Mengenal Subfertilitas dan Bedanya dengan Infertilitas
Perbedaan subfertilitas dan infertilitas jarang diketahui
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apabila Mama belum berhasil mendapatkan kehamilan, maka subfertilitas dapat menjadi salah satu alasan kondisi tersebut.
Namun, sebelum Mama khawatir lebih jauh, perlu diketahui bahwa subfertilitas berbeda dengan infertilitas, Ma.
Oleh karena itu, untuk membantu Mama, berikut telah Popmama.com rangkum penjelasan tentang subfertilitas dan bedanya dengan infertilitas. Disimak, yuk, Ma!
Mengenal Subfertilitas dan Bedanya dengan Infertilitas
Apabila belum berhasil hamil, kondisi tersebut dapat disebut dengan subfertil. Artinya, sel telur dapat saja dihasilkan setelah interval periodik atau kondisi kehamilan memungkinkan, tetapi tidak dengan mengandung.
Dengan begitu, subfertilitas dapat disimpulkan sebagai kondisi kesulitan hamil yang dialami secara alami. Kondisi itulah yang kemudian disebut subfertil bagi yang mengalaminya.
Namun, kondisi subfertil tentu berbeda dengan infertil. Infertilitas merujuk pada gangguan kesuburan setelah upaya kehamilan dilakukan secara intens selama satu tahun tanpa kontrasepsi, sedangkan subfertilitas adalah sebelumnya.
Pada penjelasan lain yang dilansir dari Being The Parent, subfertilitas juga dapat disebut sebagai kondisi medis orangtua yang memiliki masalah sehingga kehamilan tertunda.
Sementara itu, infertilitas tidak disebutkan sebagai ketertundaan, melainkan ketidakmampuan total untuk hamil.
Faktor Penyebab Subfertilitas
Disebutkan sebagai ketertundaan kehamilan, berikut faktor yang dapat menyebabkan subfertilitas terjadi:
Permasalahan ovulasi. Dalam kondisi ini, permasalahan yang dimaksudkan adalah sel telur yang tidak keluar dari ovarium selama siklus menstruasi. Kondisi ini memungkinkan terjadi karena adanya sindrom ovarium polikistik, kelainan tiroid, dan kegagalan ovarium prematur.
Riwayat operasi. Apabila Mama memiliki riwayat operasi saluran reproduksi, operasi yang telah dijalani terkadang dapat merusak tuba falopi dan rahim. Hal itulah yang kemudian mengakibatkan subfertilitas.
Permasalahan lendir serviks. Lendir kental di sekitar leher rahim dapat menyebabkan subfertilitas sebab sperma tidak dapat mencapai sel telur dalam kondisi tersebut.
Endometriosis. Keberadaan endometrium di luar lapisan rahim dapat merusak saluran tuba dan indung telur yang kemudian mengakibatkan kesulitan dalam memperoleh kehamilan.
Fibroid. Fibroid merupakan tumor bukan kanker yang terdapat dalam rahim dan saluran tuba. Tumor tersebut dapat menyebabkan subfertilitas sebab memblokir saluran tuba dan mencegah pembuahan sperma dan sel telur.
Penyakit radang panggul. Penyakit radang panggul yang dimaksudkan mengacu pada infeksi di saluran tuba, rahim, dan ovarium. Infeksi tersebut mencegah sperma bertemu sehingga kehamilan sulit didapatkan.
Konsumsi obat-obatan. Beberapa obat, seperti obat antiinflamasi, kemoterapi, spironolakton, dan gangguan kesehatan mental, dapat menyebabkan subfertilitas. Obat-obatan tersebut memiliki kecenderungan mengganggu ovulasi, produksi sel telur, pelepasan sel telur, hingga pembuahan dalam jangka panjang.
Gejala dan Diagnosis Subfertilitas
Subfertilitas memiliki beberapa gejala yang dapat menjadi tanda dari terjadinya kondisi tersebut.
Beberapa gejala yang dapat Mama kenali untuk memulai kecurigaan akan kondisi subfertil adalah:
Menstruasi tidak teratur. Umumnya, siklus menstruasi perempuan adalah 28 hari. Apabila Mama mengalami keterlambatan atau ketidakteraturan, kondisi tersebut dapat menjadi pertanda yang perlu diperiksakan berkaitan atau tidaknya dengan subfertilitas.
Ketidakseimbangan hormon. Hormon yang tidak seimbang merupakan gejala paling umum subfertilitas. Oleh karena itu, sekalipun hormon yang tidak stabil sering dikatakan normal, mengonsultasikannya pada dokter tidak berarti tidak benar.
Nyeri saat berhubungan seksual. Meskipun sebagian orang mengatakan nyeri saat berhubungan seksual adalah hal yang wajar, kondisi tersebut sesungguhnya perlu dicurigai. Nyeri yang dirasakan dapat mengindikasikan masalah hormonal hingga penyakit mendasar yang menyebabkan subfertilitas.
Dari gejala yang telah disebutkan, Mama sebenarnya tidak perlu merasa ketakutan. Apabila Mama memiliki kecurigaan akan kondisi tertentu yang dialami, Mama dapat melakukan konsultasi dengan dokter.
Dengan begitu, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik mencakup area panggul dan genital, tes darah, ultrasonografi transvaginal, hingga pengujian cadangan ovarium untuk mendiagnosis subfertilitas. Jadi, jangan khawatir sampai ada yang perlu dikhawatirkan, ya, Ma!
Penanganan untuk Mengatasi Subfertilitas
Untuk mengurangi kecemasan Mama terhadap kemungkinan subfertilitas serta bayang-bayang tidak memiliki bayi, subfertilitas dikatakan masih dapat ditangani, Ma.
Artinya, subfertilitas tidak membuat Mama tidak dapat hamil seumur hidup. Kondisi tersebut masih dapat disituasikan untuk memiliki kehamilan dengan beberapa penanganan yang akan meningkatkan peluang kehamilan, seperti:
Obat-obatan. Pilihan pertama yang ditawarkan untuk menangani subfertilitas adalah obat-obatan. Namun, pemberian obat-obatan tersebut tentunya bergantung pada faktor yang menyebabkan subfertilitas itu sendiri. Oleh karena itu, Mama perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu agar mendapatkan obat yang tepat.
Assisted reproductive technology. Disebut juga dengan ART, cara penanganan yang satu ini dapat diterjemahkan sebagai teknologi reproduksi berbantuan. Artinya, perawatan medis yang satu ini dapat membantu menghadapi masalah pembuahan dengan beberapa metode, seperti in vitro fertilization (IVF), penetasan dibantu, dan konsep donor.
Perubahan gaya hidup. Terlepas dari bantuan medis, bantuan pertama yang harus diberikan dalam mengatasi subfertilitas haruslah datang dari diri sendiri. Artinya, gaya hidup mama perlu diubah menjadi lebih sehat, seperti mengurangi kafein, menghindari rokok, hingga melacak ovulasi untuk menentukan waktu terbaik dalam program hamil.
Nah, itulah informasi mengenai subfertilitas dan bedanya dengan infertilitas yang telah Popmama.com sajikan untuk Mama.
Semoga informasi di atas membantu, ya, Ma!
Baca juga:
- Sedang Promil, Bolehkah Minum Obat Kuat sebelum Berhubungan Seks?
- Apakah Sering Berhubungan Seks Memengaruhi Kesuburan Laki-Laki?
- 5 Tips agar Cepat Hamil dengan Kondisi Rahim Terbalik, Wajib Dicoba!