TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Bayi Meninggal dalam Kandungan menurut Islam, Begini Aturan yang Benar

Inilah yang harus dilakukan jika janin meninggal dalam kandungan

Freepik/Odua

Seperti kelahiran, kematian adalah proses yang akan dijalani oleh manusia. Siapa pun makhluk yang bernyawa pasti akan mendapati ajalnya. Bahkan, waktu kematian bisa menimpa siapa saja di waktu kapan saja.

Janin dalam kandungan pun tak luput dari kematian bila memang sudah ditakdirkan Tuhan. Penyebab kematian janin dalam kandungan pun beragam, mulai dari keguguran sampai lahir mati (stillbirth).

Lantas, bagaimana aturan fiqih bayi meninggal dalam kandungan menurut Islam

Ketahui penjelasan lengkap di ulasan Popmama.com ini. Simak penjelasannya, ya.

1. Pendapat ulama Fiqih tentang bayi meninggal dalam kandungan menurut Islam

Freepik/Tirachardz

Salah satu pertanyaan besar jika bayi meninggal dalam kandungan menurut Islam adalah bagaimana bila sang ibu juga meninggal?

Banyak orang masih kebingungan menyikapi kematian ibu dan janin dalam kandungan. Apakah jenazah ibu bisa dimakamkan bersama bayi dalam kandungannya?

Nah, bayi meninggal dalam kandungan menurut Islam NU Online, para ulama fiqih memberikan beberapa pendapat dan penjelasan.

Menurut Syekh Zainuddil Al-Malaibari dalam kitabnya, Fath Al-Mu‘in (Terbitan Dar Ihya Al-Kutub Al-‘Araiyyah, hal. 46), begini aturan pemakaman ibu dengan janin yang meninggal dalam kandungan:

ووري أي ستر بخرقة سقط ودفن وجوبا كطفل كافر نطق بالشهادتين. ولا يجب غسلهما بل يجوز. وخرج بالسقط العلقة والمضغة فيدفنان ندبا من غير ستر ولو انفصل بعد أربعة أشهر غسل وكفن ودفن وجوبا. فإن اختلج أو استهل بعد انفصاله صلي عليه وجوبا. 

Artinya:
“Dan harus dibungkus—maksudnya ditutup—dengan kain serta wajib dikubur mayat janin yang lahir keguguran. Sama halnya dengan mayat anak kecil kafir yang mengucap dua kalimat syahadat. Namun, mayat janin keguguran dan anak kecil kafir itu tidak wajib dimandikan, hanya saja boleh jika mau dimandikan.

Dikecualikan dari janin yang keguguran adalah gumpalan darah atau gumpalan daging (calon janin) yang keguguran. Maka keduanya sunnah dikuburkan tanpa harus dibungkus. Namun, bila janin yang keguguran itu telah berusia empat bulan, maka ia wajib dimandikan, dikafani, dan dikebumikan. Berbeda halnya jika setelah keluar sang janin bergerak atau bersuara, maka ia wajib dishalatkan (selain dimandikan, dikafani, dan dikebumikan).”  

2. Pendapat ulama Fiqih tentang perempuan meninggal dengan janin dalam kandungan

Freepik/Freepik

Selain bayi meninggal dalam kandungan menurut Islam, para ulama fiqih juga menerangkan tentang perempuan meninggal dengan janin dalam kandungannya.

Dilansir NU Online, berikut penjelasan Fath Al-Mu‘in (Terbitan Daru Ihya al-Kutu al-‘Araiyyah, hal. 46), Syekh Zainuddin al-Malaibari:

ولا تدفن امرأة ماتت في بطنها جنين حتى يتحقق موته أي الجنين ويجب شق جوفها والنبش له إن رجي حياته بقول القوابل لبلوغه ستة أشهر فأكثر فإن لم يرج حياته حرم الشق لكن يؤخر الدفن حتى يموت.  

Artinya:

“Tidaklah dikebumikan jenazah wanita yang di dalam perutnya masih ada janin, sampai janin itu benar-benar meninggal. Bahkan, wajib membedah perutnya dan menggali kuburannya (jika telah dikuburkan) tatkala sang janin dalam perutnya diharapkan bisa hidup menurut pendapat para dukun bayi/bidan ahli karena telah berusia enam bulan atau lebih.

Namun, jika sang janin tidak diharapkan bisa hidup, maka haram membedahnya, sehingga tunggulah proses penguburannya sampai si janin benar-benar meninggal.”   

3. Kewajiban yang harus dilakukan bila bayi meninggal dalam kandungan menurut Islam

Freepik/Tirachardz

Berdasarkan dua pendapat ahli fiqih tentang bayi meninggal dalam kandungan menurut Islam tersebut, maka terdapat beberapa hal yang bisa disimpulkan.

Pertama, apabila janin yang keguguran berbentuk gumpalan dan gumpalan daging, maka disunnahkan untuk langsung dimakamkan. Tidak ada kewajiban untuk memandikan, memakaikan kafan, dan melakukan salat jenazah.

Aturan kedua berlaku untuk bayi yang keguguran, tapi tidak tampak hidup atau tidak menunjukkan tanda-tanda hidup. Selain itu, bayi tidak memiliki kesempurnaan fisik. 

Jenazah bayi tidak wajib dimandikan ataupun disalatkan. Kendati demikian, kamu disarankan untuk memakaikan kafan. Kamu wajib memakamkannya.

Kemudian, aturan ketiga berlaku untuk bayi yang meninggal dengan kesempurnaan fisik dan wajahnya. Namun, bayi yang keguguran tidak menunjukkan tanda-tanda hidup sebelumnya. Bila usianya lebih dari 4 bulan, bayi wajib dimandikan, dikafani, dan dimakamkan. 

Namun, bayi tidak perlu disalatkan.

4. Kewajiban lain yang harus dilakukan bila bayi meninggal dalam kandungan

Freepik/Partystock

Selain tiga aturan tersebut, masih ada aturan lain yang harus diperhatikan.

Apabila bayi meninggal dalam kandungan menurut Islam, tidak terlihat hidup atau menunjukkan tanda-tanda hidup sebelumnya, maka jenazah bayi wajib dimandikan, dikafani, disalatkan, dan dimakamkan. 

Menurut Syekh Nawawi dalam Nihayah al-Zain (Terbitan Dar al-Fikr, Beirut, Cet. Pertama, hal. 156), meski berumur kurang dari 4 bulan, jenazah bayi harus diperlakukan seperti jenazah orang dewasa.

Tanda-tanda kehidupan yang bisa dijadikan potokan adalah bayi menangis, menggigil, atau menjerit setelah dilahirkan.   

5. Aturan bila ibu hamil meninggal dengan bayi di kandungannya

Freepik/Tirachardz

Tak hanya bayi meninggal dalam kandungan menurut Islam, ibu hamil meninggal dengan janinnya juga diatur dalam Islam.

Dilansir NU Online, diwajibkan membedah perut jenazah ibu hamil yang meninggal. Namun, pembedahan dengan tujuan menyelamatkan janin yang masih hidup. Apalagi bila usia kandungan lebih dari 6 bulan.

Jika janin tidak bisa hidup setelah pemeriksaan, maka pembedahan perut ibu hamil yang meninggal dilarang.

Selain itu, kematian ibu hamil tidak boleh dipercepat meski janin tidak mungkin hidup dan tidak dikeluarkan dari kandungan.

Itulah hukum bayi meninggal dalam kandungan menurut Islam. Jangan lupa konsultasikan penanganan bayi yang meninggal dalam kandungan menurut Islam kepada para ahli, ya.

Semoga bermanfaat.

Baca Juga:

The Latest