TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Bolehkah Suami Meremas Payudara Istri saat Hamil?

Meremas payudara bisa membuat permainan di ranjang semakin seru. Tapi bolehkah dilakukan saat hamil?

Menikmati seks di masa kehamilan tentu menjadi sebuah pengalaman yang berbeda. Salah satu hal yang mungkin terjadi ketika melakukan hubungan intim adalah meremas payudara. Apalagi, di masa ini ukuran payudara mama perlahan mengalami peningkatan satu hingga dua cup.

Walaupun tidak ada larangan dalam berhubungan intim di masa kehamilan dari tenaga ahli, tetap saja Mama dan Papa wajib berhati-hati, ya.

Pasalnya, melansir laman Baby Center dijelaskan bahwa payudara mama saat ini mungkin jadi lebih sensitif atau mudah terangsang. Sehingga, berbagai stimulasi bisa membuatnya terasa sakit atau justru menimbulkan rangsangan.

Walaupun ini membuat permainan di ranjang semakin seru, rangsangan yang Mama terima juga berpotensi menghasilkan oksitosin yang dapat memicu persalinan dengan menyebabkan kontraksi pada rahim. Lalu, apa saja yang perlu diperhatikan?

Nah, berikut Popmama.com rangkumkan informasi tentang bolehkah suami meremas payudara istri saat hamil?

1. Bolehkah suami meremas payudara istri saat hamil?

Freepik/jcomp

Mendapatkan izin untuk melakukan hubungan intim dari dokter tak berarti boleh membuat Mama dan Papa lengah dalam menjaga keamanan si Kecil di dalam perut. Selain memerhatikan gaya yang boleh dilakukan, ada baiknya Papa juga menghindari untuk meremas payudara istri saat hamil.

Pasalnya, gerakan meremas payudara secara tidak langsung juga dapat merangsang bagian puting. Melansir dari laman Very Well Health, stimulasi puting dapat meningkatkan kadar hormon oksitosin yang diproduksi di bagian otak yang disebut hipotalamus dan disekresikan oleh kelenjar pituitari.

Hormon yang kadang-kadang disebut sebagai "hormon cinta" ini, dilepaskan ketika seseorang melakukan kontak fisik dengan orang lain. Ini juga berperan dalam:

  • Persalinan
  • Menyusui
  • Ikatan antara orangtua dan anak

Oksitosin akan merangsang rahim untuk berkontraksi dan memulai persalinan. Oksitosin juga meningkatkan produksi hormon yang disebut prostaglandin, yang selanjutnya meningkatkan kontraksi.

Versi sintetis dari oksitosin, Pitocin, sering diberikan kepada orang hamil untuk menginduksi atau membantu kemajuan proses persalinan. Oleh sebab itu, peningkatan oksitosin dari rangsangan pada puting dapat menyebabkan kontraksi yang dapat memulai persalinan.

2. Bahaya yang mengincar jika melakukan stimulasi pada payudara

Freepik/yanalya

Melansir Ofmom, jika payudara mendapatkan rangsangan dan memproduksi lebih banyak oksitosin di masa akhir kehamilan ini akan menyebabkan kelahiran prematur. Namun, pada tahap awal kehamilan, estrogen yang dihasilkan melalui rangsangan pada payudara memiliki dampak yang lebih besar.

Dengan implantasi janin yang tidak stabil pada tahap awal kehamilan, rangsangan abnormal pada rahim dapat dengan mudah menyebabkan keguguran.

Rangsangan pada payudara akan meningkatkan sekresi estrogen, yang akan menyebabkan eksitasi matriks dan kontraksi uterus, sehingga mudah menyebabkan abortus atau ancaman aborsi.

3. Kapan merangsang payudara jadi berbahaya untuk ibu hamil?

Freepik

Kembali melansir Ofmom, gerakan remas, pijat, atau memberikan stimulasi di daerah payudara diizinkan selain pada periode khusus yaitu awal kehamilan (trimester pertama) dan akhir kehamilan (trimester ketiga).

Setelah trimester ketiga, Mama bisa memulai aktivitas serupa seperti memijat payudara selama kurang lebih sepuluh menit setiap hari sebelum tidur dan setelah bangun tidur di pagi hari.

Terlebih lagi, jika tanggal perkiraan persalinan telah tiba namun masih belum ada tanda-tanda persalinan. Dengan demikian, bayi terhindar dari overdue pregnancy atau kehamilan terlambat dan juga komplikasi.

4. Kapan waktu yang tepat untuk berkonsultasi dengan dokter?

Freepik

Pada dasarnya, kontraksi palsu bisa saja terjadi saat atau setelah berhubungan seksual di masa kehamilan. Pasalnya, ini merupakan "efek samping" dari orgasme dan normal terjadi.

Mengutip Health Line, kontraksi palsu atau atau Braxton Hicks juga bisa terjadi sejak awal. Hanya saja, kebanyakan bumil tidak merasakannya hingga trimester kedua atau trimester ketiga. Oleh sebab itu, Mama tak perlu buru-buru khawatir.

Hanya saja, Mama perlu tetap waspada jika kontraksi yang terjadi merupakan kontraksi yang semakin kuat seiring waktu dengan ritme teratur. Misalnya, jarak antar kontraksi 10 menit, empat menit, hingga dua menit.

Jika ini terjadi diiringi dengan pusing, air ketuban pecah, atau perdarahan vagina, segera lakukan pemeriksaan ke dokter kandungan.

Nah, itulah tadi rangkuman tentang bolehkah suami meremas payudara istri saat hamil. Semoga informasi di atas bisa membantu Mama dan Papa!

Baca juga:

The Latest