Apakah Perempuan dengan Miom Bisa Hamil? Cek Penjelasannya, Yuk!
Bisa saja, namun ada risiko tersendiri
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyak yang menyebutkan bahwa miom menjadi salah satu penyebab seseorang kesulitan untuk hamil secara alami. Namun, apakah mungkin bisa hamil meski masih punya miom di rahim?
Miom atau yang bernama lain fibroid adalah adanya pertumbuhan sel tumor di dalam atau di sekitar rahim. Ia bisa tumbuh di dalam dinding rahim atau menonjol ke dalam atau ke luar dinding rahim.
Ukurannya pun beragam, ada yang harus diangkat, ada yang tak masalah dibiarkan saja.
Lalu, seberapa besar kemungkinan seorang perempuan bisa hamil meski memiliki miom? Popmama.com akan menjabarkannya untuk Mama.
1. Kemungkinan hamil berpengaruh dari lokasi miom
Dilansir dari clevelandclinic.org, keberhasilan kehamilan perempuan dengan miom berdasarkan lokasi dan besarnya miom tersebut.
Begitu juga menurut Dokter Spesialis Kebidanan Kandungan, dr Yassin Bintang mengatakan bahwa jika miomnya ada di endometrium dan menonjol sampai mendesak rongga rahim, maka punya potensi mengganggu kehamilan.
Sedangkan jika di dinding rahim atau di luar rahim, maka itu tidak masalah dan tak menjadi kendala untuk hamil.
2. Berpengaruh juga pada ukurannya
Lebih lanjut, dr Yassin menjelaskan bahwa perempuan yang punya miom di bawah 5 cm biasanya tidak memiliki keluhan apa-apa. Malah, biasanya mereka baru tahu punya miom setelah akhirnya bisa hamil.
Jangan terlalu khawatir, miom berukuran kecil cenderung tidak menimbulkan masalah pada kehamilan. Namun jika lebih dari 5 cm dikhawatirkan bisa mengganggu pertumbuhan rahim dan mendorong janin sehingga ia sulit berputar arah ke jalan lahir.
3. Bahkan beberapa miom bisa hilang
Dilansir dari clevelandclinic.org, miom bisa bertumbuh atau hilang sesuai dengan kondisi seseorang. Saat hamil, ada kemungkinan miom mengalami degenerasi.
Di mana, miom berpengaruh dengan kondisi hormonal tubuh. Saat hamil, ada hormon yang bisa membuat miom degenerasi dan bahkan bisa membuat miom tidak tumbuh lagi. Akhirnya, miom otomatis mati dan hilang.
Selain karena kehamilan, hilangnya miom bisa disebabkan juga karena pengaruh obat kontrasepsi, menopause, dan kondisi lainnya.
4. Miom tidak mengganggu perkembangan janin
Banyak Mama yang khawatir dengan perkembangan janinnya lantaran dianggap berebut nutrisi dengan miom yang ada di dalam uterus.
Hal ini tidak sepenuhnya benar, karena janin punya asupan makanan sendiri dari plasenta dan itu tidak bisa diambil oleh miom. Sehingga, Mama tak perlu khawatir janin akan kekurangan gizi atau asupan jika ada miom.
5. Namun, waspada jika timbul rasa nyeri
Pada beberapa kasus, ada potensi miom yang riskan dan berujung pendarahan. Hal ini bisa dipengaruhi oleh letak dan ukuran dari miom sendiri.
Pada akhirnya, dr Yassin meminta perempuan dengan miom tidak perlu mengkhawatirkan secara berlebihan. Jika tidak mengalami gejala apapun, maka tidak perlu dilakukan tindakan medis.
Yang penting, pastikan untuk memeriksakannya rutin setiap 6 bulan sekali untuk dilihat perkembangannya. Jika merasa nyeri, maka segera datang ke dokter untuk dipantau secara intensif.
Itulah beberapa fakta mengenai hamil saat memiliki miom di rahim. Jadi, kesempatan kamu masih besar!
Baca juga:
- 5 Jenis Makanan yang Aman Dikonsumsi Penderita Miom
- Jarang Disadari, Ketahui Apa Itu Mioma Uteri dan Penyebabnya
- Serupa Tapi Tak Sama, Kenali Perbedaan Antara Kista dan Miom