Mengenal Pil Kontrasepsi Darurat dan Aturan Penggunaannya
Penggunaan pil kontrasepsi lebih simpel dan lebih mudah dijangkau
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Karena beberapa alasan dan pertimbangan, Mama dan Papa mungkin saat ini masih ingin menunda kehadiran si Kecil. Selain menggunakan alat kontasepsi biasa, mungkin alat kontrasepsi darurat juga bisa menjadi pilihan untuk mencegah kehamilan.
Alat kontrasepsi darurat adalah sebuah kontrasepsi yang digunakan setelah dilakukannya unprotected sex. Kontrasepsi darurat terdiri dari dua jenis, yakni pil kontrasepsi darurat dan IUD.
Pil kontrasepsi memiliki cara kerja yang cukup sama dengan alat kontrasepsi darurat lainnya. Tetapi, tentunya kedua alat kontrasepsi darurat tersebut memiliki cara penggunaan yang berbeda. Penggunaan pil kontrasepsi lebih simpel dan lebih mudah dijangkau.
Berikut ini Popmama.comakan mengulas tentang pil kontrasepsi darurat dan aturan penggunaannya. Yuk, disimak!
Apa Itu Pil Kontrasepsi Darurat?
Pil kontrasepsi darurat adalah sebuah metode untuk mencegah kehamilan yang baru digunakan setelah dilakukannya hubungan seksual tanpa pengaman. Pil kontrasepsi darurat terdiri atas dua jenis yang memiliki perbedaan waktu dalam mengonsumsinya.
Melasir dari National Health Safety UK, pil kontrasepsi dengan jenis Levonelle dapat dikonsumsi setelah kurang dari 3 hari setelah dilakukannya hubungan seksual tanpa pengaman. Sedangkan pil kontrasepsi darurat ellaOne dapat dikonsumsi kurang dari 5 hari setelah hubungan seksual.
Walaupun memiliki perbedaan waktu dalam mengonsumsinya, kedua pil kontrasepsi darurat tersebut memiliki efektivitas yang cukup sama. Lebih lanjut, masih menurut National Health Safety UK semakin cepat konsumsi pil kontrasepsi, akan semakin baik.
Pil kontrasepsi darurat menurut WHO dapat digunakan setelah melakukan hubungan seksual tanpa pengaman serta saat benar-benar tidak ada alat kontrasepsi lain yang dapat digunakan sebelum melakukan hubungan seksual.
Cara Kerja Pil Kontrasepsi Darurat
Pil kontrasepsi darurat menurut National Health Safety UK akan bekerja dengan memengaruhi hormon progesteron dalam tubuh. Pada pil kontrasepsi Levonelle, terkandung levonorgester, yakni versi sintetis dari hormon progesteron yang diproduksi ovarium.
Dengan meminum pil ini, pelepasan sel telur atau disebut juga dengan ovulasi akan dihentikan atau ditunda. Sehingga kehamilan dapat dicegah. Pil kontrasepsi jenis Levonelle harus diminum dalam waktu 72 jam atau 3 hari setelah dilakukannya hubungan seks tanpa pengaman.
Sedangkan untuk pil kontrasepsi darurat dengan jenis ellaOne memiliki kandungan ulipristal asetat yang mampu menghentikan kerja hormon progesteron. Penghentian hormon progesteron ini juga akan menghentikan atau menunda ovulasi.
Pil kontrasepsi darurat ellaOne harus dikonsumsi dalam waktu 120 jam atau 5 haru setelah dilakukannya hubungan seks tanpa pengaman untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Penggunaan Pil Kontrasepsi Darurat
Tenang saja, penggunaan pil kontrasepsi darurat tidak akan menghindari kehamilan secara terus-menerus atau selamanya. Alat kontrasepsi ini menurut Cleveland Clinic, pil ini bertindak seperti alat kontrasepsi biasa. Namun, memang dapat digunakan lebih dari 1 kali dalam satu siklus menstruasi.
Pada umumnya, pil kontrasepsi ini dapat digunakan oleh siapa saja, bahkan pada perempuan yang tidak bisa menggunakan kontrasepsi hormonal. Kontrasepsi darurat ini juga dapat digunakan untuk Mama yang sedang menyusui.
Akan tetapi, pil kontrasepsi darurat kemungkinan tidak dapat digunakan jika Mama memiliki alergi dengan kandungan dalam pil ini. Pil kontrasepsi darurat ini juga tidak dapat dikonsumsi oleh penderita asma yang parah.
Menurut National Health Safety UK, pil kontrasepsi darurat ini juga tidak dapat digunakan oleh seseorang yang sedang mengonsumsi beberapa obat yang memiliki kemungkinan untuk berinteraksi dengan pil tersebut, seperti:
- Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati epilepsi, HIV, dan tuberkulosis.
- Obat untuk mengurangi asam lambung, seperti omeprazole dan beberapa jenis antibiotik.
Untuk itu, sebaiknya jika ingin mengonsumsi pil kontrasepsi darurat, sebaiknya Mama berkonsultasi bersama dengan dokter atau tim media lainnya terkait dengan kondisi tubuh mama dan juga pengobatan yang sedang Mama jalani.
Efek Samping Penggunaan Pil Kontrasepsi Darurat
Sebenarnya, dalam menggunakan pil kontrasepsi darurat, tidak terdapat efek samping yang serius. Selain itu, tidak ada pula efek samping jangka panjangnya. Tetapi, penggunaanya dapat menyebabkab beberapa hal berikut ini:
- Sakit kepala.
- Nyeri perut.
- Perubahan siklus menstruasi, dapat datang lebih awal atau bahkan terlambat dan lebih nyeri dibandingkan biasanya.
- Merasa kurang enak badan.
Jika setelah mengonsumsi pill kontrasepsi Mama merasakan sakit dalam kurun waktu kurang dari 2 – 3 jam, maka segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan.
Nah, itu tadi ulasan terkait pil kontrasepsi darurat dan aturan penggunaannya. Jika Mama dan Papa masih ingin menunda momongan, lebih bijak lagi dalam memillih alat kontrasepsi yang sesuai agar tidak terjadi kehamilan yang tidak direncanakan!
Baca juga:
- Mengenal Beragam Alat Kontrasepsi untuk Laki-Laki dan Cara Kerjanya
- 11 Cara Berhubungan Seks agar Tidak Hamil Tanpa Kontrasepsi
- 5 Mitos dan Fakta Seputar Alat Kontrasepsi yang Wajib Mama Ketahui