Obesitas dan Diabetes saat Hamil Berisiko Lahirkan Anak Autisme
Seberapa tinggi peluang risikonya? Cari tahu di sini!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Wajar jika ibu hamil mengalami kenaikan berat badan. Hal ini menandakan bahwa janin yang ada di dalam perut juga ikut berkembang. Namun, perlu diperhatikan seberapa besar kenaikan berat badannya. Kenaikan berat badan saat hamil memilki batasan.
Jika berat badan tidak dikontrol dan melebihi batas normal dikhawatirkan bisa mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Komplikasi dari obesitas bukan hanya berdampak buruk bagi kesehatan ibu namun juga pada janin.
Timbulnya penyakit diabetes merupakan salah satu dampak negatif dari obesitas. Kelebihan berat badan selama kehamilan diyakini dapat meningkatkan risiko kematian pada anak.
Tak hanya itu, studi terbaru mengatakan kombinasi obesitas dan diabetes saat hamil berisiko lahirkan anak autisme. Untuk tahu lebih jelasnya, berikut Popmama.com rangkum informasinya untuk Mama!
Risiko Lebih Tinggi Lahirkan Anak Austisme
Mungkin Mama pernah mendengar bahwa ibu hamil yang mengalami obesitas berisiko sangat tinggi memiliki komplikasi kehamilan salah satunya melahirkan bayi prematur.
Selain itu, penelitian terbaru menemukan anak yang lahir dari ibu dengan obesitas dan diabetes, sekitar empat kali lipat lebih berisiko mengalami autisme.
Dilansir dari Parents, studi baru yang diterbitkan dalam Pediatrics tahun 2016 menjelaskan bahwa kombinasi dari dua masalah kondisi kesehatan ini meningkatkan risiko lahirnya anak autisme secara lebih signifikan.
Dalam studi yang berjudu "The Association of Maternal Obesity and Diabetes with Autism and Other Developmental Disabilities”, peneliti mengamati lebih dari 2.700 pasangan ibu dan anak selama kurun waktu 16 tahun.
Mereka menemukan perempuan yang mengalami obesitas sebelum hamil sebenarnya memiliki dua kali lipat kemungkinan memiliki anak yang didiagnosis dengan autisme pada usia 6 tahun dibandingkan dengan anak-anak yang lahir dari perempuan yang memiliki berat badan normal.
Sementara itu, perempuan yang mengidap diabetes sebelum atau selama kehamilan memiliki risiko yang sama. Namun, perempuan yang menderita obesitas dan diabetes memilki risiko paling tinggi sekitar hampir empat kali lipat.
Potensi adanya autisme diperkirakan sudah dimulai sebelum kelahiran. Sebab kondisi obesitas dan diabetes sangat mengganggu perkembangan otak janin.
Bagaimana Obesitas dan Diabetes Bisa Menyebabkan Autisme pada Anak?
Sementara ini, mekanisme yang menghubungkan ibu obesitas dan diabetes dengan kemungkinan lahirnya anak yang didiagnosis autisme masih belum jelas.
Namun, ada kemungkinan kondisi tersebut meningkatkan peradangan sehingga menghambat perkembangan janin. Janin tidak mendapat nutrisi yang baik untuk tumbuh kembangnya.
Dikutip dari Foxnews, Elinor Sullivan, peneliti biologi dan ilmu saraf di University of Portland menjelaskan kemungkinan risiko autisme akan semakin meningkat jika perempuan mengalami obesitas dan diabetes karena tingkat faktor inflamasi dan dampak buruk dari terganggunya nutrisi menyebabkan semakin tinggi keturunannya terpapar dampak burut tersebut.
Kedua kondisi tersebut secara signifikan meningkatkan kemungkinan anak mengalami cacat intelektual.
Salah satu keterbatasan penelitian in adalah bahwa beberapa anak dengan ASD (autism spectrum disorder) mungkin salah diklasifikasikan atau hanya memiliki diagnosis sementara.
Selain itu, ada kemungkinan bahwa apa yang dikenal sebagai bias seleksi menyebabkan lebih banyak anak dengan keterlambatan perkembangan diikutsertakan dalam penelitian ini.
Tetapi, temuan studi sangat memprihatinkan mengingat sepertiga perempuan usia reproduksi mengalami obesitas dan hampir satu dari 10 menderita diabetes serta satu dari 68 anak didiagnosis memiliki autisme.
Cegah Obesitas dan Diabetes dengan Menjaga Berat Badan
Karena diabetes merupakan dampak dari risiko obesitas, maka mulai saat ini Mama harus lebih fokus menjaga pola makan untuk mencapai berat badan yang sehat selama masa kehamilan ini.
Makan makanan yang sehat dan seimbang akan membantu bayi mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan untuk tumbuh kembangnya.
Tetapi, berapa banyak kalori tambahan yang benar-benar Mama butuhkan?
Meskipun Mama memang membutuhkan kalori ekstra, tidak perlu makan untuk 2 porsi ya, Ma.
Rata-rata ibu hanya membutuhkan sekitar 300 kalori lebih banyak perhari daripada sebelum mereka hamil. Ini akan membantu mereka mendapatkan jumlah berat badan yang tepat selama kehamilan.
Melansir Mayo Clinic, kenaikan berat badan yang dianjurkan adalah sebagai berikut tapi tergantung dari konsisi setiap ibu hamil :
- Perempuan dengan Indeks Massa Tubuh (BMI) normal sebelum hamil disarankan menambah berat badan setidaknya 11-16 kg selama kehamilan.
- Bagi perempuan yang mengalami obesitas sebelum hamil sangat disarankan untuk tidak menambah berat badan lebih dari 6-10 kg selama kehamilan.
- Pada perempuan yang memilki tubuh kurus harus menambah berat badan selama kehamilan sekitar 12-18 kg.
- Sedangkan untuk kondisi kehamilan anak kembar, berat badan harus lebih dinaikkan, mereka harus mencapai kenaikan berat yaitu sebesar 16-24 kg.
Namun, agar lebih jelas, Mama bisa tanyakan dokter mengenai berapa banyak berat badan yang harus didapatkan selama hamil.
Jika Mama ingin menurunkan berat badan saat hamil, harus dengan pengawasan dokter. Biasanya dokter akan menyarankan seberapa banyak nutrisi yang dikonsumsi agar tidak membahayakan perkembangan janin di kandungan.
Tips Mencegah Obesitas dan Diabetes pada Ibu Hamil
Berikut adalah beberapa tips untuk menjaga kenaikan berat badan serta mengurangi diabetes pada Ibu hamil :
- Banyak mengonsumsi makanan segar seperti sayur-sayuran atau buah-buahan. Beberapa buah segar mengandung gula alami yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi perhari dan tidak menyebabkan diabetes.
- Pilih makanan yang berserat seperti roti gandum atau sereal yang biasanya memiliki kandungan serat yang tinggi. Makanan ini dapat diserap tubuh lebih efektif serta menjaga berat badan.
- Hindari junkfood seperti kentang goreng, stik mozzarella, hamburger, dan pizza.
- Konsumi makanan atau minuman rendah lemak misalnya susu rendah lemak, daging panggang tanpa kulit dan mengurangi makanan gorengan.
- Batasi minuman dan makanan manis seperti minuman softdrink, boba, permen, donat, kue, sirup, dan lainnya.
- Olahraga ringan dapat membantu membakar kelebihan kalori. Berjalan kaki atau berenang biasanya aman untuk ibu hamil.
- Menghitung kalori perhari yang dikonsumsi.
Itulah tadi soal obesitas dan diabetes saat hamil berisiko lahirkan anak autisme. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Mama, ya!
Baca juga :
Banyak Konsumsi Gula saat Hamil Bisa Mengganggu Fungsi Otak Janin
Ini Alasan Mengapa Perlu Menghindari Makan Gorengan sebelum Hamil