Perjalanan Kehamilan Chacha Frederica yang Pernah Alami Endometriosis
Untuk kasus Chacha, solusinya adalah laparoskopi
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Endometriosis sering menjadi penyakit yang tak dianggap oleh para perempuan. Dianggapnya, sakit saat mens itu adalah hal yang wajar.
Dilansir dari Mayo Clinic, endometriosis merupakan kondisi di mana jaringan yang melapisi dinding rahim atau endometrium malah keluar dan menumpuk di luar rahim.
Jaringan ini memiliki venanya sendiri dan inilah yang membuat gangguan dalam tubuhmu. Biasanya, perempuan dengan endometriosis akan mengalami kesulitan hamil.
Namun kisah Chacha bisa jadi inspirasi bersama. Dirangkum dari Popmama.com, inilah ulasan lebih dalam mengenai endometriosis.
1. Ciri utama endometriosis yang harus diwaspadai
Seharusnya, menstruasi tidak selalu disertai dengan rasa nyeri. Kalaupun memang ada rasa nyeri, biasanya tidak sampai mengganggu. Namun jika rasanya terus datang setiap haid dan memengaruhi keseharianmu, ada baiknya diperiksakan.
Menurut Dokter pendiri SMART IVF dan Wakil Direktur Indonesia Medical Education and Research Institute (IMERI) Universitas Indonesia, Profesor Dr dr Budi Wiweko, SpOG (K), kata kuncinya adalah nyeri sebelum, saat, dan setelah menstruasi yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Dr dr Andon Hestiantoro SpOG(K), MPH, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Konsultan Fertilitas, Endokrinologi dan Reproduksi serta Dokter Peneliti Utama penelitian ENVISIOeN di Indonesia menambahkan, nyeri yang sering dirasakan sangat khas dan terasa saat haid, saat berhubungan seksual, buang air kecil, dan buang air besar.
Jika merasakan nyeri ini, jangan ragu untuk mendatangi dokter yang kompeten di bidangnya.
2. Ciri yang dialami oleh Chacha
Kala itu, Chacha berbagi kisah melalui akun Instagram pribadinya. Ia buka-bukaan mengenai bagaimana caranya dirinya bisa hamil padahal ternyata ia memiliki endometriosis.
Seperti yang sudah dikatakan oleh para dokter di atas, bahwa salah satu cirinya selalu mengalami sakit menstruasi yang luar biasa.
Hal ini ternyata telah dialami oleh Chacha sejak dirinya SMP. Serta, saat sedang mens, ia merasa sakitnya di luar batas normal. Hal ini diceritakannya saat berbagi kisah di sosial media miliknya.
3. Efek pada reproduksi yang mengalami endometriosis
Dilansir dari Everyday Health, sebuah fakta bahwa beberapa teori telah menyebutkan kalau perempuan dengan endometriosis cenderung lebih sulit untuk hamil.
Lebih lanjut, tingkat kesulitan hamil juga berpengaruh pada kondisi endometriosis sang perempuan tersebut. Ada yang hanya bisa menggunakan obat, namun ada yang sampai harus melakukan tindakan medis.
Kemudian, tingkat keguguran yang lebih tinggi dan kemungkinan untuk mengalami kehamilan etopik pun jadi perhatian para dokter.
4. Tindakan medis yang dilakukan Chacha
Seperti yang diceritakannya, Chacha melakukan tindakan medis yaitu laparoskopi di rumah sakit di Singapura. Laparoskopi sendiri adalah prosedur bedah yang memungkinkan ahli bedah untuk mengakses bagian dalam perut dan panggul tanpa harus membuat sayatan yang besar di kulit.
Cara ini dianggap lebih efisien karena tidak ada luka besar di tubuh, proses penyembuhan lebih cepat, dan mengurangi risiko pendarahan dan komplikasi setelah operasi.
Setelah dilakukan proses tersebut. Chacha diberikan waktu setahun untuk melakukan hamil secara alami. Syukurnya Cassia Shakir Ganinduto pun lahir ke kehidupan mereka.
5. Apakah perempuan dengan endometriosis bisa hamil?
Penelitian yang dilakukan oleh World Endometriosis Research Foundation menyebutkan bahwa 1 dari 3 perempuan yang punya endometriosis bisa hamil dengan normal tanpa bantuan perawatan kesuburan.
Namun perlu digaris bawahi bahwa kehamilan tidak menghilangkan penyakit tersebut. Hanya saja, selama hamil dan menyusui, gejalanya akan berkurang.
Sekitar 40-50% perempuan dengan endometriosis yang diberikan obat kesuburan bisa hamil dengan normal. Untuk kesempatan yang lebih tinggi, kamu bisa melakukan prosedur laparoskopi karena cara ini bisa memberikan kesempatan hamil sebesar 30-80%.
6. Cara menghindari dan mengobati endometriosis
Diperlukan beberapa cara untuk mencegah inflamasi yang bisa menyebabkan endometriosis. Menurut Prof Iko, mengonsumsi makanan kacang-kacangan, minyak ikan, omega 3, vitamin D, dan cukup serat adalah hal yang esensial. Itu semua bisa mencegah endometriosis.
Sedangkan jika sudah ada endometriosis, pengobatannya adalah menggunakan terapi hormon. Hal ini disebabkan karena endometriosis adalah sebuah penyakit yang tidak bisa sembuh sepenuhnya.
Pengobatan hormon resepsi untuk menghilangkan dan mengurangi levi atau mematikan endometriosisnya bisa digunakan, demikian ungkap Prof Iko.
Meski tidak mudah, namun masih banyak cara yang bisa ditempuh untuk menyembuhkan penyakit tersebut dan kesempatan hamil pun masih terbuka lebar.
Baca juga:
- Aturan Makan bagi Penderita Endometriosis, agar Tidak Semakin Parah
- Bagaimana Endometriosis Bisa Menyebabkan Infertilitas pada Perempuan?
- Berawal dari Nyeri Haid, Ini 5 Fakta Mengenai Penyakit Endometriosis