7 Komplikasi yang Berisiko Dialami Ibu Hamil Penderita Darah Tinggi
Jangan dianggap sepele, masalah kesehatan ini berisiko dialami ibu hamil yang menderita hipertensi
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis yang serius dan tidak boleh dianggap remeh, terutama saat terjadi pada ibu hamil. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius baik bagi ibu hamil maupun janin yang dikandungnya.
Penting bagi Mama untuk memahami berbagai komplikasi yang terkait dengan hipertensi selama kehamilan. Dengan begitu, Mama bisa mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengendalikan tekanan darah.
Nah, kali ini Popmama.com akan membahas mengenai berbagai komplikasi yang berisiko dialami ibu hamil penderita darah tinggi. Simak informasinya di bawah ini, ya, Ma!
1. Preeklamsia
Preeklamsia adalah kondisi selama kehamilan yang ditandai oleh peningkatan tekanan darah tinggi yang tak terkendali. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan organ serius, termasuk otak dan ginjal.
Preeklamsia umumnya terjadi pada kehamilan trimester ketiga, tetapi tidak menutup kemungkinan bisa terjadi di trimester kedua. Kondisi ini bisa ditandai dengan adanya sakit kepala dan nyeri tak tertahankan di perut atau di sisi kanan tubuh mama.
2. Eklamsia
Eklamsia adalah kondisi lanjutan dari preeklamsia yang ditandai dengan kejang pada ibu hamil. Selain itu, eklampsia juga ditandai dengan sakit kepala yang semakin parah dan tekanan darah yang semakin tinggi
Eklamsia dapat menyebabkan masalah serius, seperti kerusakan otak permanen, perdarahan otak, kerusakan ginjal dan hati, bahkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Selain itu, eklamsia juga dapat mengancam nyawa janin di dalam kandungan.
3. Solusio plasenta
Komplikasi selanjutnya dari hipertensi yang dialami oleh ibu hamil adalah terjadinya solusio plasenta.
Kondisi ini terjadi ketika plasenta terlepas dari dinding rahim. Padahal, seharusnya plasenta tumbuh di dalam rahim dan bertanggung jawab dalam menyediakan makanan dan oksigen untuk janin melalui tali pusat.
Kondisi ini sangat membahayakan janin karena tidak bisa mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi selama dalam kandungan. Sementara bagi ibu hamil, solusio plasenta dapat menyebabkan perdarahan hebat yang membahayakan nyawa.
4. Sindrom HELLP
Sindrom HELLP merupakan komplikasi serius yang dapat terjadi pada ibu hamil yang mengalami hipertensi. Sindrom HELLP sendiri merupakan singkatan dari tiga kondisi utama, yaitu pecahnya sel darah merah atau hemolisis (H), kerusakan hati atau elevated liver enzymes (EL), dan penurunan jumlah trombosit atau low platelets count (LP).
Sindrom HELLP umumnya terjadi pada kehamilan trimester ketiga atau setelah usia kehamilan memasuki 20 minggu. Sindrom ini juga bisa membahayakan dan bisa menyebabkan kematian.
5. Menghambat pertumbuhan janin
Tekanan darah tinggi pada ibu hamil juga dapat menyebabkan janin tumbuh lebih lambat di dalam rahim daripada janin pada umumnya.
Hal ini disebabkan karena tekanan darah tinggi dapat mempersempit pembuluh darah di tali pusat, yang berfungsi untuk membawa makanan dan oksigen dari plasenta ke bayi.
Dengan begitu, janin tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi, yang menyebabkan ia tumbuh lambat. Akibatnya, janin lahir dengan tubuh yang lebih kecil dari ukuran normal, terutama jika tekanan darah tinggi terjadi sebelum kehamilan minggu ke-37.
6. Kelahiran prematur
Tekanan darah tinggi yang dialami ibu hamil juga dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, yaitu persalinan yang terjadi sebelum kehamilan berusia 37 minggu.
Bayi yang lahir secara prematur memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami beberapa masalah kesehatan, seperti kesulitan bernapas dan makan, masalah penglihatan dan pendengaran, perkembangan yang lambat, dan kelumpuhan otak.
7. Kerusakan organ lainnya
Tekanan darah yang tidak terkendali pada ibu hamil juga dapat mengakibatkan berbagai kerusakan organ lainnya. Berikut adalah beberapa contoh kerusakan organ akibat tekanan darah tinggi selama kehamilan:
Edema paru: kondisi penumpukan cairan di sekitar paru-paru yang menyebabkan organ ini tidak dapat berfungsi dengan semestinya.
Gagal ginjal: penurunan fungsi ginjal untuk menyaring limbah dari darah. Sebagai akibatnya, racun dan cairan menumpuk di dalam tubuh.
Gagal hati: organ hati mengalami kerusakan yang menghambat proses pencernaan protein dan lemak, produksi empedu, dan pengeluaran racun.
Demikian rangkuman 7 komplikasi yang berisiko dialami ibu hamil penderita darah tinggi. Jadi, ada baiknya Mama selalu memeriksa tekanan darah secara rutin selama kehamilan untuk menghindari atau mencegah hal-hal yang lebih serius nantinya.
Baca juga:
- Ciri-Ciri Darah Tinggi pada Ibu Hamil
- Tekanan Darah Tinggi pada Ibu Hamil: Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Penanganan Tekanan Darah Tinggi saat Hamil, Calon Mama Wajib Tahu!