5 Pemicu Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil
Kekurangan Energi Kronis perlu diwaspadai ya, Ma!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Asupan energi selama masa kehamilan tentu menjadi penentu kesehatan ibu hamil dan juga janin di dalam kandungannya ya, Ma. Asupan energi dari makanan yang sehat dan bernutrisi tentu dapat berdampak positif untuk tubuh, namun juga bisa menjadi bumerang ketika asupan nutrisi tidak diperhatikan.
Status gizi menjadi salah satu aspek penting dapat menjadi penentu apakah ibu hamil bisa melewati masa-masa kehamilannya dengan baik tanpa gangguan apapun atau tidak.
Salah satu permasalahan gizi ibu hamil yang sering sekali terjadi adalah kekurangan energi kronik (KEK), sehingga dapat berdampak juga pada kesehatan janin yang dikandungnya.
Simak ulasan Popmama.com berikut pemicu KEK pada ibu hamil.
Apa Itu Kondisi Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil?
Kekurangan energi kronis (KEK) adalah masalah gizi pada ibu hamil yang disebabkan karena adanya kekurangan asupan makanan bergizi dalam waktu cukup lama.
Umumnya seseorang yang mengalami kondisi KEK ini dapat menjadi tanda bahwa memiliki status gizi kurang. KEK pada ibu hamil menyebabkan energi tidak bisa keluar masuk dengan seimbang di dalam tubuh, sehingga memicu gangguan kesehatan.
Beberapa gangguan kesehatan serta dampak negatif yang bisa disebabkan akibat kekurangan energi kronis (KEK) adalah sebagai berikut:
- Mudah merasa kesemutan.
- Mulai merasa kelelahan terus-menerus.
- Memicu kemungkinan untuk semakin sulit ketika melahirkan.
- Pertumbuhan janin menjadi tidak maksimal selama masa kehamilan hingga dapat menyebabkan keguguran.
Selain itu, mungkin Mama juga penasaran dan ingin mengetahui beberapa faktor penyebab ibu hamil mengalami kekurangan energi kronis. Berikut adalah penyebab KEK pada ibu hamil:
1. Asupan makanan masih kurang dan tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh
Asupan makanan yang sehat tentu sangat penting selama masa kehamilan. Nutrisi tidak hanya diperlukan oleh ibu hamil itu sendiri, namun dapat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan janin selama 9 bulan di dalam kandungan.
Perlu diingat bahwa asupan makanan menjadi penentu status gizi ibu hamil. Saat nutrisi tidak dipenuhi dengan baik sebagai kebutuhan energi, maka janin di dalam kandungannya juga berpengaruh kekurangan gizi bahkan perkembangan bisa terhambat.
Berikut beberapa panduan praktis mengenai asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh selama masa kehamilan, seperti:
- Karbohidrat dan lemak sebagai sumber energi sebanyak 2250 kalori.
- Protein sebanyak 60-75 gram per-hari.
- Kebutuhan asam folat sebanyak 800 mikogram setiap harinya.
- Zat besi untuk mencegah kurangnya darah atau anemia bisa sebanyak 30 miligram per-hari.
- Kalsium sebanyak 1000 miligram per-hati agar pertumbuhan tulang dan giginya tetap baik.
- Kebutuhan mineral dan vitamin sangat penting untuk memperlancar proses metabolisme tubuh dan menjaga organ tubuh berfungsi dengan baik.
Panduan asupan gizi ini perlu diperhatikan, ya, Ma!
2. Dipengaruhi oleh usia ibu hamil yang terlalu muda atau tua
Usia ibu hamil juga memengaruhi status gizinya selama menjalani masa-masa kehamilan. Apalagi jika tidak terlalu banyak paham mengenai informasi-informasi kehamilan dan gizi untuk ibu hamil.
Ibu hamil yang masih tergolong muda yaitu kurang dari 18 tahun akan membuat asupan gizi yang dikonsumsinya tidak akan sampai ke janin, bahkan hanya sedikit. Ini dikarenakan kondisi usianya masih dalam pertumbuhan dan perkembangan, sehingga penyerapan nutrisi dari makanan akan bersaing dengan tubuhnya sendiri dan juga bayi di dalam kandungan.
Kehamilan di usia muda ini cukup rentan mengalami kekurangan energi kronis karena tubuh sang Mama dan bayi yang dikandungnya sama-sama memerlukan pertumbuhan.
Sementara itu, ibu hamil yang usianya terlalu tua juga memerlukan energi cukup besar untuk menunjang semua fungsi organnya karena sudah semakin melemah. Dalam hal ini, tubuhnya dan janin di dalam kandungan juga sama-sama bersaing untuk mendapatkan asupan energi.
Demi meminimalisir kekurangan energi kronis, usia kehamilan yang sesuai, yaitu pada usia 20 tahun hingga 34 tahun. Ini semua agar janin di dalam kandungan bisa berkembang dengan baik dan sehat.
3. Masih mengerjakan banyak aktivitas dan beban pekerjaan yang terlalu berat
Beban kerja yang terlalu berat dapat memengaruhi status gizi ibu hamil tanpa disadari. Apalagi aktivitas yang membutuhkan banyak energi dan lupa makan sangat rentang untuk mengalami kekurangan energi kronis.
Jika Mama masih bekerja kantoran selama masa kehamilan, ada baiknya tetap bijak dapat membagi waktu. Usahakan untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya agar selesai tepat waktu.
Jika merasa kesulitan, cobalah untuk membuat daftar kegiatan yang menjadi proritas utama agar dapat diselesaikan secepatnya.
Saat jam istirahat tetaplah mengonsumsi makanan bergizi agar tubuh tetap dalam keadaan sehat. Lalu pastikan untuk menyisihkan sebagian waktu istirahat di luar jam makan siang dengan membuat tubuh semakin lebih rileks.
Saat hamil, beristirahat menjadi sebuah aktivitas yang penting karena dapat menjaga kesehatan fisik dan mental agar tidak mudah stres.
4. Adanya penyakit infeksi yang dialami oleh ibu hamil
Masalah ibu hamil yang umum terjadi yaitu penularan infeksi terhadap virus atau bakteri. Ibu hamil yang rentan terkena infeksi juga dapat mudah kehilangan berbagai zat gizi di dalam tubuh.
Tanpa disadari penyakit infeksi yang dialami bisa menyebabkan tubuh kekurangan energi kronis. Kondisi kek pada ibu hamil jika dibiarkan terus-menerus dapat menyerap zat gizi, sehingga akan semakin menurun dan nafsu makan akan hilang.
Padahal saat tubuh tidak memiliki asupan nutrisi yang baik dapat berdampak buruk pada janin di dalam kandungan.
5. Terlalu banyak mengonsumsi makanan cepat saji
Mendengar makanan cepat saji atau junk food pasti selalu identik dengan rada yang enak. Padahal jenis makanan ini dikategorikan sebagai makanan yang tidak baik untuk kesejatan tubuh, terlebih ketika harus dikonsumsi terus menerus.
Ibu hamil seringkali merasa mual dan nafsu makannya berkurang, sehingga demi ada asupan ke dalam tubuh tak jarang makanan cepat saji pun dikonsumsi. Kategori makanan ini memang memiliki cita rasa yang lezat, namun lemak dan gula berlebih dapat meningkat akibat mengonsumsi makanan cepat saji.
Bahkan sebuah penelitan dari he Journal of Child Psychology and Psychiatry menyatakan bahwa pola makan dengan konsumsi lemak dan gula berlebihan selama masa kehamilan dapat memicu anak mengalami masalah perilaku dan ADHD.
Itulah beberapa rangkuman mengenai faktor pemicu KEK pada ibu hamil. Demi mengurangi masalah kesehatan ini, sebaiknya tetap berhati-hati dan selalu memerhatikan segala asupan nutrisi dalam tubuh.
Tetap semangat dalam menjalani masa-masa kehamilan agar selalu sehat , a, Ma!
Baca juga:
- 5 Bahaya Terlalu Sering Konsumsi Junk Food Saat Hamil
- Demi Janin, Ibu Hamil Sebaiknya Hindari 5 Pekerjaan Rumah Ini
- 5 Tips Makan Sehat untuk Ibu Hamil yang Bekerja Kantoran