Bahaya Pneumonia bagi Ibu Hamil dan Janin, Mama Perlu Waspada
Ibu hamil yang menderita pneumonia berisiko mengalami gagal napas hingga keguguran
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pneumonia adalah masalah kesehatan yang memengaruhi paru-paru. Pneumonia disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang dapat menyebabkan batuk, demam, dan kesulitan bernapas.
Jika tidak ditangani dengan tepat, pneumonia dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Terutama bagi ibu hamil yang mungkin lebih rentan terhadap flu dan mengalami penurunan kapasitas paru-paru.
Maka dari itu, ibu hamil perlu selalu waspada terhadap penyakit yang satu ini. Pasalnya, pneumonia tak hanya bisa mengancam Mama, tapi juga bisa berdampak buruk pada janin di dalam kandungan.
Nah, kali ini Popmama.com telah merangkum informasi terkait bahaya pneumonia bagi ibu hamil dan janin. Yuk, simak di bawah ini!
1. Penurunan kadar oksigen dalam tubuh
Salah satu dampak yang dapat terjadi pada ibu hamil yang mengidap pneumonia adalah penurunan kadar oksigen di dalam tubuh. Pasalnya, pneumonia dapat menyebabkan paru-paru tidak dapat menangkap dan mengarahkan cukup oksigen ke seluruh tubuh.
Kondisi ini tentunya bisa memengaruhi kondisi janin di dalam kandungan. Pasalnya, oksigen harus sampai ke rahim sebagai penopang kehidupan janin.
2. Bayi lahir prematur
Jika ibu hamil mengalami pneumonia yang cukup parah, komplikasi yang mungkin terjadi adalah bayi lahir sebelum waktunya alias prematur.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Association of Women's Health, Obstetric and Neonatal Nurses Lifelines menunjukkan bahwa ibu hamil berisiko mengalami persalinan prematur yang disebabkan oleh hipoksia dan asidosis, yakni kondisi yang dapat dipicu oleh pneumonia.
Hipoksia sendiri merupakan kondisi kurangnya oksigen dalam sel dan jaringan tubuh, sehingga mengganggu sistem pernapasan. Sementara asidosis adalah penyakit paru-paru yang terjadi akibat kelebihan karbon dioksida dalam tubuh.
3. Berat badan lahir rendah
Ibu hamil yang mengidap pneumonia lebih berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, yakni dengan bobot kurang dari 2,5 kg. Meskipun lahir cukup bulan, namun bayi yang lahir dari ibu yang mengalami pneumonia tetap berisiko lahir dengan BBLR.
Apabila bayi lahir dengan berat di bawah normal, maka ia juga memiliki berbagai risiko kesehatan, seperti kadar oksigen yang rendah, kesulitan menjaga suhu tubuh, kesulitan menyusu, infeksi, masalah pencernaan, hingga masalah pernapasan.
4. Keguguran
Selain kelahiran prematur dan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah, ibu hamil yang mengalami pneumonia juga berisiko mengalami keguguran.
Pneumonia seringkali disertai dengan penurunan kadar oksigen di dalam darah. Padahal, janin di dalam kandungan memerlukan pasokan oksigen yang stabil untuk pertumbuhannya.
Maka dari itu, ibu hamil yang mengidap pneumonia berisiko mengalami keguguran karena janin tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup melalui plasenta.
5. Gagal napas
Ibu hamil yang menderita pneumonia juga berisiko mengalami gagal napas. Gagal napas atau respiratory failure merupakan kondisi di mana paru-paru tidak dapat bekerja dengan sempurna untuk mengalirkan oksigen ke dalam darah.
Gagal napas sendiri termasuk ke dalam kondisi yang dapat mengancam nyawa sehingga perlu penanganan segera.
Selain itu, pneumonia juga berisiko menyebabkan efusi pleura, yaitu penumpukan cairan di rongga pleura. Efusi pleura dapat ditandai dengan gejala sesak napas, nyeri dada saat bernapas, serta batuk kering.
Cara Mencegah Komplikasi Pneumonia pada Ibu Hamil
Menurut laporan dalam Critical Care Medicine (2005), terdapat peningkatan risiko kematian pada ibu hamil dengan pneumonia dibanding dengan penderita yang sedang tidak hamil.
Namun, jangan khawatir karena ibu hamil bisa mencegah komplikasi akibat pneumonia dengan pengobatan yang tepat sedini mungkin. Maka dari itu, apabila Mama mengalami gejala pneumonia, sebaiknya segera hubungi dokter untuk menerima pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut.
Beberapa faktor dapat mengurangi risiko komplikasi pneumonia adalah sebagai berikut:
- Pemantauan kesehatan rutin selama kehamilan dan mendapatkan diagnosis yang cepat saat mengidap pneumonia.
- Mendapatkan perawatan yang tepat sebelum terjadi komplikasi.
- Terapi antimikroba yang aman untuk ibu hamil.
- Pemberian vaksin yang sesuai dengan anjuran dokter.
Itu dia rangkuman mengenai bahaya pneumonia bagi ibu hamil dan janin. Apabila Mama mengalami sesak napas, flu, dan gejala pneumonia lainnya selama kehamilan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat pemeriksaan lebih lanjut.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya, Ma!
Baca juga:
- Waspada Pneumonia dari Virus Corona, Ini Gejala dan Cara Mencegahnya
- Marak Pneumonia Wuhan dari Cina, Ini Bahayanya bagi Anak dan Ibu Hamil
- Kenali Gejala dan Penanganan Pneumonia saat Hamil