

Pexels/Daniel Duarte

Keuntungan:

Jika Mama menginginkan keturunan bayi kembar, kesempatan ini akan lebih meningkat di usia 35 tahun atau lebih. Kemungkinan ini bisa terjadi sebab usia perempuan sudah lebih matang sehingga kadar follicle-stimulating hormone (FSH) pun dapat meningkat.

Saat peningkatan hormon ini terjadi, terdapat kemungkinan bagi perempuan untuk bisa melepaskan lebih dari satu sel telur selama siklus serta meningkatkan pula kemungkinan kelahiran kembar.

Risiko:

Meskipun demikian, tingkat kesuburan perempuan setelah usianya lebih dari 35 tahun akan semakin berkurang sehingga mereka pun akan cenderung lebih sulit hamil.

Risiko kelahiran dengan operasi caesar, komplikasi selama hamil, tekanan darah tinggi, serta diabetes gestasional juga turut meningkat dua hingga tiga kali lipat pada perempuan hamil di atas 35 tahun.

Selain itu, risiko lain yang meningkat di usia ini berupa janin keguguran, bayi lahir mati, serta risiko bayi lahir down syndrome atau penyakit kelainan kromosom lainnya. Namun, Mama bisa melakukan skrining prenatal untuk mengetahui kondisi bayi nantinya akan mengalami kelainan kromosom atau tidak.

4. Keuntungan dan risiko hamil di usia lebih dari 40 tahun

Pexels/Amina Filkins

Keuntungan:

Menurut penelitian terbaru, bayi yang lahir dari ibu berusia 40 tahun cenderung bisa hidup lebih lama. Pasalnya, hormon estrogen yang masih banyak diproduksi pada wanita subur akan berdampak dalam memperpanjang kehidupan pada jantung, tulang, serta organ lainnya.

Risiko:

Meski terdapat keuntungan bayi dapat hidup lebih lama, kehamilan di usia lebih dari 40 tahun sangat kecil kemungkinannya. Bahkan, diperkirakan kurang dari 1% perempuan usia 40-44 tahun yang memiliki bayi.

Selain itu, hamil pada usia ini lebih meningkatkan kemungkinan terjadinya sembelit, tekanan pada kandung kemih, vagina kendur, serta payudara kendur. Untuk meminimalkan dampak ini, Mama bisa menjaga berat badan tubuh selama hamil serta aktif berolahraga.

Keguguran di usia ini pun lebih meningkat karena kondisi sel telur tidak sebaik ketika berusia muda serta dinding rahim tidak cukup tebal. Risiko bayi mengalami down syndrome atau kelainan kromosom akan terus meningkat hingga pada usia yang lebih tua.

5. Keuntungan dan risiko hamil di usia lebih dari 45 tahun

Pexels/Amina Filkins

Keuntungan:

Keuntungan hamil di usia lebih dari 45 tahun bagi perempuan mungkin akan lebih menjaga kesehatan dan kandungannya lantaran mengetahui adanya risiko yang cukup tinggi.

Mereka yang hamil di usia ini akan lebih khawatir terhadap kondisi kesehatan janinnya sehingga lebih menjaga kesehatan melalui pola hidup sehat serta pemeriksaan kehamilan secara rutin.

Risiko:

Tentunya, peluang memiliki bayi di usia lebih dari 45 tahun bagi perempuan akan sangat kecil. Lebih dari setengah perempuan yang berhasil hamil di usia ini pun biasanya terjadi melalui program bayi tabung serta melalui donor sel telur.

Namun, lebih dari setengah dari seluruh kehamilan perempuan di atas usia 45 tahun mengalami keguguran sebelum usia 20 minggu kehamilan.

Risiko bayi lahir meninggal, penyakit down syndrome, atau kelainan kromosom lainnya juga akan meningkat tajam seiring dengan bertambahnya usia yang lebih tua.

Nah, itulah beberapa keuntungan dan risiko hamil berdasarkan usia ibu sebagai pertimbangan bagi Mama yang tengah merencanakan kehamilan. Semoga bermanfaat, ya, Ma!

Baca juga:

The Latest