TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Dampak Antibiotik pada Kesuburan Perempuan dan Laki-Laki

Hindari mengonsumsi antibiotik tanpa resep dokter

Pexels/JESHOOTS.com

Ketika mempersiapkan kehamilan, terdapat banyak hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan. Setiap pasangan akan melakukan apa saja yang bisameningkatkan peluang kehamilan, dan menghindari hal yang bisa menghambat kemungkinan untuk hamil.

Salah satu hal yang konon dapat menghambat dan mencegah kehamilan adalah mengonsumsi obat antibiotik. Antibiotik dianggap sebagai salah satu pencegah kehamilan karena memiliki efek terhadap kesuburan seseorang.

Seperti apa dampak antibiotik pada kesuburan perempuan dan laki-laki? BerikutPopmama.comtelah merangkum jawabannya dari berbagai sumber.

Pada dasarnya, antibiotik adalah obat yang dikonsumsi untuk melawan bakteri yang ada pada tubuh. Obat ini bekerja melalui dua cara, yaitu membunuh bakteri atau menghentikan pertumbuhan bakteri.

Dampak Antibiotik pada Kesuburan Perempuan dan Laki-Laki

Freepik/8photo
  • Dampak antibiotik pada kesuburan perempuan

Tak sedikit perempuan yang mengonsumsi antibiotik khawatir jika antibiotik yang dikonsumsinya menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur dan akan membuat mereka sulit hamil.

Padahal sebenarnya belum ada bukti konklusif yang menunjukkan efek bahaya dari penggunaan antibiotik pada hormon yang mengontrol siklus menstruasi, ovulasi, atau pembuahan.

Pada umumnya antibiotik tidak akan mengganggu siklus menstruasi, dan aman untuk dikonsumsi. Meski begitu, disarankan untuk menghindari mengonsumsi antibiotik tanpa resep dokter.

Sebelum mengonsumsi antibiotik ada baiknya untuk konsultasi ke dokter dan beri tahu dokter jika kamu sedang mencoba program hamil sehingga dokter dapat meresepkan antibiotik yang sesuai.

  • Dampak antibiotik pada kesuburan laki-laki

Pada dasarnya, antibiotik aman untuk dikonsumsi, tapi jika dikonsumsi dalam waktu yang lama, terdapat beberapa obat antibiotik yang bisa menyebabkan masalah kesuburan pada laki-laki.

Antibiotik yang dikonsumsi dalam durasi yang lama bisa memengaruhi kuantitas dan kualitas sperma. Jumlah sperma yang dihasilkan akan berkurang dan kecepatan sperma untuk berenang menjadi lebih lambat.

Tapi jangan dulu khawatir, efek antibiotik pada sperma dan kesuburan akan berhenti dalam waktu tiga bulan setelah antibiotik berhenti dikonsumsi.

Ada baiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi antibiotik, sehingga dokter bisa meresepkan antibiotik yang sesuai dengan yang dibutuhkan.

Antibiotik Bisa Meningkatkan Peluang Kehamilan, Benarkah?

pexels/rodnae productions pasangan yang sedang melihat hasil test pack

Penyebab umum infertilitas (masalah kesuburan) pada laki-laki dan perempuan adalah adanya infeksi bakteri. Infeksi bakteri ini bisa menyebabkan infeksi menular seksual (IMS) atau penyakit kelamin yang menular melalui aktivitas seksual.

Infeksi menular seksual (IMS) seperti klamidia dan gonore dapat merusak rahim, ovarium, dan saluran tuba pada perempuan, dan saluran yang dilalui sperma pada laki-laki.

Infeksi tersebut terkadang tidak menimbulkan gejala. Seseorang bahkan mungkin tidak tahu bahwa dirinya menderita IMS. Tanpa pengobatan, bakteri dapat menyebar ke rahim, ovarium, atau saluran tuba dan menyebabkan penyakit radang panggul (PID).

PID yang diderita seseorang dapat meninggalkan bekas luka di saluran tuba (saluran penghubung rahim dan indung telur). Bekas luka itu bisa menghalangi saluran dan mencegah sel telur turun ke bawah untuk dibuahi.

Pada umumnya, jika seseorang didapati mengalami kondisi ini, dokter meresepkan antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri. Infeksi bakteri yang diobati oleh antibiotik ini akan mencegah kerusakan pada saluran reproduksi dan mengobati saluran yang terkena bekas luka.

Setelah saluran tuba sudah diobati dengan antibiotik, maka hal ini nantinya akan dapat meningkatkan kemungkinan kehamilan.

Risiko Mengonsumsi Antibiotik saat Hamil

Freepik/gpointstudio

Mengonsumsi antibiotik di masa kehamilan pada umumnya relatif aman. Namun, penggunaanya harus tetap sesuai anjuran dokter agar tidak berdampak buruk bagi kesuburan dan kehamilan.

Alasan mengapa antibiotik harus selalu sesuai dengan anjuran dokter adalah karena terdapat penelitian yang menyatakan bahwa terdapat beberapa jenis antibiotik yang bisa meningkatkan risiko keguguran seseorang.

Jenis antibiotik yang dapat meningkatkan risiko keguguran adalah azitromisin (zitromaks), klaritromisin, metronidazol, kuinolon, sulfonamida, dan tetrasiklin. Namun, jenis antibiotik ini dan pengaruhnya pun masih harus diteliti lebih lanjut.

Jadi, sebenarnya antibiotik itu aman untuk dikonsumsi, tetapi antibiotik yang dikonsumsi harus tetap sesuai dengan anjuran dokter, ya. Semoga bermanfaat!

Baca juga:

The Latest