Banyak Konsumsi Gula saat Hamil Bisa Mengganggu Fungsi Otak Janin
Mengonsumsi gula berlebih saat hamil sangat berbahaya bagi perkembangan otak janin lho, Ma!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pasti sudah tidak asing dengan ice cream, donat, boba, permen, kue cokelat dan biskuit. Bagi pecinta makanan manis, aneh rasanya kalau belum mencoba makanan-makanan tersebut.
Banyak orang yang menyukai rasa manis karena memberikan efek menyenangkan, biasanya mood Mama akan jadi lebih baik setelah mengonsumsi makanan yang manis-manis.
Namun, seperti yang kita tahu, asupan gula yang berlebih bisa menambah berat badan dan memicu diabetes. Belum lagi komplikasi kesehatan lain yang ditimbulakan seperti risiko penyakit jantung, kerusakan ginjal dan hati.
Ternyata, tak hanya mempengaruhi kesehatan tubuh sendiri, terlalu banyak konsumsi gula saat hamil juga bisa mengakibatkan kerusakan fungsi otak bayi di dalam kandungan.
Lebih jelasnya, berikut Popmama.com rangkum mengenai banyak konsumsi gula saat hamil bisa mengganggu fungsi otak janin. Yuk, disimak penjelasannya, Ma!
Mengonsumsi Gula Berlebih saat Hamil Bisa Menggangu Fungsi Otak Janin
Sebuah penelitan yang diterbitkan dalam jurnal American Journal of Preventive Medicinemenyatakan bahwa konsumsi gula saat hamil bisa menggantu fungsi otak janin.
Melansir dari Cleveland Clinic, baru baru ini sebuah studi juga meneliti tentang asupan gula berlebih pada ibu hamil serta si Kecil di awal kehidupannya yang dapat memengaruhi fungsi otak anak. Studi ini melakukan pemeriksaan data dari 1.234 pasangan ibu dan anak.
Meski tidak ikut ambil bagian dalam penelitian ini, Jennifer Hyland, RD, seorang ahli diet anak, menambahkan bahwa minuman yang dimaniskan dengan banyak gula menjadi penyebab utamanya.
Studi ini memeriksa berapa banyak gula, khususnya minuman manis yang dikonsumsi ibu selama kehamilan. Serta berapa banyak gula yang dikonsumsi si anak sejak dini.
Para peneliti menemukan bahwa perempuan yang minum banyak soda diet selama kehamilan berpeluang tinggi untuk memiliki anak dengan keterampilan kognitif yang lebih buruk termasuk kemampuan non-verbal dalam memecahkan masalah dan kemampuan memori verbalnya.
Hal yang sama berlaku untuk anak kecil yang mengonsumsi lebih banyak gula selama awal kehidupan.
Mereka menemukan bahwa asupan gula yang tinggi pada dasarnya memiliki dampak negatif terhadap fungsi kognitif anak.
Risiko Terganggunya Perkembangan Otak Janin
Otak adalah salah satu organ tubuh yang paling membutuhkan energi dan glukosa merupakan jenis karbohidrat yang digunakan untuk bahan bakar otak. Namun, terlalu banyak glukosa telah menunjukkan efek buruk pada otak.
Melansir dari Neewsweek, sebuah studi tahun 2012 menunjukkan bahwa konsumsi glukosa berlebih menyebabkan masalah memori dan kognisi pada hewan.
Selain itu, Harvard Medical School melaporkan bahwa penyakait diabetes, suatu kondisi yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengatur kadar glukosa, telah terbukti menyebabkan penuaan sel otak dini pada manusia.
Jika Mama terlalu banyak mengonsumsi gula, hal ini dapat merusak fungsi bagian tertentu dari hipokampus dan korteks serebral yang sedang terbentuk pada janin di dalam perut Mama.
Hipokampus adalah bagian otak yang mengatur memori dan berhubungan dengan kemampuan belajar si calon buah hati.
Oleh karena itu, konsumsi gula yang berlebihan pada akhirnya mempengaruhi perkembangan kognitif anak secara keseluruhan.
Jika Mama tidak mendapatkan cukup nutrisi, otak tidak akan berfungsi dengan baik. Bagi perkembangan otak janin, Mama sangat membutuhkan vitamin dan mineral dari makanan dan minuman. Namun, konsumsi gula yang berlebih dapat merusak atau menghancurkan sel-sel otak.
Sebab terlalu banyak gula mengganggu komunikasi antara sel-sel saraf di otak dan aktivitas sel otak sehingga meningkatkan risiko gangguan kognitif dan penyakit yang menggangu fungsi otak lainnya.
Ganti dengan Gula yang Lebih Sehat
Namun, efek tersebut tidak terlihat saat mengonsumsi buah segar. Apalagi disarankan untuk Mama mengonsumsi buahnya secara langsung.
Buah-buahan seperti anggur, pisang, melon, semangka dan sebagainya memang mengandung gula alami dalam bentuk fruktosa. Fruktosa merupakan salah satu jenis karbohidrat.
Rata-rata buah mengandung sekitar 15 gram gula alami dalam bentuk fruktosa dan memiliki kalori yang sedikit.
Fruktosa memang digunakan sebagai pemanis seperti sirup jagung karena rasanya lebih manis ketimbang jenis karbohidrat lain yakni sukrosa dan glukosa. Tapi tentu saja buah asli berbeda dengan makanan yang menggunakan pemanis.
Yang perlu Mama perhatikan yaitu beberapa makanan yang tampaknya sehat seperti yogurt, granola, dan jus buah kemasan dapat mengandung banyak gula tambahan yang tersembunyi di dalamnya.
Itulah mengapa ada baiknya untuk Mama membaca label nutrisi secara menyeluruh.
Banyak jus buah, meski dinamakan jus buah asli, ternyata mengandung banyak gula yang terkondensasi di satu tempat.
Anehnya, secangkir jus buah mungkin mengandung gula sebanyak sekaleng soda. Tetapi gula alami yang ditemukan dalam buah segar tidak termasuk dalam batas asupan gula harian.
Faktanya, buah segar adalah bagian penting dari diet sehat untuk Ibu hamil. Bisa juga sebagai alternatif yang baik untuk pengganti makanan manis.
Gula yang ditemukan secara alami dalam buah tidak memiliki hubungan negatif terhadap fungsi kognitif.
Buah segar sangat sehat karena memiliki vitamin, mineral, juga memiliki serat di dalamnya yang menunda kenaikan gula darah.
Buah-buahan sangat bermanfaat untuk memberikan energi pada Mama yang sedang hamil namun tetap mengontrol kenaikan berat badan.
Karena itu, mulai dari saat ini penting untuk mengurangi konsumsi gula, ya Ma. Lebih baiknya untuk membuat makanan rumahan agar Mama tahu seberapa banyak gula yang dikonsumsi per harinya.
Itulah tadi informasi tentang banyak konsumsi gula saat hamil bisa menggangu fungsi otak janin. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma!
Baca juga: