TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Kamu sedang Merencanakan Kehamilan? Ini Pentingnya Mengecek Sel Telur!

Semakin bertambahnya usia, jumlah sel telurpun lambat laun akan terus berkurang!

Freepik/diana.grytsku

Perempuan hanya memproduksi sel telur sekali seumur hidup. Setiap tahun, sel telur ini berkurang dan tidak akan bertambah. 

Pada beberapa kasus, ditemukan perempuan yang sudah tidak memiliki sisa sel telur di sebelum umur 30 tahun. Hal ini tentu berpengaruh besar pada proses reproduksi. 

Jika bisa mengecek secara dini, maka hal seperti kehabisan sel telur bisa diprediksi dan kemungkinan untuk hamil pun masih bisa diusahakan. 

Namun sebenarnya, sepenting apa mengecek sisa jumlah sel telur perempuan? Popmama.com akan menjelaskannya untuk kamu. 

1. Menjadi salah satu prosedur dalam pengecekan sebelum promil

Freepik.com

Sebelum melakukan program kehamilan, kamu dan pasangan akan diminta melakukan serangkaian tes untuk melihat kondisi organ reproduksi masing-masing. 

Dilansir dari healthline.com, tesnya meliputi pengecekan rahim, tuba fallopi, dan indung telur atau ovarium. Selain itu, ada juga tes fungsi ovulasi dan pemeriksaan hormon untuk mengetahui penyebab ketidaksuburan. 

Beberapa metodenya adalah HSG, USG transvagina, histeroskopi, dan laparoskopi. Sedangkan untuk menghitung sisa sel telur, tes yang bisa dilakukan adalah menghitung antral folikel dan AMH. 

2. Perbedaan antral folikel dan AMH

Freepik/tirachardz

Dilansir dari extendfertility.com, saat menghitung antral folikel, dokter menggunakan ultrasound (USG) untuk menghitung folikel yang terlihat. Setiap folikel ini mengandung sel telur yang belum matang namun berpotensi matang dan bisa berovulasi. 

Tes ini memberikan perkiraan mengenai berapa jumlah sel telur yang tersisa dan berapa banyak sel telur yang bisa matang di setiap periode menstruasi. Tes ini paling baik dilakukan sesaat sebelum siklus menstruasi. 

Selanjutnya ada tes AMH atau anti-mullerian hormone yang menghitung protein di hormon yang diproduksi oleh sel spesial yang tumbuh di dalam folikel. Tingkat AMH di darah bisa membantu dokter mengira-ngira berapa jumlah total telur di dalam ovarium. 

Untuk cara yang satu ini bisa dilakukan kapan saja, tak perlu menunggu dekat siklus menstruasi. 

3. Kegunaan melakukan tes penghitungan sel telur

Freepik/Kjpargeter

Saat promil, cara ini bisa membantu Mama untuk menyiapkan sel telur yang matang dan siap dibuahi. Ditengok dari ABC Australia, jika seorang perempuan punya level AMH yang tinggi, maka besar kemungkinannya untuk mendapat banyak telur yang matang. 

Sedangkan jika level AMH-nya rendah, maka kemungkinan telur matang pun lebih rendah sehingga proses pembuahan baik itu untuk inseminasi maupun IVF juga lebih rendah. 

Namun, Profesor Luk Rombauts, Direktur dari Fertility Society of Australia mengingatkan, banyak atau sedikitnya sel telur yang matang tidak memengaruhi keberhasilan kehamilan. 

4. Menghitung jumlah telur 

Unsplash/Timothy Meinberg

Setiap perempuan memiliki sekitar 20 juta sel telur di rahimnya saat mereka masih menjadi janin. Setelah lahir, sekitar 11 ribu sel telur mati setiap bulannya. Hal ini berlangsung sampai perempuan mencapai pubertas. 

Dilansir dari Yale Medicine, perempuan memiliki sekitar beberapa ratus telur di masa puber dan akan habis saat mereka mengalami menopause. 

Umumnya, setiap perempuan hanya menghasilkan 1 sel telur matang di setiap siklus menstruasinya. Jika sedang sehat dan fit, maka bisa saja sel telur matangnya mencapai 2 atau 3 dan itulah yang memperbesar kemungkinan untuk hamil kembar. 

Setiap perempuan perlu mengecek kondisi organ reproduksinya terlebih jika ada masalah, atau hendak menjalani promil. Namun pada kasus tertentu, mengecek jumlah telur bisa menyelamatkan perempuan dari kemungkinan gagal hamil karena kehabisan sel telur. 

Demikian informasi mengenai pentingnya melakukan pengecekan sel telur apalagi jika kamu sedang merencanakan kehamilan. Semoga bermanfaat!

Baca juga:

The Latest