Serba-Serbi Garam Untuk Ibu Hamil, Berapa Banyak Batas Konsumsinya?
Jika dikonsumsi berlebihan, garam juga bisa membahayakan kehamilan
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Siapa tak suka dengan makanan bercita rasa gurih dan asin? Sebagian besar orang menyukainya, tak terkecuali ibu hamil.
Konsumsi garam atau natrium klorida seringkali disebut perlu dibatasi, terutama jika Mama memiliki riwayat dengan tekanan darah tinggi. Pakar medis juga menyebutkan konsumsi garam berlebih saat hamil berpotensi menimbulkan retensi air dan kembung.
Padahal sebenarnya dalam takaran yang pas, natrium juga dibutuhkan oleh tubuh. Terutama untuk membantu mempertahankan kadar cairan dalam tubuh.
Lantas seberapa banyak sebenarnya takaran garam yang dianjurkan untuk ibu hamil, serta apa saja bahayanya jika ibu hamil mengonsumsi terlalu banyak garam? Dirangkum Popmama.com dari berbagai sumber, berikut informasinya, Ma:
1. Takaran garam untuk ibu hamil
Dikutip dari Baby Center, segala sesuatu yang berlebihan tidak baik bagi kesehatan ibu hamil, termasuk konsumsi garam. Makanan tinggi garam seperti makanan cepat saji pun sebaiknya dibatasi dengan ketat selama hamil.
Takaran jumlah maksimum natrium yang disarankan untuk seseorang (baik dalam kondisi hamil atau tidak) adalah 2.300 miligram (mg) per hari. Hal ini sesuai dengan rekomendasi Dietary Guidelines for Americans yang dikeluarkan oleh Department of Agriculture (USDA) dan Department of Health and Human Services (HHS).
Dikatakan bahwa takaran konsumsi garam dalam sehari yang dianjurkan sekitar satu sendok teh garam (lebih kurang 6 gram garam) atau kurang dari 2.300 mg.
Terkecuali pada seseorang yang memiliki riwayat hipertensi, takaran yang direkomendasikan adalah maksimal 1.500 mg per hari.
Penting untuk diketahui bahwa garam juga tersembunyi pada beberapa jenis makanan, sehingga memilih makanan rendah garam perlu benar-benar cermat, Ma.
2. Rekomendasi jenis garam untuk ibu hamil
Supaya manfaat dari natrium tetap didapat tanpa risiko berlebih, Mama sebaiknya memilih jenis garam yang tepat. Salah satu rekomendasi jenis garam untuk ibu hamil yang bisa dipilih yakni garam himalaya.
Garam yang butirannya berwarna merah muda atau pink ini kini semakin populer karena mengandung mineral murni dan dianggap lebih baik dibandingkan garam meja biasa.
Garam himalaya adalah garam yang berasal dari tambang garam terbesar kedua di dunia yang terletak di Pakistan yang bernama Khewra Salt Mine. Lokasi ini tepatnya berada pada 1,5 km di bawah Pegunungan Himalaya.
Beberapa pakar percaya bahwa garam himalaya adalah bentuk garam yang paling murni, karena tidak melewati proses pembuatan berlebihan dan tidak mengandung zat kimia tambahan seperti garam meja biasa.
Selain itu, garam himalaya juga mengandung natrium yang lebih rendah dibandingkan garam meja biasa, yakni sebesar 420 mg. Tekanan darah pun diyakini akan lebih terkendali.
Tak cuma memilih jenis garam yang tepat, Mama juga perlu memahami bahwa garam sebenarnya tersembunyi di beberapa jenis makanan tertentu. Salah satunya roti. Sepotong roti bisa mengandung sampai hampir 150 mg natrium.
Beberapa jenis saus dan bumbu tambahan juga diketahui mengandung natrium tinggi. Misalnya seperti kecap, saus barbekyu, saus tomat, dan saus salad.
Sereal sarapan juga sebagian tinggi natrium, misalnya seperti jenis flakes dan oatmeal. Bahkan yang tak terduga, minuman manis juga tinggi akan natrium.
Untuk tetap memenuhi kebutuhan natrium harian, pilih sumber yang tepat, Ma. Natrium secara alami terdapat pada sebagian besar jenis makanan, termasuk di antaranya sayuran, susu, telur, yoghurt plain, daging unggas, ikan, buah, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
3. Bahaya kelebihan garam bagi ibu hamil
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa konsumsi garam atau natrium bisa memberikan dampak negatif bagi kesehatan, baik pada ibu hamil maupun yang bukan.
Salah satu dampaknya adalah rasa kembung dan tidak nyaman di perut. Kondisi ini disebabkan oleh cairan yang tertahan dalam tubuh, yang sedang berupaya untuk mengeluarkan kelebihan natrium.
Tanda-tandanya seperti muncul pembengkakan pada wajah, tangan, pergelangan kaki dan kaki, yang dikenal sebagai edema. Ini tentu bisa membuat Mama tidak nyaman dan jadi sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Selain itu, terlalu kelebihan konsumsi garam juga dapat menyebabkan masalah kesehatan serius lainnya seperti stroke, gagal jantung, gagal ginjal, gangguan lambung, serta osteoporosis. Mama juga jadi lebih berisiko mengalami tekanan darah tinggi, yang berujung pada preeklampsia.
Mengapa demikian? Konsumsi natrium berlebihan terus-menerus menyebabkan tubuh Mama menahan terlalu banyak cairan. Lama-kelamaan hal ini meningkatan tekanan darah yang dipompa melalui pembuluh darah. Akibatnya, tubuh pun dipaksa untuk bekerja lebih keras daripada biasanya, sehingga tekanan darah melonjak naik.
4. Tips mencegah konsumsi garam berlebihan pada ibu hamil
Selain memilih jenis garam yang tepat, ada beberapa cara lain yang bisa Mama lakukan guna mengontrol konsumsi garam sehari-hari. Salah satunya yakni rajin memasak di rumah.
Makanan yang dimasak sendiri bisa lebih dikendalikan penggunaan garam dan saus-saus tambahan lainnya, Ma. Oleh sebab itu, makanan yang dimasak di rumah cenderung mengandung lebih sedikit garam daripada makanan olahan atau makanan yang dimasak di restoran.
Selain itu, biasakan diri untuk mengonsumsi makanan atau camilan yang segar. Misalnya seperti buah, sayuran, atau yoghurt rendah lemak. Sebaliknya, hindari camilan tinggi natrium seperti keripik, biskuit, dan kue.
Yang tak kalah penting, jangan lupa untuk rajin membaca label kandungan nutrisi pada kemasan produk makanan yang hendak dikonsumsi. Ingatlah bahwa bahkan makanan yang rasanya tidak asin pun tetap bisa mengandung tinggi natrium.
Demikian informasi tentang garam dan bahayanya bagi ibu hamil jika dikonsumsi berlebihan. Jangan ragu konsultasi ke dokter juga ya, Ma.