Awas! Polusi Udara Dapat Memengaruhi Kondisi Kesehatan Reproduksi
Tak hanya organ reproduksi perempuan, polusi udara juga dapat merusak kualitas sperma laki-laki!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selain kemacetan, masalah yang dihadapi penduduk di kota besar seperti Jakarta adalah polusi udara.
Dampak polusi udara tidak hanya berbahaya bagi kesehatan pernapasan,namun juga bisa memberi efek buruk bagi kesehatan reproduksi perempuan maupun laki-laki.
Pantauan Greenpeace, kualitas udara di Jabodetabek selama Januari hingga Juni 2018 memasuki level yang tidak sehat bagi manusia.
Dampak polusi udara tersebut bisa memicu berbagai masalah gangguan kesehatan serius pada anak-anak, ibu hamil, dan orang lanjut usia.
Bahkan bagi kalangan perempuan dan laki-laki muda yang sehat, karena radikal bebas dalam polusi udara bisa berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi mereka.
Mengetahui bahwa ada begitu banyak bahaya dari paparan polusi udara bagi organ reproduksi perempuan dan laki-laki.
Berikut Popmama.com telah merangkum beberapa fakta yang perlu kamu ketahui!
1. Bahaya polusi udara bagi organ reproduksi perempuan
Seorang pakar kandungan mengatakan, dampak polusi udara bisa sangat membahayakan kesehatan perempuan. Pasalnya, polusi bisa menjadi penyebab terjadinya endometriosis, yang akan memengaruhi kesehatan reproduksi perempuan.
Meskipun bukan penyebab utama, namun radikal bebas yang ada dalam polusi udara menyumbang peran dalam membuat seorang perempuan mengalami penyakit endometriosis.
Endometriosis terjadi karena darah yang seharusnya keluar saat menstruasi, malah masuk ke saluran tuba falopi, sehingga menumbuhkan gumpalan kista.
Paparan radikal bebas dari polusi udara membuat pembentukan kista terjadi lebih cepat. Apalagi bisa kondisi daya tahan tubuh sedang menurun, sehingga radikal bebas dari polusi udara bisa langsung masuk ke dalam tubuh.
Penyakit ini juga dapat membuat kualitas sel telur perempuan menurun, sehingga sulit hamil atau rawan mengalami keguguran.Tanda dan gejala endometriosis sendiri adalah rasa nyeri pada perut bagian bawah.
Tingkat keperahan nyeri dapat berbeda-beda pada setiap perempuan. Namun secara umum, rasa nyeri ini biasanya akan bertambah parah saat menstruasi atau melakukan hubungan seksual.
Beberapa perempuan juga mengeluhkan nyeri yang terasa menjalar dari perut bagian bawah, punggung, hingga kaki.
Ada pula yang mengatakan rasa nyerinya karena gejala endometriosis terasa seperti kram, dan bisa disertai dengan mual, muntah, atau diare.
Nah, untuk mencegah terjadinya endometriosis, maka kamu perlu mengurangi paparan polusi udara dari luar.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
- Membuka jendela agar ada udara segar bisa masuk.
- Tidak merokok di dalam rumah. Dampaknya bisa berbahaya bagi para perokok pasif seperti ibu hamil dan anak-anak.
- Menggunakan keset. Supaya kotoran dan radiasi polusi dari alas kaki tidak masuk ke dalam rumah. Lebih baik lagi jika sepatu ditanggalkan di depan pintu, dan memakai sandal khusus jika di rumah.
- Bersihkan rumah menggunakan penyedot debu, karena menyapu hanya akan menambah partikel debu di udara.
- Gunakan lap mikrofiber karena lebih efektif membersihkan debu dibanding lap biasa.
- Hindari penggunaan karpet di lantai rumah, karena susah dibersihkan dan bisa menumpuk kotoran dan kuman.
2. Bahaya polusi udara bagi kualitas sperma laki-laki
Ketika kita membicarakan kualitas sperma, ada tiga faktor penting yang menjadi perhatian yaitu jumlah sperma, bentuk sperma, dan gerakan sperma.
Jika ada satu saja kelainan dari ketiga faktor tersebut, maka risiko laki-laki tidak subur atau bahkan mandul bisa meningkat.
Sel sperma membutuhkan waktu sekitar 75 hari untuk tumbuh dan matang, sehingga kualitas sperma yang buruk dapat memengaruhi kesuburanmu.
Lantas, apa hubungannya dengan polusi udara yang menemani keseharianmu?
Banyak!
Paparan polusi udara dalam jangka panjang dapat mengakibatkan jumlah sperma menurun drastis. Pasalnya, testis tidak dapat berfungsi dengan baik kecuali suhunya lebih dingin daripada bagian tubuh yang lain.
Jika suhu testis naik hingga mencapai lebih dari 37˚C, produksi sperma bisa terganggu. Pemanasan iklim alias global warming adalah dampak polusi udara yang tidak terbantahkan.
Beberapa aktifitas yang dapat memengaruhi kualitas sperma, antara lain:
- Menggunakan celana yang ketat
- Duduk terlalu lama di tempat yang panas seperti saat menyetir bis atau truk.
- Stres emosional saat menghadapi kerasnya jalanan dapat meningkatkan hormon kortisol sehingga mengganggu hormon-hormon yang bertanggung jawab terhadap kesuburan laki-laki.
- Selain itu, asap knalpot, asap rokok, asap cerobong pabrik, hingga debu jalanan banyak mengandung bahan-bahan kimia seperti timbal, kadmium, dan merkuri juga berbahaya bagi kesehatan, termasuk bagi sistem reproduksi laki-laki.
Ketika masuk ke dalam tubuh, sejumlah senyawa kimia toksik ini menimbulkan reaksi stres oksidatif dan radikal bebas yang dapat mengganggu komposisi DNA, protein, dan membran lemak dari sel sperma sehingga mengacaukan bentuk sperma.
Selain mengurangi jumlah dan mengacaukan bentuk sperma, dampak polusi udara lama kelamaan juga mengganggu pergerakan atau motilitas sperma.
Padahal, sel sperma harus aktif dan cepat bergerak agar dapat membuahi sel telur perempuan pada masa suburnya.
Nah, itulah beberapa fakta mengenai polusi udara yang dapat memengaruhi kualitas organ reproduksi perempuan dan laki-laki.
Tanpa kita sadari, ternyata polusi ini sangat jahat dan berbahaya ya!
Maka dari itu, jangan lupa untuk terus menggunakan masker tiap kali keluar rumah.