Anemia pada Ibu Hamil Bisa Pengaruhi Perkembangan Otak Janin
Simak penjelasannya di sini, Ma!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anemia bisa menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dan ibu hamil bukanlah pengecualian. Saat hamil, ada banyak hal yang terjadi di dalam tubuh ibu hamil, sehingga ia tidak boleh terkena anemia atau kekurangan sel darah merah.
Biasanya, selain memberikan vitamin kehamilan, dokter juga akan meresepkan suplemen zat besi agar ibu hamil terhindar dari anemia. Jika ibu hamil sampai mengidap anemia, maka perkembangan otak janin pun tidak bisa maksimal.
Nah, untuk mengetahui bagaimana anemia pada ibu hamil bisa pengaruhi perkembangan otak janin, khususnya cacat lahir, simak informasi dari Popmama.com berikut ini.
Tanda-Tanda Anemia pada Ibu Hamil
Saat hamil, perempuan perlu banyak sel darah untuk mendukung perkembangan janin. Jika anemia terjadi, maka oksigen yang disalurkan ke janin pun menjadi terbatas dan ini tidak baik untuk perkembangan janin.
Sayangnya, gejala anemia terlihat mirip dengan gejala kehamilan pada umumnya. Anemia ringan biasanya akan sulit diamati, namun jika sudah semakin parah, maka ibu hamil akan mengalami kelelahan yang berlebihan, kulit pucat, denyut jantung tidak teratur, sesak napas, serta nyeri dada dan sakit kepala.
Selain itu, ada juga beberapa gejala anemia yang sangat jarang terjadi namun tetap perlu diwaspadai, seperti gatal-gatal, perubahan indra perasa, rambut rontok, telinga berdengung, dan sariawan di pinggir mulut.
Untuk mengetahui apakah ibu hamil mengalami anemia atau tidak, maka akan dilakukan tes darah. Jika kadar hemoglobinnya rendah, maka ibu hamil mengidap anemia dan perlu pengobatan segera.
Hubungan Anemia dan Cacat Lahir pada Bayi
Sebuah studi dilakukan untuk mencari hubungan antara anemia dan cacat lahir pada bayi. Ternyata, selain mengetahui bahwa keduanya memiliki hubungan, cacat lahir juga dipengaruhi oleh kapan ibu hamil terdeteksi mengalami anemia.
Ada sekitar 300.000 Mama yang ikut andil dalam penelitian ini dan 5.8 persen di antaranya mengaku terdiagnosis anemia di masa kehamilannya. Dari kasus tersebut, diketahui 5 persen terdiagnosis sebelum usia kehamilan 30 minggu dan sisanya setelah usia kehamilan 30 minggu.
Studi ini menyimpulkan bahwa ibu hamil yang terdiagnosis anemia sebelum usia kehamilan 30 minggu cenderung memiliki kemungkinan melahirkan bayi dengan cacat lahir, seperti autisme, ADHD, atau cacat intelektual. Ini artinya, semakin dini anemia terdeteksi pada ibu hamil, semakin tinggi pula kemungkinan ia melahirkan bayi dengan cacat lahir.
Cara yang Bisa Dilakukan agar Ibu Hamil Terhindar dari Anemia
Agar terhindar dari anemia, ibu hamil sebaiknya memastikan asupan zat besi harian terpenuhi. Beberapa cara yang bisa dilakukan agar ibu hamil terhindar dari anemia adalah:
- Mengonsumsi suplemen zat besi, sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter kandungan atau bidan.
- Mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi, seperti ikan, daging merah, ayam, sayur hijau, kacang-kacangan, biji-bijian, telur, dan tahu.
- Memenuhi kebutuhan vitamin C harian, agar tubuh bisa menyerap zat besi dengan optimal, misalnya dengan mengonsumsi jeruk, stroberi, kiwi, dan tomat.
Nah, itu dia tadi penjelasan tentang anemia pada ibu hamil dan korelasinya terhadap cacat lahir bayi. Jadi, jangan sepelekan pemenuhan zat besi pada ibu hamil, ya, agar bisa memiliki kehamilan yang sehat dan terhindar dari anemia.
Baca juga:
- 18 Makanan Kaya Zat Besi untuk Mencegah Anemia pada Ibu Hamil
- 5 Manfaat Buah Kesemek untuk Ibu Hamil, Bisa Mencegah Anemia
- Lakukan 5 Hal Ini untuk Mencegah Anemia saat Hamil