Dokter Ungkap Hampir 40 Persen Sperma Suami Kini Banyak Kelainan
Tetap jaga kesuburan Papa ya!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama dan Papa, Prof. Dr. dr. Tono Djuwantono, Sp.OG(K) mengungkapkan bahwa hampir 40 persen sperma suami mengalami kelainan. Temuan ini tentu sangat memprihatinkan dan menunjukkan pentingnya memperhatikan kesehatan reproduksi.
"Sekarang 40% laki-laki makin lama makin meningkat gangguan spermanya kita kan ngomong wanitanya terus nih, laki-lakinya juga sekarang banyak kelainan paling mudahkan sebetulnya periksa sperma dulu, begitu spermanya kelainan berarti sudah satu point," kata Prof. Dr. dr. Tono Djuwantono, Sp.OG(K) melansir dari YouTube @Nikita Willy Official
Kelainan pada sperma dapat memengaruhi kesuburan dan meningkatkan risiko masalah kesehatan pada keturunan, sehingga penting bagi pasangan untuk memahami faktor-faktor yang dapat memengaruhi kualitas sperma.
Oleh karena itu, Mama dan Papa perlu berdiskusi mengenai langkah-langkah yang bisa diambil untuk meningkatkan kesehatan reproduksi.
Penasaran apa saja penyebab sperma suami kini banyak kelainan dan apa saja solusinya? Kali ini Popmama.com telah berhasil mengulasnya. Simak dengan baik ya Ma!
1. Gaya hidup tidak sehat
Gaya hidup tidak sehat dapat berdampak signifikan pada kesehatan secara keseluruhan, termasuk kualitas sperma. Kebiasaan seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan pola makan yang buruk dapat mengurangi kesuburan laki-laki.
Selain itu, kurangnya aktivitas fisik dan obesitas juga berkontribusi pada masalah ini, karena keduanya dapat memengaruhi hormon dan kesehatan reproduksi.
Stres yang berkepanjangan juga menjadi faktor penting yang sering diabaikan. Ketika seseorang mengalami stres, kadar hormon dapat terganggu, yang pada gilirannya dapat memengaruhi produksi sperma.
Oleh karena itu, penting bagi Mama dan Papa untuk mengadopsi gaya hidup sehat dengan makan makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres untuk meningkatkan kesehatan reproduksi dan mendukung kesuburan.
2. Kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok, melansir dari Healthline, terutama jika menghisap lebih dari 10 batang rokok per hari, dapat memiliki dampak serius pada kesehatan. Merokok meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk kanker paru-paru, penyakit jantung, dan gangguan pernapasan.
Selain itu, paparan zat-zat berbahaya dalam rokok dapat merusak sistem tubuh secara keseluruhan. Papa, menjaga kesehatan sangat penting, dan mengurangi atau berhenti merokok bisa menjadi langkah yang baik.
Tak hanya berdampak pada kesehatan umum, merokok juga memengaruhi kesehatan sperma. Penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat menurunkan jumlah sperma, mengurangi motilitas, dan menyebabkan kelainan bentuk sperma. Ini berpotensi menghambat kesuburan dan menyebabkan masalah reproduksi di masa depan.
3. Penggunaan obat-obatan terlarang
Melansir dari Healthline, penggunaan obat-obatan terlarang dapat menyebabkan kelainan pada sperma dengan menurunkan kualitas dan jumlahnya, mengganggu keseimbangan hormon, serta merusak DNA sperma.
Zat-zat seperti ganja, kokain, dan steroid anabolik berdampak negatif pada produksi dan motilitas sperma. Selain itu, efek psikologis dari penyalahgunaan obat dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang berkontribusi pada masalah kesuburan.
Gaya hidup tidak sehat yang sering menyertai penggunaan obat juga dapat memperburuk kondisi ini. Oleh karena itu, penting bagi Papa untuk menghindari obat terlarang demi menjaga kesehatan reproduksi.
4. Stres
Melansir dari Mayo Clinic, Stres bisa memengaruhi kesehatan sperma. Stres berkepanjangan dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh, terutama hormon yang berperan dalam produksi sperma, seperti testosteron.
Ketika hormon stres seperti kortisol meningkat, produksi testosteron dapat menurun, yang pada akhirnya berdampak pada jumlah, pergerakan, dan kualitas sperma.
Stres juga bisa menyebabkan gaya hidup tidak sehat, seperti pola tidur yang buruk, pola makan yang kurang baik, atau konsumsi alkohol yang meningkat, yang semuanya berpengaruh negatif pada kualitas sperma.
Selain itu, stres bisa meningkatkan risiko peradangan dalam tubuh, yang juga dapat berdampak negatif pada kesehatan reproduksi laki-laki.
5. Usia lanjut
Usia lanjut dapat menyebabkan kelainan pada sperma. Seiring bertambahnya usia, produksi sperma dan kualitasnya cenderung menurun.
Faktor-faktor seperti penurunan kadar testosteron, perubahan hormonal, dan penurunan kesehatan umum dapat berkontribusi pada masalah ini. Selain itu, sperma yang dihasilkan oleh laki-laki yang lebih tua memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kerusakan DNA, yang dapat berdampak negatif pada kesuburan dan kualitas keturunan.
Oleh karena itu, meskipun laki-laki dapat tetap subur pada usia lanjut, kualitas sperma sering kali berkurang seiring bertambahnya usia.
Cara Meningkatkan Kesuburan dan Sukes Promil Menurut Dokter
Meningkatkan kesuburan adalah perhatian penting bagi banyak pasangan yang ingin memiliki anak, Mama dan Papa. Dalam perjalanan ini, ada berbagai faktor yang memengaruhi kesuburan, mulai dari kondisi fisik hingga aspek emosional.
Menurut dokter, memahami faktor-faktor ini dapat membantu pasangan mengambil langkah-langkah yang lebih efektif dalam mendukung kesehatan reproduksi Mama dan Papa. Berikut beberapa cara meningkatkan kesuburan menurut Prof. Dr. dr. Tono Djuwantono, Sp.OG(K):
Kerja sama antara suami istri harus solid
Cara pertama untuk meningkatkan kesuburan, menurut dokter, adalah memastikan kerja sama antara suami dan istri tetap solid. Mama dan Papa perlu saling mendukung dan tidak saling menyalahkan dalam proses ini. Komunikasi yang baik dan saling memahami dapat menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung bagi keduanya.
Dengan bersatu menghadapi tantangan ini, pasangan dapat lebih fokus pada upaya bersama untuk meningkatkan peluang kehamilan. Kerjasama yang solid juga membantu mengurangi stres, yang bisa menjadi faktor penghalang kesuburan.
"Kerja sama antara suami istri harus solid dan jangan saling menyalahkan satu sama lain," kata Prof. Dr. dr. Tono Djuwantono, Sp.OG(K) melansir dari YouTube @Nikita Willy Official
Perbaiki pola hidup
Perbaikan pola hidup sangat penting dalam meningkatkan kesuburan, terutama jika salah satu atau kedua pasangan mengalami masalah berat badan, seperti obesitas.
Mama dan Papa perlu menyadari bahwa mencapai berat badan ideal dapat berkontribusi besar terhadap kesehatan reproduksi.
Jika seseorang memiliki berat badan berlebih, perubahan gaya hidup yang meliputi pola makan yang sehat dan aktivitas fisik yang teratur bisa membantu.
"Perbaiki pola hidup kalau bisa pada berat badan ideal kalau dia obesitas, saya pun sering tolak dulu dan nggak mungkin kalau obesitas kita lakukan kalau tidak, hasil akhirnya akan jelek dan mungkin kalau merubah pola hidup akan bisa hamil sendiri dan sudah banyak yang melakukan itu," kata Prof. Dr. dr. Tono Djuwantono, Sp.OG(K).
Carilah dokter yang terpercaya
Mencari dokter yang terpercaya untuk masalah kesuburan sangat penting, Mama dan Papa. Dokter spesialis infertilitas memiliki pendidikan tambahan yang memadai.
Jika masalah kesuburan terbilang sederhana, dokter obstetri-ginekologi (obgyn) mungkin dapat memberikan pelayanan yang diperlukan.
Namun, untuk kasus yang lebih kompleks, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis infertilitas yang berpengalaman.
"Kami akui dokter untuk infertilityitu punya Pendidikan tambahan dan Ketika ada pelayanan infertilityyang sederhana itu dokter obgyn itu bisa tapi ketika ada kompleks kelainan nya harus ke dokter yang sudah berpengalaman dan dokter itu harus sekolah 6 bulan," kata Prof. Dr. dr. Tono Djuwantono, Sp.OG(K).
Nah itu dia beberapa informasi mengenai penyebab sperma suami kini banyak kelainan dan apa saja solusinya. Bagaimana Ma menarik ya, tetap jaga kesehatan dan kesuburuan Mama dan Papa ya!
Baca juga:
- Kualitas Sperma Menurun karena Sering Main Gawai? Ini Faktanya!
- Penyebab Gerakan Sperma Kurang Lincah dan Cara Mengatasinya
- 7 Rekomendasi Buah Penyubur Sperma agar Cepat Hamil