TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Janin Tidak Bergerak tapi Tidak Pendarahan, Apa Penyebabnya?

Cari tahu penyebab janin tidak bergerak namun ibu hamil tidak mengalami pendarahan

Salah satu hal yang paling dikhawatirkan ibu hamil adalah ketika janin tidak bergerak. Pasalnya, pergerakan janin yang aktif merupakan salah satu tanda bahwa janin tumbuh sehat.

Saat tidak merasakan gerakan janin, ibu hamil menjadi bertanya-tanya apakah ada masalah pada kehamilannya. Beberapa ibu hamil bahkan langsung merasa panik dan cemas karena penurunan gerakan janin juga kerap dikaitkan dengan keguguran.

Terlebih lagi jika janin tidak bergerak dan disertai dengan pendarahan. Kondisi tersebut bisa menjadi tanda awal keguguran sehingga ibu hamil perlu segera memeriksakan diri ke rumah sakit.

Namun, bagaimana jika janin tidak bergerak tetapi tidak terjadi pendarahan? 

Untuk mengetahui kemungkinan penyebabnya, berikut Popmama.com rangkum informasi mengenai janin tidak bergerak tapi tidak pendarahan.

1. Janin sedang tidur

Freepik/freepik

Saat memasuki kehamilan trimester ketiga, bayi di dalam kandungan mulai memiliki siklus tidur dan bangun yang teratur. Seperti halnya bayi, janin bisa tertidur nyenyak di dalam kandungan, bahkan saat ibu hamil tidak sedang tertidur.

Durasi janin tertidur dalam kandungan berlangsung selama 20-40 menit dan tidak lebih dari 90 menit. Jadi, jika Mama tidak merasakan gerakan atau tendangan janin dalam waktu kurang dari 90 menit dan tidak disertai pendarahan, bisa jadi janin sedang tidur dan beristirahat, Ma. 

2. Posisi janin berubah

Freepik/freepik

Kemungkinan selanjutnya dari kondisi janin tidak bergerak tapi tidak terjadi pendarahan adalah posisi janin mengalami perubahan. 

Bisa jadi janin berada di dekat tulang belakang mama, sehingga gerakannya sulit dirasakan. Terlebih lagi jika gerakan janin cukup lemah sehingga tidak terasa sampai ke perut dan gerakannya tidak dapat dirasakan oleh Mama.

3. Ibu hamil mengalami stres

Freepik/rawpixel.com

Stres pada ibu hamil juga bisa memengaruhi gerakan janin di dalam kandungan. 

Ketika ibu hamil stres, tubuh bisa menghasilkan hormon stres seperti kortisol, yang dapat mengurangi gerakan janin. 

Begitu pula jika ibu hamil kekurangan nutrisi yang dibutuhkan oleh janin untuk tumbuh dan bergerak. Bila ibu hamil kekurangan nutrisi, maka janin tidak memiliki energi untuk bergerak.

4. Air ketuban sedikit

Pexels/Mart Production

Air ketuban yang terlalu sedikit bisa membuat ruang gerak janin menjadi lebih sempit. Alhasil, gerakan janin jadi terbatas dan terasa lebih sedikit. 

Air ketuban sedikit umumnya tidak ditandai dengan pendarahan, melainkan air ketuban yang merembes dan keluar dari vagina. Selain itu, kondisi ini umumnya juga ditandai dengan detak jantung janin melemah dan tekanan darah menjadi tidak stabil.

5. Janin kekurangan oksigen

Freepik/pch.vector

Kondisi janin kekurangan oksigen atau gawat janin bisa berakibat fatal apabila tidak segera ditangani. Salah satu gejala janin kekurangan oksigen adalah janin terlihat kurang gerakan atau bahkan tidak bergerak sama sekali.

Selain itu, kondisi gawat janin umumnya juga bukan ditandai dengan pendarahan yang keluar dari vagina, melainkan keluarnya cairan ketuban yang berwarna kehijauan. 

Pasalnya, janin yang kekurangan oksigen biasanya akan mengalami peningkatan produksi zat mekonium, yaitu feses janin yang biasanya keluar setelah lahir. Zat mekonium bisa ikut keluar ke dalam cairan ketuban dan membuatnya berubah warna menjadi kehijauan.

6. Ibu hamil terlalu aktif

Freepik/freepik

Apakah Mama masih tetap aktif dan sibuk di masa kehamilan? Jika iya, kegiatan sehari-hari mama yang aktif justru bisa membuat bayi tertidur sehingga gerakannya ikut menurun. 

Selain itu, terkadang aktivitas ibu hamil yang terlalu aktif dapat membuat gerakan janin kurang terasa, terutama jika ibu hamil terlalu sibuk atau terlalu lelah untuk memperhatikan gerakan janin dengan seksama. 

7. Mama baru saja berhubungan seks

Freepik/jcomp

Sebagian janin menjadi lebih aktif setelah ibu hamil berhubungan seks. Di sisi lain, ada juga janin yang terpengaruh oleh ritme kontraksi rahim dan orgasme sehingga menyebabkan janin tertidur dan pergerakannya menurun. 

Kedua kondisi tersebut sepenuhnya normal. Jadi, Mama tidak perlu khawatir selama tidak ada pendarahan dan dokter tidak melarang Mama untuk melakukan aktivitas seks selama kehamilan.

8. Janin masih terlalu kecil

Freepik/lookstudio

Sepanjang trimester kedua, mungkin sulit untuk merasakan gerakan janin secara konsisten. 

Dalam satu menit, janin mungkin bisa bergerak sangat aktif dan gerakannya bisa berubah drastis menjadi lebih lemah atau tidak bergerak sama sekali pada menit berikutnya. 

Kondisi ini bisa terjadi karena janin masih cukup kecil, sehingga gerakannya mudah terlewatkan. Terlebih lagi jika posisi janin menghadap ke dalam, di dekat tulang belakang mama. 

Fakta lainnya, janin cenderung bergerak paling aktif di malam hari. Jadi, mungkin saja Mama sedang tertidur saat bayi sedang bergerak dengan aktif.

Itu dia informasi mengenai janin tidak bergerak tapi tidak pendarahan. Jika janin tidak bergerak dalam waktu yang cukup lama dan disertai dengan gejala lain yang mengkhawatirkan, jangan ragu untuk menghubungi dokter agar mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

Semoga membantu, ya, Ma!

Baca juga:

The Latest