TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Begini Hubungan Antara Obesitas, Kesuburan, dan Kanker Rahim

Apa kaitan obesitas, kesuburan, dan kanker rahim?

Freepik/Anastasia Kazakova

Memiliki keturunan adalah harapan dari sebagian besar pasangan suami istri. Sebagian pasangan mungkin bisa hamil dengan mudah dan cepat. Sedangkan sebagian lagi membutuhkan usaha lebih agar bisa hamil.

Obesitas pada laki-laki dan perempuan sering dianggap sebagai salah satu faktor yang memengaruhi kesuburan.

Dalam unggahan di TikTok, dr. Muhamad Yusuf Sp.OG (K) Onk membahas soal kaitan obesitas, sulit hamil, dan kanker rahim. Menurutnya, obesitas menyebabkan seorang perempuan mengalami kesulitan hamil dan kanker rahim.

Hubungan antara obesitas, kesuburan, dan kanker rahim bisa Mama simak pada ulasan Popmama.com berikut ini.

Obesitas dan Pengaruhnya pada Kesuburan serta Peningkatan Risiko Kanker Rahim

Freepik/shurkin_son

Dalam unggahannya, dr. Yusuf tampak sedang melakukan konsultasi dengan salah satu pasiennya yang berusia 28 tahun. Pasien tersebut telah menikah selama 8 tahun dan belum memiliki keturunan.

Setelah membaca hasil laboratorium, sang dokter menyampaikan hasil diagnosanya bahwa pasien tersebut terkena kanker rahim.

“Kanker rahim disebabkan karena obesitas,” katanya pada pasien.

Diketahui bahwa sebelum mendapatkan diagnosa kanker, si pasien juga mengalami kesulitan untuk hamil. Lagi-lagi, masalah tersebut disebabkan oleh obesitas.

Menurutnya, sel-sel di dinding rahim mengalami perubahan akibat hormon estrogen yang berlebihan. Pada akhirnya, hormon estrogen itu berubah menjadi sel kanker. Seperti pada kasus pasien dr. Yusuf, ia mengidap kanker rahim akibat obesitas.

Obesitas dan Peningkatan Kadar Estrogen

Freepik/jcomp

Jaringan lemak pada seseorang yang mengalami kelebihan berat badan menghasilkan tambahan estrogen, hormon seks yang dapat meningkatkan risiko kanker rahim.

Risiko ini meningkat seiring dengan peningkatan indeks massa tubuh (BMI), yaitu rasio berat badan terhadap tinggi badan seseorang.

Sekitar 70% kasus kanker rahim berhubungan dengan obesitas.

Mengutip dari laman cancer.net, paparan estrogen yang berkepanjangan atau ketidakseimbangan estrogen berhubungan dengan banyak faktor risiko berikut:

  • Periode menstruasi dimulai sebelum usia 12 tahun dan mengalami menopause lebih cepat,
  • Tidak bisa hamil.

Obesitas dan Kanker Rahim

Freepik

Kanker endometrium dimulai di dalam rahim, di dalam lapisan sel yang membentuk lapisan rahim.

Kanker endometrium merupakan kanker paling umum yang menyerang saluran reproduksi perempuan. Dan banyak penelitian menunjukkan bahwa peningkatan risiko kanker rahim terkait dengan peningkatan obesitas.

Mayoritas kanker endometrium akan berkembang dan tumbuh sebagai respons terhadap estrogen. Obesitas meningkatkan kadar estrogen, dan semakin tinggi estrogen, semakin besar risiko pada perempuan, menurut dr. Jamie Bakkum-Gamez, ahli onkologi ginekologi Mayo Clinic.

Pencegahan Kanker Rahim

Freepik/shurkin_son

Berbagai faktor berkontribusi terhadap berbagai jenis kanker. Para peneliti terus menyelidiki faktor apa saja yang menyebabkan kanker rahim, termasuk cara mencegahnya.

Meskipun tidak ada cara yang terbukti dapat mencegah kanker rahim sepenuhnya, Mama mungkin dapat menurunkan risikonya.

Penelitian telah menunjukkan bahwa faktor-faktor tertentu dapat menurunkan risiko kanker rahim:

  • Mengonsumsi pil KB. Pil KB mengandung kombinasi estrogen dan progesteron yang diminum secara siklis untuk menghasilkan periode menstruasi bulanan. Hal ini mengurangi risiko pertumbuhan berlebih pada lapisan rahim, terutama bila dikonsumsi dalam jangka waktu lama.
  • Menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) yang mensekresi progestin, yang merupakan salah satu bentuk alat kontrasepsi.
  • Mempertimbangkan risiko kanker rahim sebelum memulai terapi hormon, terutama terapi penggantian estrogen saja, yang berhubungan dengan peningkatan risiko kanker. Menggunakan kombinasi estrogen dan progesteron untuk terapi dapat membantu menurunkan risiko.
  • Menjaga berat badan yang sehat, idealnya BMI kurang dari 25.
  • Jika menderita diabetes, penanganan penyakit yang hati-hati, seperti memantau kadar glukosa darah secara teratur, dapat membantu menurunkan risiko.

Jadi sekarang Mama sudah mengetahui hubungan antara obesitas, kesuburan, dan kanker rahim. Jika Mama mengalami obesitas dan sedang dalam program hamil, Mama bisa mulai menerapkan pola hidup yang sehat. Diskusikan dengan dokter mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan, ya, Ma!

Baca juga:

The Latest