Apakah Masih Bisa Hamil setelah Suntik KB 3 bulan?
Suntik KB 3 bulan dapat mencegah kehamilan hingga 97-99%
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Suntik KB 3 bulan adalah salah satu kontrasepsi paling efektif yang mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Suntikan hormonal ini melepaskan hormon progestin yang mencegah ovulasi dan mengubah lendir serviks untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Tetapi Mama mungkin bertanya-tanya: apakah masih bisa hamil setelah suntik KB 3 bulan?
Penggunaan yang tidak akurat, seperti tidak menggunakan perlindungan penghalang tambahan jika suntikan dilakukan setelah lima hari pertama menstruasi selama beberapa hari atau penundaan suntikan, dapat menjadi alasan kegagalan.
Penjelasan lebih lanjut mengenai suntik KB 3 bulan bisa Mama simak pada ulasan Popmama.com berikut ini.
Apa Itu Suntik KB 3 bulan?
Suntik KB 3 bulan adalah metode kontrasepsi yang diberikan setiap 3 bulan sekali pada perempuan melalui suntikan dengan tujuan mencegah kehamilan.
Cara ini dianggap efektif karena dapat mencegah kehamilan hingga 97-99% jika dilakukan secara rutin dan sesuai jadwal.
Bagaimana cara kerjanya? Metode kontrasepsi ini mengandung hormon progestin yang berperan dalam pencegahan pematangan sel telur atau ovulasi. Jika tak ada sel telur untuk dibuahi, tentu kehamilan tidak akan terjadi.
Suntik KB 3 bulan juga memicu pengentalan cairan atau lendir di leher rahim yang membuat sperma sulit mencapai rahim dan bertemu sel telur.
Apa Efek Samping Suntik KB 3 bulan?
Setiap metode kontrasepsi memiliki efek samping, termasuk suntik KB 3 bulan. Berikut beberapa efek samping yang mungkin Mama alami:
- Sakit kepala,
- Ketidaknyamanan perut,
- Perubahan suasana hati,
- Minat seks berkurang,
- Depresi,
- Reaksi alergi,
- Retensi cairan,
- Nyeri payudara,
- Gugup,
- Pusing,
- Mual,
- Kelelahan,
- Tidak teratur atau tidak ada periode menstruasi,
- Bercak atau pendarahan hebat,
- Kehilangan kepadatan tulang. Risiko ini meningkat jika Mama memiliki riwayat osteoporosis dalam keluarga,
- Ada risiko penggumpalan darah di kepala, jantung, kaki atau paru-paru karena tingginya kadar progesterone.
Ketika progestin dosis tinggi disuntikkan, tubuh membutuhkan waktu untuk mengatasi hormon sintetis ini. Karena metode kontrasepsi ini memiliki efek jangka panjang, Mama mungkin mengalami efek samping tertentu.
Namun ketika suntik dilakukan secara teratur, Mama mungkin mengalami penurunan tingkat ketidaknyamanan saat tubuh terbiasa dengan adanya progestin. Efek sampingnya juga mereda jika Mama berhenti mendapatkan suntik KB 3 bulan ini.
Satu hal yang perlu diperhatikan tentang efek sampingnya adalah mirip dengan gejala kehamilan, seperti:
- Mengubah siklus menstruasi dan menyebabkan periode menstruasi terlewat,
- Kelelahan adalah salah satu efek samping suntik KB 3 bulan dan juga merupakan tanda awal kehamilan,
- Merasa mual saat pertama kali mendapatkan suntik KB 3 bulan,
- Karena perubahan hormonal, payudara mungkin menjadi lunak seperti yang terjadi selama kehamilan,
- Sakit kepala adalah ketidaknyamanan lain yang umum terjadi pada kedua kasus tersebut,
- Sering buang air kecil mungkin membingungkan jika itu adalah tanda awal kehamilan,
- Mengidam makanan tertentu karena perubahan hormon yang diinduksi suntik KB 3 bulan.
Apakah Masih Bisa Hamil setelah Mendapatkan Suntik KB 3 Bulan?
Selain faktor alami yang tidak bisa diprediksi, faktor penyebab kegagalan yang paling umum dijumpai pengguna KB suntik adalah tidak tepat waktu dalam melakukan suntikan, Ma.
Waktu terbaik mendapat suntikan adalah pada saat menstruasi. Idealnya, suntikan diberi pada hari pertama atau selambatnya hingga hari kelima dalam periode tersebut.
Kegagalan lain yang umum dilakukan para pengguna suntik hormon adalah tidak patuh jadwal. Saat mengulang suntikan bulan berikutnya, maka pemberian suntikan harus tepat waktu.
Jika satu hari saja meleset dari jadwal, tentu akan memengaruhi keberhasilan dan mengacaukan siklus hormon tubuh.
Jadi, jika Mama ingin menunda kehamilan, lakukan penyuntikan sesuai jadwal. Ini berlaku juga untuk metode kontrasepsi lainnya.
Hal lain yang harus diperhatikan, khusus bagi pasangan yang masih muda, metode ini sebaiknya tidak dipilih. Karena kondisi organ reproduksi yang masih subur, maka potensi kehamilan masih sangat tinggi meski sudah menggunakan KB suntik.
Bagaimana Jika Mama Tidak Menyadari Kehamilan dan Mendapatkan Suntik KB 3 Bulan?
Suntik KB 3 bulan mengandung hormon progesteron sintetik (progestin) sedangkan suntik KB 1 bulan campuran progestin dan estrogen.
Setelah penyuntikan, obat memerlukan waktu paling lama 7 hari untuk bekerja efektif mencegah kehamilan.
Apabila sudah terjadi kehamilan tetapi terlanjur disuntik KB hal itu tidak perlu dikhawatirkan apabila Mama menggunakan KB yang hanya mengandung progesteron sintetik (progestin).
Sebaliknya bila Mama menggunakan suntik KB campuran yang mengandung estrogen dan progestin sebaiknya konsultasikan ke dokter.
Jika sudah terlanjur menerima suntikan KB dan baru disadari bahwa sedang hamil, umumnya tidak ada efek samping berbahaya dari suntikan KB terhadap janin. Tetapi Mama dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan rutin untuk memastikan janin tumbuh dan berkembang dengan baik.
Meskipun tidak ada efek buruk bagi janin, perlu diketahui bahwa tetap ada kemungkinan terjadinya keguguran pasca penyuntikan. Pasalnya, setelah penyuntikan terjadi perubahan hormon dalam tubuh yang menjadikan kondisi tersebut tidak efektif untuk mempertahankan kehamilan agar tetap berlangsung dengan baik. Jadi, jika Mama menyadari kehamilan setelah penyuntikan, jangan menunda untuk memeriksakan kandungan ke dokter ya.
Itu jawaban atas pertanyaan apakah masih bisa hamil setelah suntik KB 3 bulan. Meski kecil namun kemungkinannya masih ada, ya, Ma. Terutama jika penyuntikan tidak dilakukan dengan rutin dan tepat waktu.
Metode kontrasepsi apa yang Mama gunakan untuk menunda kehamilan?
Baca juga:
- Efektivitas Alat Kontrasepsi Diafragma, Kondom untuk Perempuan
- Mengenal 7 Macam Alat Kontrasepsi Hormonal bagi Perempuan
- 10 Jenis Metode Kontrasepsi, Mana yang Paling Cocok untuk Mama?