Covid-19 Dapat Menyebabkan Masalah Kesuburan dan Disfungsi Ereksi
Bagaimana virus ini memengaruhi kesuburan?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketidaksuburan dan disfungsi ereksi memengaruhi kesehatan mental dan peluang pasangan untuk mendapatkan keturunan.
Sejak pandemi Covid-19, isu kesuburan kembali marak, terutama ketika vaksin dikaitkan dengan masalah kesuburan.
Para ilmuwan telah berulang kali menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 tidak menyebabkan masalah kesuburan. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa virus itu dapat menyebabkan masalah kesuburan dan disfungsi ereksi.
Bagaimana Covid-19 dapat menyebabkan masalah kesuburan dan disfungsi ereksi pada laki-laki? Penjelasannya dapat disimak pada ulasan Popmama.com berikut ini ya.
Biopsi pada Pasien yang Meninggal Akibat Covid-19
Di bulan Februari, para peneliti di Brasil merilis hasil biopsi pada 11 pasien laki-laki yang meninggal. Hasilnya menunjukkan bagaimana virus dapat menyusup ke testis dan menyebabkan kerusakan.
Biopsi ini mengikuti sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan yang sama terhadap 120 laki-laki di Belgia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infeksi Covid-19 ringan dan berat dapat mengurangi jumlah dan kualitas sperma.
Di antara mereka yang diuji dalam satu bulan infeksi, motilitas sperma berkurang sebanyak 60 persen; 28 persen laki-laki mengalami penurunan motilitas setelah dua bulan. Para penulis tidak menemukan perbedaan statistik antara laki-laki yang dirawat di rumah sakit dan mereka yang dirawat di rumah.
Studi pada Pasangan yang Melakukan Program Hamil
Studi lain yang didanai oleh National Institutes of Health, melacak 2.000 pasangan yang mencoba untuk hamil. Ditemukan peluang keberhasilan pasangan turun 18 persen jika laki-laki terinfeksi virus corona dalam dua bulan terakhir.
Setelah dua bulan, tingkat kesuburan laki-laki yang terinfeksi kembali normal.
“Umumnya, jumlah sperma yang rendah atau masalah ketidaksuburan terjadi dalam dua atau tiga bulan pertama infeksi. Karena dibutuhkan sekitar tiga bulan bagi seorang pria untuk membuat sperma baru,” jelas Dr. Mike Hsieh, direktur UC San Diego Men's Health.
Bagaimana Covid-19 Memengaruhi Kesuburan Laki-Laki?
Para peneliti masih mempelajari bagaimana virus menyebabkan semua masalah ini. Tetapi biopsi baru dari Brasil menunjukkan bahwa sel yang terinfeksi dapat melakukan perjalanan ke testis dan menyebabkan kerusakan secara langsung.
Peradangan di pembuluh darah dan jaringan di sekitarnya juga dapat memengaruhi kadar hormon dan produksi sperma, kata Hsieh.
Para ilmuwan telah berteori bahwa demam yang disebabkan oleh COVID juga dapat mengganggu produksi sperma.
“Testis bekerja paling baik pada dua derajat di bawah suhu tubuh. Jadi ketika Papa mengalami demam tinggi atau demam dalam waktu lama, itu dapat mengganggu fungsi testis, baik dalam memproduksi sperma maupun testosteron,” kata Hsieh.
Infeksi Covid-19 juga Menyebabkan Disfungsi Ereksi
Perubahan kadar hormon dan aliran darah dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Penelitian juga telah menghubungkan infeksi Covid-19 dengan tingkat disfungsi ereksi yang lebih tinggi.
Sebuah studi oleh tim di University of Florida menemukan laki-laki dengan Covid-19 lebih dari tiga kali lebih mungkin didiagnosis dengan disfungsi ereksi. Secara keseluruhan, sekitar 5 persen pasien Covid-19 laki-laki dalam sistem perawatan kesehatan mereka mengalaminya.
Pada kebanyakan laki-laki, masalah kesuburan ini teratasi, kata Hsieh. Tetapi vaksinasi dapat sangat mengurangi risiko ini.
Studi oleh UC San Diego dan ilmuwan di seluruh dunia telah menemukan bahwa vaksinasi tidak mempengaruhi kesuburan pada salah satu pasangan.
Itu penjelasan tentang Covid-19 dapat menyebabkan masalah kesuburan dan disfungsi ereksi pada laki-laki. Untuk mencegahnya, selalu terapkan protokol kesehatan dan lakukan pola hidup sehat.
Baca juga:
- Vaksin Dosis ke-4 Dinilai Tak Efektif untuk Anak Muda
- Kementerian Kesehatan RI Menambahkan Kombinasi Vaksin Booster
- Setelah Pandemi Ada Fase Endemi, Apa yang Dimaksud Endemi?