Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) atau sindrom poliklistik ovarium merupakan gangguan berupa kelainan hormon yang terjadi pada perempuan di usia subur.
Pengidapnya mengalami peningkatan hormon androgen yang umumnya hanya sedikit terdapat pada perempuan dan dominan dimiliki oleh laki-laki.
Sehingga ketidakseimbangan hormon pun terjadi.
Hal inilah yang dapat memicu gangguan pada proses ovulasi, siklus menstruasi hingga masalah kulit.
Pada perempuan pengidap PCOS yang sedang melakukan program hamil, beberapa gejala PCOS bisa disalahartikan sebagai tanda kehamilan, serta sebaliknya.
Untuk itu, kali iniPopmama.com membahas cara membedakan tanda kehamilan dengan gejala PCOS. Apa saja?
1. Perbedaan terlambatnya haid karena hamil dan gejala PCOS
Perempuan yang didiagnosis mengidap PCOS berisiko mengalami siklus menstruasi yang tak teratur.
Kondisi ini bisa ditandai dengan terlambatnya menstruasi, berhenti menstruasi selama beberapa waktu hingga secara permanen.
Misalnya, dalam kurun waktu satu tahun, pengidapnya hanya mengalami menstruasi sebanyak 8 hingga 10 kali.
Hal ini tentunya berbeda dengan terhentinya menstruasi karena hamil.
Namun pengidap PCOS pada umumnya kesulitan membedakannya karena terbiasa dengan siklus menstruasi yang tak teratur.
Bedanya, saat hamil, seorang calon ibu juga merasakan tanda-tanda lain yang menyertai keterlambatan menstruasinya seperti gejala kekelahan, nyeri payudara, hingga sakit kepala.
Menurut MedlinePlus, perempuan dengan PCOS yang sedang melakukan promil disarankan untuk mengecek kehamilan di hari ke-7 setiap kali terlambat haid.
2. Perbedaan masalah kulit saat hamil dengan gejala PCOS
Sejak awal kehamilan, jumlah hormon yang terdapat di tubuh seorang calon ibu mengalami perubahan yang drastis.
Akibat peningkatan hormon estrogen dan progesteron yang jumlahnya meningkat saat selama kehamilan, produksi sebum yang dihasilkan kulit pun berlebih.
Hal ini bisa berdampak pada timbulnya jerawat di wajah yang umumnya muncul di usia awal kehamilan.
Sementara bagi para pengidap PCOS, perubahan hormon terjadi karena lonjakan hormon androgen atau hormon laki-laki.
Jika perubahan hormon pada ibu hamil ditandai dengan jerawat, pada gejala PCOS bisa juga terlihat dari pertumbuhan rambut/bulu di tubuh yang berlebih, meski tak jarang bisa berdampak pada jerawat.
Jerawat pada ibu hamil bisa terjadi meski awalnya tak memiliki riwayat berjerawat parah sebelum hamil.
Sedangkan pada beberapa kasus, penderita PCOS umumnya memiliki riwayat jerawat vulgaris di beberapa bagian tubuh seperti di rahang, punggung, leher dan dada.
3. Perbedaan peningkatan berat badan karena hamil dan gejala PCOS
Salah satu tanda kehamilan di trimester pertama ialah peningkatan berat badan.
Normalnya, seorang ibu yang tengah hamil muda mengalami kenaikan berat badan sebanyak 1-2 kg.
Kenaikan berat badan ini umumnya disertai dengan pembengkakan dan kram pada kaki, napas yang berat atau terengah-engah, hingga nyeri punggung.
Sementara pada pengidap PCOS, kenaikan berat badan diakibatkan gangguan hormon yang berdampak pada produksi insulin (hormon pengendali gula darah) yang berlebih.
Terlalu banyak insulin di tubuh akhirnya berakibat pada penumpukan lemak di tubuh bagian tengah hingga ke bawah.
Hal inilah yang menyebabkan beberapa pengidap PCOS mengalami kenaikan berat badan yang cukup signifikan dan kesulitan untuk menurunkannya.
4. Perbedaan mood swing sebagai tanda hamil dengan gejala PCOS
Menurut sebuah studi, 30% dari 300 perempuan pengidap PCOS jauh lebih berisiko terkena gangguan psikologis yang mencakup gangguan mood, kecemasan hingga depresi.
Meski penyebabnya masih terus diteliti, hormon yang memengaruhi siklus menstruasi, berat badan, hingga kadar gula darah secara konstan bisa menimbulkan keletihan secara mental.
Hal ini berbeda berbeda dengan mood swing yang dirasakan di awal kehamilan.
Perasaan sensitif dan mudah menangis di trimester pertama umumnya disebabkan perubahan hormon yang signifikan, namun tak secara konstan dan seintens yang dirasakan penderita PCOS.
5. Perbedaan rambut rontok sebagai tanda hamil dan gejala PCOS
Salah satu ciri awal kehamilan adalah rambut rontok.
Meski tak umum terjadi, persentase perempuan yang mengalami ini sebanyak 40 hingga 50 persen.
Melansir Healthline, hal ini bisa terjadi sejak trimester pertama karena adanya reaksi stres dari tubuh yang mengalami perubahan hormon.
Kerontokan pada ibu hamil umumnya mencapai puncaknya di bulan ke-4 postpartum dan bisa membaik sendirinya sekitar 6-9 bulan setelahnya.
Sementara pada penderita PCOS, tingkat kerontokan pada rambut cenderung lebih parah dan bisa terlihat secara signifikan.
Kerontokan ini disebut dengan androgenic alopecia atau kerontokan akibat adanya hormon androgen yang berlebih.
Kondisi ini juga pada beberapa kasus disertai dengan penipisan rambut, rambut rapuh dan mudah patah, serta tak sehat pertumbuhannya.
Kerontokan ini umumnya diatasi dengan perawatan intensif untuk menstimulasi kulit kepala agar dapat menumbuhkan rambut yang baru.
Itu tadi cara Membedakan tanda kehamilan dengan gejala PCOS. Semoga informasi yang diberikan dapat bermanfaat dan memberikan wawasan baru terkait PCOS dan kehamilan, ya!
Baca juga: