7 Fakta Abortus Imminens yang Menyebabkan Keguguran Saat Hamil
Jika mengalami nyeri dan kram, sebaiknya konsultasi kepada dokter ya, Ma!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehamilan trimester kedua merupakan masa-masa yang rentan untuk ibu hamil. Salah satu risiko terbesar yang bisa terjadi saat usia kehamilan menginjak 20 minggu adalah Abortus Imminens. Membaca namanya, mungkin calon mama berpikiran kalau kondisi ini berhubungan dengan tidakan aborsi.
Walaupun komplikasi ini tidak berhubungan dengan tindak aborsi, namun Abortus Imminens merupakan kondisi alami yang dapat membahayakan kesehatan Calon Mama dan juga janin yang berada di dalam kandungannya.
Apa Itu Abortus Imminens?
Abortus Imminens adalah kondisipendarahan hebat yang memungkinkan ibu hamil mengalami keguguran dan kehilangan kandungannya. Ini disebut juga dengan istilah threatened abortion atau threatened miscarriage atau ancaman keguguran.
Agar Mama lebih memahami mengenai Abortus Imminens ini, Popmama.com akan membahas tentang penyebab, gejala, cara menanganinya, dan pencegahannya sehingga kondisi ini dapat Mama hindari.
1. Dikenal dengan istilah threatened abortion atau threatened miscarriage
Abortus Imminens adalah sebuah kondisi pendarahan pada vagina di usia kurang dari 20 minggu pertama masa kehamilan yang biasanya juga disertai oleh keram perut. Seseorang yang pernah mengalami keguguran pada kehamilan sebelumnya, memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi ini.
Abortus Imminens juga dikenal dengan istilah threatened abortion atau threatened miscarriage yang berarti ancaman keguguran. Pada dasarnya gejala kondisi ini memang menunjukan keguguran memang bisa terjadi.
Pendarahan vagina selama kehamilan trimester kedua, memang kondisi yang umum karena sekitar 20-30 persen perempuan hamil mengalami kondisi ini, dan dari sekian banyak jumlah yang mengalami pendarahan tersebut, 50 persen perempuan mengalami keguguran.
Kondisi ini ditandai dengan kemunculan flek kecoklatan yang biasanya disertai dengan gumpalan darah dari vagina. Kadang disertai nyeri di sekitar perut dan punggung bagian bawah akibat kontraksi rahim, padahal pada waktu ini belum terjadi pelebaran leher rahim.
2. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan abortus imminens pada kehamilan
Penyebab pasti dari Abortus Imminens sama seperti banyak kasus keguguran lainnya yang belum diketahui secara jelas, Namun, komplikasi kehamilan ini dapat mengancam perempuan hamil mengalami keguguran, seperti:
- Janin abnormal yang disebabkan oleh kelainan kromosom, 60 hingga 70 persen penyebab keguguran berasal dari kelainan kromosom pada janin atau embrio.
- Infeksi virus dan bakteri selama kehamilan, dan penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, penyakit ginjal, lupus, dan kelainan kelenjar tiroid.
- Kehamilan di usia tua seperti di atas usia 35 tahun.
- Kondisi rahim yang abnormal seperti fibroid rahim, leher rahim yang lemah, pertumbuhan plasenta abnormal, dan hamil dengan anak kembar.
- Mengalami trauma atau benturan keras di sekitar perut seperti jatuh, kecelakaan, atau stress.
- Terpapar zat kimia atau mengonsumsi obat-obatan tertentu.
- Faktor gaya hidup seperti konsumsi minuman kafein, alkohol, tembakau, dan kokain yang berlebihan dapat memicu keguguran.
Namun, seseorang yang memiliki kondisi diatas tidak selalu mengalamin keguguran abortus imminens, namun kondisi diatas dapat meningkatkan risiko kemungkinan tersebut.
3. Gejalanya diawali oleh pendarahan pada vagina dan nyeri dan kram
Abortus immines diawali dari pendarahan pada vagina diusia 20 minggu pertama kehamilan, pendarahan dapat berat atau dapat juga hanya berupa bercak saja. Selama berkonsultasi, dokter akan menanyakan tentang seberapa berat pendarahan yang dialami dan juga bentuk pendarahan seperti pembekuan atau jaringan yang keluar.
Selain itu, perempuan yang mengalami Abortus Immines menyebabkan nyeri dan kram di perut bagian bawah, nyeri dapat terjadi pada 1 sisi perut, bagian tengah perut, atau bahkan di seluruh bagian perut. Rasa nyeri ini juga merambat ke punggung bagian bawah, bokong, hingga ke area kemaluan.
Jika kamu mengalami gejala seperti yang disebutkan selama kehamilan, sebaiknya kamu segera konsultasikan kepada dokter untuk mengetahui penyebab pasti pendarahan tersebut serta diberikan penanganan yang sesuai.
4. Proses diagnosa dokter dalam memastikan abortus imminens
Bagi perempuan, kondisi Abortus Imminens menjadi menakutkan, apalagi jika merupakan kehamilan pertamanya. Untuk mengetahui kondisi tubuh, lebih baik untuk berkonsultasi kepada dokter secepatnya, kemudian dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk menentukan perawatan dan pengobatan yang terbaik.
Diagnosis Abortus Imminens dimulai dengan melakukan wawancara dengan pasien untuk mengetahui gejala apa yang dialami dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Lalu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Jika dokter mencurigai Abortus Imminens, beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan panggul, USG, dan tes darah akan dilakukan.
Pemeriksaan panggul dokter akan memeriksa organ reproduksi, seperti vagina, leher rahim, dan rahim. Dokter mencari sumber pendarahan dan melihat kantung ketuban telah pecah. USG Transvaginal bertujuan untuk mendeteksi pendarahan abnormal, memantau detak jantung, serta perkembangan janin dalam rahim.
Kemudian, tes darah untuk memeriksa kadar hormon, pada kondisi Abortus Imminens, kadar hCG biasanya rendah, selain itu dokter akan memeriksa kadar hormon progesteron yang merupakan hormon mendukung kehamilan.
5. Penanganan pada abortus imminens bergantung dari penyebabnya
Penanganan abortus imminens bergantung dari penyebabnya, dokter biasanya menyarankan kamu harus istirahat total, cara ini memang tidak dapat mencegah keguguran. Namun, dapat membantu untuk menurunkan stress dengan tidak terlalu banyak mengeluarkan tenaga.
Kemudian, hindari menggunakan tampon atau memasukkan apapun ke dalam vagina, hindari berhubungan seksual hingga paling tidak gejala hilang selama lebih dari 1 minggu. Dokter mungkin akan meresepkan suplemen meningkatkan hormon progesteron. Penelitian menunjukkan bahwa suplemen ini dapat membantu untuk mencegah keguguran.
Agar lebih maksimal, perawatan pendukung dan perubahan pola hidup yang sehat dapat mendukung kehamilan agar tetap sehat dan bertahan hingga waktu kelahiran.
6. Abortus imminens masih bisa melahirkan dengan sehat
Dalam beberapa kasus, Abortus Imminens tidak selalu menyebabkan keguguran, namun dapat membuat ibu hamil khawatir dan stress mengenai kondisi bayi yang akan dilahirkan. Perempuan hamil yang mengalami abortus imminens tetap bisa melahirkan bayi yang sehat, jika serviks (leher rahim) belum melebar dan jika Si Janin masih berada di dinding rahim dengan aman.
Apabila tubuh kekurangan hormon hCG dan progesteron, dokter mungkin akan memberikan terapi hormon untuk membantu kamu dalam mempertahakan bayi hingga dapat melahirkan sampai bulan telah cukup. Namun, jika pada akhirnya mengalami keguguran, peluang untuk bisa hamil di kemudian hari akan tetap ada.
7. Menghindari abortus imminens dengan menjaga pola hidup yang sehat
Keguguran dan Abortus Imminens memang sulit untuk dicegah, namun beberapa kebiasaan dan pola hidup dapat membantu mewujudkan kehamilan agar tetap sehat. Beberapa tips yang sebaiknya dapat kamu perhatikan agar mendukung kehamilan tetap sehat:
- Hindari mengkonsumsi alkohol selama kehamilan
- Hindari merokok
- Hindari mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan berbahaya bagi kehamilan
- Mengurangi konsumsi kafein
- Hindari konsumsi makanan yang dapat mengganggu kesehatan dan membahayakan janin
- Hindari paparan zat kimia yang beracun dan berbahaya
- Jika mengalami infeksi virus dan bakteri, sebaiknya sesegera mungin konsultasikan kepada dokter
- Penuhi kebutuhan gizi dan nutrisi dengan makanan bergizi dan suplemen seperti asam folat.
- Berolahraga secara rutin, antara 2 jam perminggu dan pilih olahraga yang aman untuk ibu hamil.
Mendeteksi gejala Abortus Imminens dan gangguan kehamilan dapat secara dini dicegah, pastikan kamu untuk selalu memeriksa kehamilan secara rutin agar dapat mengetahui kesehatan janin sekaligus mengetahui jika terdapat masalah yang memerlukan penanganan khusus.