Laki-Laki Harus Menjaga Kualitas Sperma sebelum Melakukan Inseminasi
Selalu pastikan kesehatan sperma untuk melakukan proses ini ya Pa!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Spesialis andrologi, dr. William, Sp. And, menjelaskan bahwa para suami perlu melakukan beberapa langkah persiapan untuk memastikan kualitas sperma yang optimal, terutama ketika berencana mengikuti prosedur inseminasi atau intra uterine insemination (IUI).
Menurutnya, menjaga gaya hidup sehat sangat penting, seperti menghindari kebiasaan buruk, mengatur pola makan, dan rutin berolahraga.
Dr. William juga menambahkan bahwa kualitas sperma dapat lebih teroptimalkan jika kondisi tubuh secara keseluruhan dalam keadaan baik.
“Mungkin bisa diinseminasi setelah kita optimalkan dulu kondisinya. Mungkin pakai obat-obatan tertentu atau ada kondisi lainnya mungkin hormonnya nggak bagus, bisa optimalkan. Kalau sudah mencapai standar syarat minimal, itu bisa kita usahakan untuk inseminasi,” kata dr. William, Sp. And dalam diskusi yang digelar Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah, di Jakarta, Selasa (19/11/2024).
Lantas, apa yang perlu dilakukan untuk menjaga kualitas sperma sebelum melakukan inseminasi?
Untuk itu, kali ini Popmama.com telah berhasil mengulasnya, simak dan perhatikan dengan baik agar Papa siap untuk proses inseminasi.
Perbaiki Faktor Risiko
Dr. William, Sp. And menjelaskan bahwa untuk mengoptimalkan kualitas sperma, Papa perlu memperhatikan dan memperbaiki beberapa faktor risiko yang dapat memengaruhi kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, kadar gula darah yang tidak terkontrol, dan kolesterol tinggi.
"Zaman sekarang tuh banyak ya pola hidupnya yang nggak sehat, mungkin dia tidak tahu kalo ternyata ada penyakit tertentu tiba-tiba ketahuan seperti darah tinggi, diabetes, kolesterol dan lainnya. itu sangat mempengaruhi kondisi sperma," jelas dr. William.
Selain itu, penting juga untuk mengubah pola hidup yang tidak sehat, seperti kebiasaan makan makanan cepat saji yang tinggi lemak dan garam, serta kurangnya aktivitas fisik.
Dengan menjaga keseimbangan kondisi tubuh melalui pola makan yang lebih sehat, rutin berolahraga, dan memantau kondisi kesehatan secara menyeluruh, untuk kualitas sperma bisa lebih baik.
Dapat meningkatkan peluang keberhasilan dalam proses kehamilan, khususnya pada prosedur inseminasi atau intra uterine insemination (IUI).
Perbaiki Kondisi Khusus
Dr. William juga menekankan bahwa jika terdapat gangguan hormonal, hal tersebut perlu segera diatasi dan distabilkan hingga mencapai level yang optimal.
Kondisi hormonal yang tidak seimbang dapat menghambat produksi sperma yang sehat dan berfungsi dengan baik, serta dapat mempengaruhi fungsi seksual.
"Spermanya ada, tapi dia mungkin susah ereksi gimana mau penetrasi, menyalurkan spermanya aja itu nggak bisa,” jelasnya.
Papa, sangat penting untuk memastikan bahwa hormon-hormon tubuh berada dalam kisaran yang sehat, karena keseimbangan hormon yang baik berperan besar dalam meningkatkan kualitas sperma dan memperbaiki disfungsi seksual yang mungkin terjadi.
Menjaga dan Meningkatkan Kualitas Sperma
Dalam upaya untuk meningkatkan peluang keberhasilan inseminasi, Papa juga perlu menjaga dan memperbaiki kualitas sperma agar proses pembuahan pada indung telur dapat terjadi dengan optimal.
Salah satu cara yang disarankan adalah dengan menjaga berat badan tetap ideal melalui pola makan sehat dan rutin berolahraga.
Dr. William menyarankan untuk melakukan olahraga ringan hingga sedang, seperti jalan santai, senam, yoga, jogging, atau bersepeda.
Aktivitas ini bermanfaat untuk meningkatkan sirkulasi darah, memperbaiki kondisi tubuh secara keseluruhan, dan menjaga kesehatan reproduksi
Namun, Papa, sangat penting untuk menghindari olahraga yang terlalu berat atau ekstrem, karena bisa menyebabkan kelelahan dan menurunkan kualitas sperma.
Jalani Periode Abstinensia
Abstinensia dalam konteks kesuburan laki-laki merujuk pada periode di mana laki-laki tidak melakukan ejakulasi untuk memungkinkan tubuh menghasilkan jumlah sperma yang optimal dalam waktu tertentu.
Dr. William menekankan bahwa periode abstinensia yang ideal untuk kematangannya berkisar antara 3 hingga 5 hari, meskipun masih bisa diterima antara 2 hingga 7 hari.
"Tidak mengeluarkan sperma baik dalam bentuk apapun maupun aktivitas seksual minimal 2-7 hari, jadi kalau masa subur istri sekitar 3-4 hari nah, itu jangan dikeluarkan dulu jika nantinya sudah dikeluarkan takutnya pas hari mau inseminasi spermanya sedikit," kata dr. William
Jika abstinensia terlalu pendek (1-2 hari), jumlah sperma yang dihasilkan mungkin tidak cukup, sementara jika terlalu lama (lebih dari 7 hari), kualitas sperma bisa menurun, dengan motilitas dan morfologi yang lebih buruk.
Oleh karena itu, untuk hasil yang paling akurat dalam analisis sperma, disarankan bagi Papa untuk menjalani periode abstinensia 3 hingga 5 hari agar kualitas dan kuantitas sperma terjaga dengan baik.
Nah, itu dia beberapa informasi mengenai laki-laki harus menjaga kualitas sperma sebelum melakukan inseminasi. Penting untuk Papa menjaga kualitas sperma untuk proses inseminasi yang lancar.
Baca juga:
- 5 Manfaat Wortel untuk Kesuburan Papa, Tingkatkan Kualitas Sperma
- Perbedaan Metode Inseminasi dan Bayi Tabung, Mana yang Lebih Baik?
- Proses Inseminasi, Program Kehamilan yang Lebih Murah Dari Bayi Tabung