TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

7 Penyebab Vagina Berbau setelah Berhubungan Badan

Ketahui penyebab bau vagina agar dapat mengatasinya sejak awal

Pexels/Deon Black

Banyak perempuan mungkin menyadari adanya perubahan bau vagina setelah berhubungan seks. Hal ini wajar, mengingat aktivitas seksual melibatkan berbagai faktor seperti sekresi vagina, keringat, pelumas, kondom, dan air mani. Oleh karena itu, perubahan bau pada vagina dapat dialami oleh setiap perempuan.

Seringkali, bau vagina setelah berhubungan seks tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika aromanya menjadi sangat menyengat atau tidak sedap, Mama dan Papa sebaiknya memperhatikan hal ini, karena bisa jadi ada masalah kesehatan yang mendasarinya.

Beberapa kondisi, seperti infeksi atau ketidakseimbangan pH, dapat menyebabkan perubahan bau yang signifikan. Jika Mama atau Papa merasa khawatir, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan mengetahui penyebab dari awal sangat penting untuk menangani masalah kesehatan secara efektif.

Untuk itu Popmama.com telah berhasil merangkum 7 penyebab vagina berbau setelah berhubungan badan. Simak dengan baik ya, Ma agar Mama dapat mengetahui apa saja yang menjadi penyebab vagina bau.

1. Kanker ginekologi

freepik/freepik

Dilansir dari Livi, keluarnya cairan berbau busuk sangat jarang menjadi gejala kanker serviks atau rahim. Namun, keputihan dan bau vagina bukanlah gejala utama yang harus diwaspadai. Mama dan Papa mungkin juga mengalami pendarahan saat berhubungan intim, atau bercak darah yang muncul secara berkala.

Bau yang dihasilkan mungkin terasa sedikit metalik, yang berbeda dari bau amis atau tidak sedap yang disebabkan oleh vaginosis bakterialis atau tampon yang tertinggal di dalam vagina.

Tidak semua perubahan pada vagina adalah hal yang buruk. Namun, jika Mama atau Papa merasa khawatir tentang bau vagina yang muncul setelah berhubungan seks, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan dokter.

Mereka dapat membantu menemukan penyebab masalah tersebut dan memberikan pengobatan jika diperlukan. Mencari bantuan profesional adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan.

2. Perubahan pada pH alami vagina

freepik/freepik

Penyebab paling umum dari bau vagina adalah ketidakseimbangan flora normal di area tersebut, yang dapat menyebabkan bau amis, iritasi, dan keputihan yang encer atau bahkan tidak ada sama sekali, menurut Prevention.

Bakteri yang tidak diinginkan ini dapat muncul kapan saja, tetapi lebih mungkin terjadi setelah Mama menstruasi atau berhubungan seks, karena darah dan air mani dapat menurunkan pH alami vagina.

Bagaimana dengan infeksi ragi? Infeksi ini mungkin menghasilkan sedikit bau ragi, tetapi bau biasanya bukanlah keluhan utama. Lebih sering, Mama dan Papa akan merasakan gatal dan mengeluarkan cairan kental berwarna putih. Jika ada gejala yang mengkhawatirkan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

3. Kondom lateks

freepik/freepik

Kondom lateks dapat menyebabkan aroma yang berbeda setelah berhubungan seks. Hal ini terjadi karena vagina adalah organ yang sangat sensitif, sehingga setiap bahan baru yang diperkenalkan dapat memengaruhi bau alaminya.

Jika Mama merasa bahwa perubahan bau tersebut disebabkan oleh penggunaan kondom lateks, tidak perlu khawatir berlebihan. Namun, jika aroma yang ditimbulkan terasa cukup mengganggu, Mama bisa mempertimbangkan untuk mencoba kondom berbahan poliuretan.

Bahan ini biasanya lebih ringan dan tidak menimbulkan bau yang sama, sehingga dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan. Mengganti jenis kondom bisa menjadi solusi yang baik untuk menjaga kenyamanan saat berhubungan intim.

4. Kebersihan yang sangat buruk

freepik/freepik

Seks merupakan aktivitas yang bisa membuat Mama banyak berkeringat, terutama jika Mama belum mandi sebelumnya. Semua faktor ini dapat berkontribusi pada timbulnya bau yang kurang sedap.

Vagina memiliki kelenjar keringat dan folikel rambut, yang dapat menarik bakteri dan menyebabkan bau yang lebih kuat. Oleh karena itu, menjaga kebersihan area genital sebelum dan sesudah berhubungan intim sangatlah penting.

Selain itu, karena letak vagina yang berdekatan dengan anus, menjaga kebersihan area tersebut menjadi semakin krusial. Penumpukan bakteri di sekitar area ini dapat memicu bau tidak sedap yang mengganggu. Dengan menjaga kebersihan secara rutin, Mama dapat membantu mengurangi risiko munculnya masalah bau dan menjaga kesehatan reproduksi dengan lebih baik.

5. Adanya darah

freepik/freepik

Jika setelah berhubungan seks Mama mendapati vagina berbau seperti tembaga atau koin, ini mungkin disebabkan oleh adanya darah. Hal ini bisa terjadi jika hubungan intim dilakukan saat menstruasi, atau bisa juga disebabkan oleh robekan pada jaringan yang mengakibatkan sedikit pendarahan. 

Namun, pendarahan setelah berhubungan seks dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan bisa menjadi tanda adanya masalah yang perlu diperhatikan.

Oleh karena itu, jika Mama melihat banyak darah atau pendarahan yang tidak kunjung berhenti, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Menjaga kesehatan reproduksi sangat penting untuk kesejahteraan Mama secara keseluruhan.

6. Infeksi menular seksual

freepik/freepik

Menurut Healthline beberapa penyakit menular seksual, seperti trikomoniasis, dapat menyebabkan perubahan bau vagina menjadi bau yang tidak sedap. Selain itu, trikomoniasis juga disertai dengan gejala lainnya.

Mama mungkin akan mengalami keluarnya cairan berbusa yang bisa berwarna kuning, hijau, putih, atau keabu-abuan. Gejala ini bisa sangat mengganggu dan membuat Mama merasa tidak nyaman.

Selain perubahan warna cairan, Mama juga bisa merasakan sensasi terbakar di area genital, serta nyeri saat buang air kecil atau saat berhubungan intim. Jika Mama mengalami gejala-gejala ini, penting untuk segera mencari bantuan medis.

7. Infeksi vaginosis bakterialis

freepik/freepik

Bau amis yang kuat setelah berhubungan seks biasanya disebabkan oleh infeksi. Salah satu infeksi vagina yang paling umum adalah vaginosis bakterialis, yang terjadi akibat pertumbuhan berlebih dari bakteri tertentu di dalam vagina.

Beberapa perempuan dengan vaginosis bakterialis mungkin tidak mengalami gejala apa pun, sementara yang lain bisa merasakan keputihan berbau amis, gatal, serta sensasi terbakar saat buang air kecil.

Ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya vaginosis bakterialis, antara lain berhubungan seks tanpa pengaman (seperti kondom), gonta-ganti pasangan seksual, dan praktik douching. Jika Mama mengalami gejala-gejala ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. 

Nah, itu dia informasi terkait 7 penyebab vagina berbau setelah berhubungan badan. Menjaga kesehatan reproduksi Mama sangatlah penting untuk kesejahteraan secara keseluruhan.

Baca juga:

The Latest