Risiko Ginjal Akibat Penggunaan Obat Pereda Nyeri pada Kehamilan
Bisa berpengaruh pada keselamatan janin juga
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehamilan memang membawa banyak efek samping akibat kompleksnya perubahan yang terjadi dalam tubuh mama. Tidak heran jika dokter kadang meresepkan beberapa obat untuk meringankan gejala yang muncul.
Salah satu yang cukup umum adalah NSAID (non-steroidal anti-inflammatory drugs) atau dikenal dengan istilah obat pereda nyeri. Jika Mama adalah salah satu yang rutin mengonsumsi jenis obat ini, maka waspadalah.
FDA, lembaga pengawasan obat dan makanan Amerika Serikat, memperingatkan bahaya konsumsi NSAID setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu. Pasalnya, obat ini bisa berdampak pada disfungsi ginjal janin atau penurunan kadar air ketuban.
Kandungan zat apa yang menyebabkan obat pereda nyeri tidak direkomendasikan untuk ibu hamil di atas 20 minggu? Siapa saja dan kapan boleh menggunakannya? Adakah alternatif lain untuk meringankan efek samping selama kehamilan? Simak informasi yang dirangkum Popmama.com berikut ini.
Apa Itu NSAID?
Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) adalah kumpulan obat yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit atau demam. Medikasi ini bekerja dengan menurunkan respon tubuh terhadap inflamasi.
Beberapa NSAID yang umum ditemukan di pasaran adalah aspirin, ibuprofen, diclofenac, celecoxib, dan lain-lain. Mama pasti pernah dengar atau bahkan pernah mengonsumsi beberapa di antaranya kan?
Meski beberapa orang percaya bahwa obat-obatan tersebut aman, tapi Mama tetap harus waspada dan konsultasi pada dokter kandungan sebelum memutuskan untuk mengonsumsinya.
Risiko Disfungsi Ginjal pada Janin
NSAID terbukti menyebabkan disfungsi ginjal langka namun serius pada janin. Ginjal sendiri memegang peran penting dalam produksi urine, yang pada akhirnya juga memproduksi cairan ketuban.
Karenanya, jika ginjal janin tidak bekerja dengan baik, maka akan terjadi penurunan jumlah cairan ketuban yang mengelilingi bayi. Kondisi yang biasa disebut oligohidramnios ini akan mengganggu perkembangan otot, kematangan paru, hingga sistem pencernaan bayi.
Cairan ketuban juga menjadi bantalan penyokong tali pusat yang menghubungkan bayi dengan ibu. Jika penyangganya tidak memadai, maka akan terjadi kompresi tali pusat.
Hal ini akan sangat berbahaya, karena bisa menghambat aliran darah, oksigen, dan makanan dari ibu ke janin.
Risiko Penutupan Dini Pembuluh Darah ke Janin
Konsumsi NSAID pada usia kehamilan di atas 30 minggu bisa mengakibatkan masalah yang lebih kompleks. Zat di dalamnya bisa menyebabkan penutupan dini duktus arteiosus, yaitu pembuluh darah yang terhubung ke janin.
Duktus arteiosus adalah saluran yang digunakan bayi untuk memompa darah teroksigenasi untuk dikirim kembali ke plasenta. Setelahnya, darah tersebut akan menjalani proses reoksigenasi. Dengan cara inilah bayi bisa bernapas.
Saat bayi lahir, maka saluran ini akan menutup dengan sendirinya dan bayi mulai bernapas lewat paru-paru. Namun jika duktus arteiosus menutup secara dini sebelum lahir, bayi akan mengalami kesulitan bernapas dan sulit mendapatkan oksigen segar.
Bolehkah Dikonsumsi Sebelum Usia 20 Minggu Kehamilan?
Bagaimanapun, penggunaan NSAID atau obat pereda nyeri selama masa kehamilan tetap harus dihindari. Walaupun tidak berdampak pada organ bayi, namun beberapa studi mengungkapkan bahwa penggunaannya berpotensi menyebabkan keguguran.
Meski dengan konsumsi obat ini belum tentu mama mengalami keguguran, tapi tak ada salahnya untuk berjaga saja.
Lalu, Mengapa Dokter Meresepkan Pereda Nyeri?
Sejumlah dokter kandungan dan bidan juga telah sepakat bahwa penggunaan NSAID memang harus dihindari selama kehamilan. Meski demikian, ada beberapa kasus di mana obat ini justru diresepkan.
Biasanya obat ini tetap diberikan pada ibu hamil yang mengalami kondisi peradangan kronis. Selain itu, penggunaan dalam dosis rendah juga masih tetap bisa diberikan untuk ibu hamil yang memiliki risiko tinggi mengalami preeklampsia.
Bagaimana jika Telanjur Menggunakan NSAID?
Jika Mama terlanjur menggunakannya saat hamil, maka langkah paling tepat adalah segera menghubungi dokter.
Kemungkinan Mama akan diminta menjalani USG untuk melihat kondisi janin. Jika terjadi masalah, maka dokter bisa segera melakukan tindakan.
Alternatif Pereda Nyeri Lain saat Hamil
Kehamilan memang fase yang rumit karena banyaknya perubahan yang terjadi dalam tubuh ibu hamil. Jika penggunaan NSAID tidak sesuai untuk meringankan gejala sakit dan tidak nyaman, bukan berarti Mama harus menderita.
Ada beberapa alternatif yang dianggap lebih aman, misalnya penggunaan heat packs, acetaminophen, atau terapi fisik.
Meski demikian, Mama perlu tahu bahwa setiap ibu hamil mungkin mengalami kondisi yang berbeda. Agar lebih aman, jangan lupa selalu berkonsultasi dengan dokter atau orang yang ahli di bidangnya.
Itulah informasi terkait bahaya penggunaan obat pereda nyeri saat hamil. Pastikan Mama selalu berkonsultasi ke dokter sebelum mengonsumsi jenis obat apapun.
Baca juga:
- Tetap Aman, Ini 5 Obat Panas Dalam untuk Ibu Hamil dengan Bahan Alami
- Penting! Aturan Minum Obat Paracetamol untuk Ibu Hamil
- Gatal-Gatal di Seluruh Tubuh, Bolehkah Ibu Hamil Minum Obat Alergi?