TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Bisakah Aborsi Menyebabkan Kehamilan Ektopik? Ini Faktanya!

Tidak ada bukti bahwa aborsi menyebabkan kehamilan ektopik

Banyak orang bertanya-tanya apakah aborsi bisa menyebabkan kehamilan ektopik, dan ini adalah kekhawatiran yang sering muncul.

Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang dibuahi menempel di luar rahim, biasanya di tuba falopi, yang dapat berisiko membahayakan kesehatan.

Meskipun ada penelitian lama yang menunjukkan kemungkinan hubungan antara aborsi dan kehamilan ektopik, penelitian terbaru justru tidak mengonfirmasi hubungan langsung antara keduanya.

Oleh karena itu, penting untuk memisahkan fakta dari mitos agar Mama mendapatkan pemahaman yang lebih jelas. 

Untuk kali ini Popmama.com akan membahas lebih lengkap mengenai bisakah aborsi menyebabkan kehamilan ektopik? Simak dan perhatikan dengan baik ya!

Apakah Aborsi Menyebabkan Kehamilan Ektopik?

freepik/rawpixel.com

Melansir dari American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), tidak ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa aborsi dapat menyebabkan kehamilan ektopik.

Dalam sebuah penelitian, hanya 22% dari 158 perempuan yang mengalami kehamilan ektopik yang pernah melakukan aborsi yang diinduksi. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok perempuan yang memiliki bayi sehat (12%) atau yang tidak hamil (18%).

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa semakin banyak aborsi yang dilakukan, semakin tinggi risikonya, yang mengarah pada dugaan adanya hubungan yang bergantung pada dosis antara aborsi dan kehamilan ektopik.

Namun, tidak ada penelitian terbaru atau studi besar yang mengonfirmasi hubungan ini, dan beberapa penelitian justru membantahnya.

Apa Itu Kehamilan Ektopik?

pixabay/pixabay

Melansir dari Medical News Today, kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel di luar rahim, biasanya di tuba falopi.

Penyebab pasti dari kondisi ini masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi infeksi merupakan salah satu faktor risiko yang diketahui.

Infeksi pada saluran reproduksi bisa menjadi komplikasi dari aborsi bedah. Namun, pada aborsi yang dilakukan secara aman dan legal, hal ini sangat jarang terjadi, dan dokter biasanya dapat segera mengobatinya dengan antibiotik.

Beberapa dokter bahkan mungkin memberikan antibiotik sebagai tindakan pencegahan untuk menghindari infeksi berkembang.

Faktor Risiko yang Menyebabkan Kehamilan Ektopik

freepik/prostooleh

Melansir dari Medical News Today, beberapa faktor risiko lain yang diketahui dapat meningkatkan kemungkinan kehamilan ektopik meliputi merokok, usia ibu yang lebih tua, serta riwayat kehamilan ektopik sebelumnya.

Selain itu, infeksi panggul yang pernah dialami dan kerusakan pada tuba falopi juga dapat meningkatkan risikonya.

Penggunaan teknologi reproduksi berbantuan, seperti fertilisasi in vitro (IVF), serta kehamilan yang terjadi meskipun menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim, juga merupakan faktor risiko yang perlu diperhatikan oleh Mama.

Faktor-faktor ini menunjukkan bahwa banyak faktor yang dapat berkontribusi pada kemungkinan terjadinya kehamilan ektopik, meskipun tidak semua perempuan yang terpapar faktor risiko ini akan mengalaminya.

Apakah Sulit untuk Memiliki Bayi setelah Aborsi?

freepik/rawpixel.com

Melansir dari Medical News Today, aborsi yang dilakukan dengan aman jarang mempengaruhi kemampuan Mama untuk hamil di masa depan. Mama bisa kembali subur dengan cepat, bahkan kadang-kadang sebelum periode menstruasi berikutnya.

Oleh karena itu, Mama dapat mendiskusikan pilihan kontrasepsi sebagai bagian dari konsultasi, sehingga Mama bisa merencanakan kapan ingin hamil di masa mendatang.

Aborsi jarang menimbulkan komplikasi yang dapat mempengaruhi kesuburan, asalkan Mama mendapatkan perawatan yang tepat jika terjadi masalah, seperti penyakit radang panggul.

Namun, komplikasi seperti itu sangat jarang terjadi di tempat-tempat yang menyediakan perawatan aborsi yang legal dan aman.

Nah, itu dia informasi mengenai bisakah aborsi menyebabkan kehamilan ektopik? Ternyata tidak ada bukti yang cukup untuk menunjukkan bahwa aborsi secara langsung menyebabkan kehamilan ektopik.

Baca juga:

The Latest