Kapan Waktu yang Tepat Melakukan Bayi Tabung? Ini Kata Dokter
Ada berbagai pertimbangan yang harus dilakukan sebelum melakukan bayi tabung
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehadiran buah hati menjadi salah satu anugerah yang dinanti dalam pernikahan. Namun, di era modern saat ini ternyata banyak tantangan mendapatkan momongan.
Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut sekitar 10-15 persen dari 39,8 juta pasangan usia subur di Indonesia memerlukan pengobatan infertilitas untuk bisa mendapatkan keturunan.
Oleh karenanya, kerja sama antara PT Merck Tbk (Merck) yang mendukung Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia (PERFITRI) memperbarui platform MauPunyaAnak.id. Platform tersebut ditujukan untuk mendampingi pasangan yang berencana menjadi orangtua.
Platform ini tantangan infertilitas dengan menyediakan akses ke informasi dan dukungan medis yang penting dalam merencanakan serta membangun keluarga. Untungnya perkembangan teknologi medis juga semakin pesat di tanah air.
Di mana bagi pasangan yang ingin program hamil atau promil bisa memilih banyak jalan untuk mendapatkan keturunan. Salah satunya adalah bayi tabung atau IVF (in-vitro fertilization). Apakah semua orang bisa langsung bayi tabung atau tidak? Dan kapan waktu yang tepat melakukan bayi tabung?
Di bawah ini Popmama.com rangkum informasinya.
1. Usia hingga sumbatan di saluran rahim bisa jadi faktor harus bayi tabung
Pakar Fertilitas, Dr. dr. Binarwan Halim, M.Ked.OG, Sp.OG, Subsp.F.E.R, FICS mengatakan kalau prosedur bayi tabung dapat disarankan kepada pasien yang tidak kunjung hamil bahkan setelah menjalani program hamil dan inseminasi buatan.
Untuk masalan pada perempuan salah satu kasusnya yakni terdapat sumbatan atau kerusakan pada saluran indung telur (tuba falopi). Selain itu, untuk faktor usia yakni di atas 35 tahun juga biasanya disarankan untuk melakukan bayi tabung jika tidak kunjung memiliki anak.
"Sudah lanjut mencoba program. Minum obat, inseminasi juga tidak bisa. Bahkan semua operasi sudah gagal," ujarnya dalam acara launching website MauPunyaAnak.id,di Jakarta Selatan, Kamis (7/3/2024).
2. Kualitas sperma juga menjadi faktor selanjutnya
Selanjutnya faktor penentu lain dari pasangan diharuskan bayi tabung yakni dari suami atau calon Papa. Di mana jumlah sperma yang baik kurang atau bahkan tidak ada sama sekali.
"Spermanya sedikit, di bawah 10 juta itu sulit (hamil) atau sama sekali tidak ada sperma, harus menggunakan operasi untuk mendapatkan sperma dari langsung dari buah zakar," jelas dokter Binarwan.
Sementara kasus yang yang cukup langka bahkan sampai tidak bisa bayi tabung yakni jika perempuan tidak memiliki rahim atau sudah menopause tapi masih berusaha memiliki momongan.
3. Masyarakat Indonesia banyak yang termakan hoax soal bayi tabung
Hingga saat ini, banyak stigma dan mitos yang masih melekat di masyarakat Indonesia terkait penanganan infertilitas. Hal ini diakui oleh Pakar Fertilitas, Prof. Dr. dr. R. Muharam Natadisastra, Sp.OG, Subsp.F.E.R, MPH bahwa stigma dan mitos seringkali diakibatkan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kondisi fertilitas.
Masyarakat perlu sadar untuk mencari informasi mengenai bayi tabung ini agar tidak termakan hoax. Dalam situs resmi MauPunyaAnak.id khususnya pada segmen informasi Program Bayi Tabung, pasangan akan memperoleh arahan terperinci tentang aspek-aspek penting yang perlu dipertimbangkan saat memilih fasilitas kesehatan untuk prosedur tersebut.
Itulah tadi informasi mengenai kapan waktu yang tepat melakukan bayi tabung. Semoga menjawab rasa penasaran mama dan papa yang saat ini sedang berusaha mendapatkan momongan, ya!
Baca juga:
- Momen Rifky Balweel Temani Istri Jalani Program Bayi Tabung
- Berapa Lama Proses Bayi Tabung Berlangsung?
- Cerita Inul Daratista saat Program Bayi Tabung, Tidak Mudah