Mengenal Inseminasi Intrauterin dalam Meningkat Peluang Kehamilan
Tetap jaga kesuburan Mama dan Papa untuk keberhasilan proses ini ya!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Inseminasi, atau penyuntikan sperma ke dalam rahim, merupakan salah satu prosedur medis yang banyak dipilih oleh pasangan suami istri yang ingin meningkatkan peluang kehamilan
Proses ini sering dianggap sebagai solusi untuk mengatasi masalah kesuburan. Namun, sebelum menjalani prosedur ini, ada sejumlah faktor penting yang harus dipertimbangkan oleh Mama dan Papa.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang juga merupakan subspesialis fertilitas endokrinologi dan reproduksi, dr. Shanty Olivia F. J., Sp.O.G., Subsp. F.E.R., menjelaskan bahwa inseminasi umumnya dianjurkan untuk pasangan yang mengalami gangguan kesuburan tertentu.
Seperti masalah pada kualitas sperma, gangguan ovulasi, atau faktor lainnya yang menghambat proses pembuahan secara alami.
Sebelum memutuskan untuk menjalani inseminasi, penting untuk mengetahui prosedur ini dan persiapan apa saja yang perlu dilakukan agar melakukan proses ini dengan lancar.
Kali ini, Popmama.com telah berhasil mengulas terkait mengenal inseminasi intrauterin dalam meningkat peluang kehamilan. Simak dengan baik ya!
Apa Itu Inseminasi?
Dr. Shanty Olivia F. J., Sp.O.G., Subsp. F.E.R., menjelaskan bahwa inseminasi merupakan salah satu bentuk dari teknologi reproduksi berbantu yang dirancang untuk membantu pasangan yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan keturunan.
Pada prosedur ini, sperma yang telah melalui proses seleksi dan pemrosesan khusus akan disuntikkan langsung ke dalam rongga rahim saat masa subur, dengan tujuan untuk mempersingkat jarak yang harus ditempuh oleh sperma hingga mencapai sel telur.
Dengan demikian, proses pembuahan menjadi lebih efisien, karena sperma sudah berada lebih dekat dengan sel telur, dan meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan.
Prosedur ini sangat membantu terutama bagi pasangan yang menghadapi masalah pada kualitas sperma, gangguan ovulasi, atau masalah lain yang dapat menghambat proses pembuahan alami.
Kapan Inseminasi Dibutuhkan?
Menurut dr. Shanty, terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi pertimbangan bagi pasangan untuk memilih inseminasi, di antaranya:
- Unexplained infertility, gangguan kesuburan yang tidak diketahui penyebabnya
- Endometriosis ringan
- Infertilitas faktor pria: sperma abnormal, seperti masalah pada jumlah atau pergerakan sperma, gangguan ereksi dan ejakulasi
- Kondisi penyakit tertentu yang membutuhkan pertimbangan khusus (seperti pencucian sperma/pada pria, penderita HIV, hepatitis B, atau hepatitis C)
- Faktor servikal
- Gangguan ovulasi
Selain faktor medis yang telah dijelaskan, dr. Shanty juga menekankan beberapa syarat penting yang mempengaruhi keberhasilan inseminasi buatan.
Salah satunya adalah kesehatan rahim dan saluran tuba istri. Rahim yang dalam kondisi sehat sangat penting agar hasil pembuahan dapat menempel dengan baik di dalam rongga rahim.
Dr. Shanty menyarankan agar pasangan yang berpikir untuk menjalani prosedur inseminasi sebaiknya berada dalam rentang usia di bawah 40 tahun.
"Sebaiknya di bawah 40 tahun karena selain jumlah, kualitas telur perempuan juga akan menurun drastis setelah usia 40 tahun," kata dr. Shanty dalam diskusi yang digelar Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah, di Jakarta, Selasa (19/11/2024).
Hal ini karena, pada usia tersebut, kualitas telur dan kesehatan reproduksi secara keseluruhan cenderung masih optimal, yang dapat meningkatkan peluang keberhasilan inseminasi.
Syarat Inseminasi
Dr. Shanty menjelaskan beberapa syarat penting untuk keberhasilan inseminasi. Bagi Mama, faktor yang perlu diperhatikan antara lain adalah kesehatan rahim dan saluran tuba falopi, yang harus dalam kondisi baik agar hasil pembuahan dapat menempel dengan sempurna di rongga rahim.
" Salah satu syaratnya yaitu wajib mempunyai rahim dan tuba yang sehat, rahimnya yang sehat karena nanti hasil pembuahannya itu akan menempel dalam rongga rahim. Untuk tuba saluran telur yang sehat jadi, tidak boleh tersumbat dan saluran telur itu masih dibutuhkan untuk proses bertemunya sperma dan sel telur," kata dr. Shanty.
Selain itu, Mama juga harus memiliki siklus ovulasi yang teratur dan sehat, serta berada di bawah usia 40 tahun, karena usia yang lebih muda cenderung meningkatkan peluang keberhasilan prosedur ini.
Sedangkan bagi Papa, salah satu syaratnya adalah kondisi sperma yang tidak mengalami masalah serius, seperti oligoasthenozoospermia berat (jumlah dan kualitas sperma yang sangat rendah) atau azoospermia (tidak adanya sperma dalam ejakulasi).
Angka Keberhasilan dan Faktor Penentunya
Meskipun inseminasi dapat meningkatkan peluang kehamilan, dr. Shanty menjelaskan bahwa tingkat keberhasilannya tidak selalu mencapai 100 persen.
Angka keberhasilan inseminasi umumnya berada dalam kisaran 10 hingga 20 persen, yang berarti tidak ada jaminan pasti.
Namun, bagi pasangan yang telah berusaha hamil selama setahun penuh tanpa hasil, inseminasi bisa menjadi salah satu alternatif yang patut dipertimbangkan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan inseminasi antara lain usia perempuan, kondisi siklus menstruasi atau stimulasi ovarium yang diberikan, serta jumlah siklus IUI yang dilakukan.
Selain itu, ketepatan waktu prosedur inseminasi juga sangat penting, begitu pula dengan jumlah sperma yang motil (bergerak dengan baik), dan penyebab infertilitas yang dialami pasangan. Semua faktor ini berperan penting dalam menentukan apakah inseminasi dapat berhasil atau tidak.
Nah itu dia beberapa informasi terkait mengenal inseminasi intrauterin dalam meningkat peluang kehamilan. penting bagi Mama dan Papa untuk memahami bahwa meskipun inseminasi dapat menjadi solusi untuk pasangan yang mengalami kesulitan hamil, keberhasilannya bergantung pada berbagai faktor, seperti usia, kesehatan reproduksi, dan kualitas sperma.
Baca juga:
- Perbedaan Metode Inseminasi dan Bayi Tabung, Mana yang Lebih Baik?
- Proses Inseminasi, Program Kehamilan yang Lebih Murah Dari Bayi Tabung
- Demi Istri Cepat Hamil, Kenali Apa Itu Inseminasi Buatan?