Ketahui Beberapa Faktor Penentu yang Memengaruhi Bayi Tabung
Dipengaruhi oleh kualitas sel telur dan juga sel sperma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi Mama dan Papa yang sudah lama menikah namun kesulitan dalam memiliki keturunan, lalu mengikuti berbagai program kehamilan tapi belum membuahkan hasil yang diinginkan, hendaknya jangan berkecil hati dan menyerah.
Karena terdapat sebuah metode yang dapat dicoba yaitu metode bayi tabung atau yang disebut sebagai inseminasi buatan. Metode bayi tabung dapat menjadi salah satu cara yang bisa ditempuh dalam memudahkan pembuahan.
"Program bayi tabung dilakukan tergantung dari infertilitasnya itu sendiri, infertilitas itu adalah suatu kondisi dimana berhubungan secara rutin tanpa kontrasepsi, lalu pasangan itu mencoba hingga dalam waktu 1 tahun," ujar dr. Tiara Kirana, Sp.And yaitu sebagai Spesialis Obstetri dan Ginekologi Fertility Specialist.
Dalam melaksanakan program bayi tabung, tentunya banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses pembuahan sehingga menentukan keberhasilan atau justru kegagalan bayi tabung.
Popmama Parenting Academy 2019 mengundang dr. Tiara Kirana, Sp. And dari Rumah Sakit Awal Bros dan juga Louisse Scarlett yang merupakan seorang influencer serta Mama yang berjuang mendapatkan kehamilan dalam menggunakan proses metode bayi tabung.
Kali ini Popmama.com akan membahas tentang faktor-faktor apa saja yang dapat menentukan keberhasilan dan kegagalan program bayi tabung berdasarkan talkshow Popmama Parenting Academy pada hari Jumat, 11 Oktober 2019 di Summarecon Mall Serpong.
Berikut adalah informasinya untuk kamu ketahui.
1. Bayi tabung adalah sebuah proses pembuahan sel telur dan sel sperma diluar tubuh Mama
Sebelum mengetahui faktor-faktor apa saja, kenali terlebih dahulu apa itu metode bayi tabung ya, Ma!
Bayi tabung adalah sebuah proses dimana pembuahan sel telur oleh sel sperma terjadi diluar tubuh Sang Mama, yang lebih tepatnya berada di dalam sebuah tabung pembuahan.
Kemudian, setelah sel telur berhasil dibuahi dan masuk ke dalam fase siap, maka sel embrio tersebut akan dipindahkan ke dalam rahim.
Metode bayi tabung, secara medis disebut dengan metode In Vitro Fertilization (IVF). Bayi tabung sebenarnya untuk memudahkan pasangan dalam mendapatkan keturunan, namun sebelumnya Mama dapat memperhatikan kondisi tubuh sebelum melakukan proses bayi tabung.
"Untuk maksimal belum ada yang menetapkan, namun indikasi medis sudah diperhatikan untuk hati-hati diusia diatas 35 tahun baik perempuan atau laki-laki karena kondisi sperma yang sudah menurun." ujar dr. Tiara
2. Proses atau tahapan apa saja dalam melakukan bayi tabung
Dalam melakukan bayi tabung, terdapat serangkaian tahapan yang harus dilewati, hal ini juga untuk memastikan kesehatan sel telur serta sel sperma yang akan digabungkan.
- Stimulasi ovarium, tujuannya untuk meningkatkan jumlah sel telur yang akan diproduksi oleh ovarium. Semakin banyaknya sel telur yang diambil dan dibuahi selama proses bayi tabung, akan menambah kemunkinan terjadinya kehamilan.
- Pematangan sel telur dalam ovarium, untuk memicu pematangan, Mama akan diberikan suntukan Human Chorionic Gonadotrophin (hCG) untuk pematangan telur yang maksimal. Suntikan ini hanya dilakukan satu kali pada waktu yang sudah tepat dan tidak terlalu dini.
- Pengambilan sel telur, ini dilakukan setelah 34-36 jam penyuntikan. Mama akan dianastessi terlebih dahulu agar tidak merasakan sakit. Kemudian sel telur dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pembuahan
- Proses pembuahan, biasanya terjadi antara 12-24 jam. Namun jika Calon Papa mengalami masalah kesuburan, maka sperma akan disuntikan pada sel telur yang sudah matang
- Pemindahan sel telur, biasanya dilakukan pada hari kelima setelah pembuahan. Hal ini karena embrio sudah berada di fase blastosit atau mampu menempel pada dinding rahim Mama.
3. Faktor penentu keberhasilan program bayi tabung
Terdapat beberapa faktor yang menentukan keberhasilan program bayi tabung yang dilakukan. Salah satu faktor utamanya yang sangat berpengaruh adalah usia dan faktor pikiran dari Mama.
Usia optimal dari perempuan yang dapat menentukan keberhasilan dalam program bayi tabung yaitu sekitar usia 23-39 tahun, namun persentase tertinggi kehamilan terjadi ketika perempuan berada di bawah usia 35 tahun.
Faktor keberhasilan menurut Louisse adalah tidak menjalani programnya dengan rasa stress atau rasa beban. Ia dan suami rutin menjaga kesehatan dengan melakukan olahraga fitness di gym, lalu menjaga pola makan yang baik dengan mengonsumsi makanan rumah atau makanan organik. Hal yang terpenting adalah untuk selalu happy dan menjalaninya dengan semangat.
Hal ini juga didukung oleh pernyataan dr. Tiara yang mengatakan, "Stress menjadi faktor penentu, tapi bisa dikendalikan dengan mengenali diri sendiri. Hormon stres itu dapat memperngaruhi kemampuan untuk hami. Hingga harus diperhatikan. Yang penting harus berjuang dulu," ujarnya.
4. Beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan dalam proses bayi tabung
Namun tidak jarang beberapa pasangan yang telah mencoba program bayi tabung masih belum mendapatkan hasil baik.
Dengan mengetahui faktor yang menyebabkan kegagalan, Mama dapat memahami berbagai faktor yang menyebabkan kegagalan serta mencegahnya dikemudian hari.
- Kurangnya kualitas embrio
Kualitas embrio dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu kualitas sel telur dan sel sperma. Perilaku seperti berendam air panas, bersepeda terus menerus, sering meminum alkohol, dan merokok akan berdampak negatif pada kualitas sel telur dan juga sel sperma.
- Ovarium yang tidak maksimal
Perempuan dengan ovarium sehat dapat menerima respon dengan baik sehingga menghasilkan banyak telur selama fase rangsangan dari program bayi tabung. Namun, banyak perempuan yang justru tidak dapat merespon obat dari program bayi tabung dengan baik sehingga menghasilkan sedikit sel telur atau tidak menghasilkan sama sekali.
- Sperma yang abnormal
Kerusakan pada DNA sperma dapat dipengaruhi akibat paparan bahan kimia, terkena radikal bebas, oksidan, atau penggunaan tembakau dalam rokok. Pembuahan sel telur dengan sperma yang abnormal dapat menghasilkan embrio yang juga abnormal.
- Kegagalan dalam implantasi
Implantasi merupakan faktor kegagalan program bayi tabung yang paling umum. Hal ini disebabkan oleh kondisi polip, kista, aliran darah yang buruk, dan lain-lain sehingga membuat embrio tidak bisa menempel ketika dipindahkan ke rahim.
- Pertumbuhan endometrium yang kurang optimal
Penyebab endometrium yang kurang optimal belum dapat diketahui secara pasti, namun endometrium yang kurang optimal ini dapat dikaitkan dengan aliran darah pada uterus yang buruk.
Agar lebih optimal dalam proses pembuahan, ingat untuk tetap selalu menjaga pola makan, olahraga, tidur yang cukup, serta hindari stress ya, Ma!