Kondisi Kehamilan yang Ideal untuk Mencegah Stunting
Stunting bisa dicegah sejak masa kehamilan
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Stunting merupakan masalah kesehatan pada anak yang berdampak serius pada tumbuh-kembangnya. Menurut data SSGI 2021, prevalensi balita stunting di Indonesia masih sebesar 24,4%. Maka dari itu, diperlukan upaya dari berbagai pihak untuk memutus rantai stunting.
Ada berbagai faktor yang menyebabkan stunting pada anak, termasuk faktor genetik, kurangnya asupan nutrisi saat di dalam kandungan dan setelah lahir, infeksi berulang, hingga kurangnya pengetahuan orangtua mengenai tumbuh kembang normal anak.
Maka dari itu, penting bagi calon Papa dan Mama memiliki pengetahuan untuk mencegah stunting pada anak. Salah satu hal yang perlu diketahui adalah kondisi ideal untuk hamil demi mencegah stunting pada anak setelah lahir.
Menyikapi permasalah stunting ini, Fresenius Kabi memberikan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai stunting melalui acara Media Briefing ‘Peran Bayi Prematur dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) pada Angka Stunting di Indonesia’ yang digelar pada Senin (25/07/2022).
Nah, kali ini Popmama.com telah merangkum kondisi ideal hamil sehat untuk mencegah bayi stunting. Yuk, disimak!
1. Usia ideal perempuan untuk hamil sehat
Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI, dr. Erna Mulati, M.Sc, CMFM mengatakan, usia 20 hingga 35 tahun merupakan waktu yang ideal bagi pasangan yang ingin menikah dan program hamil.
Kehamilan di bawah usia 20 tahun dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur dikarenakan kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim. Selain itu, hamil di usia remaja juga meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan lahir rendah karena gizi selama kehamilan tidak tercukupi.
Kondisi ini juga bisa berlanjut menjadi stunting yang mengganggu tumbuh kembang anak dari usia balita hingga usia sekolah.
Maka dari itu, usia ideal perempuan untuk hamil adalah 20 hingga 35 tahun. Sementara usia 35 ke atas, ibu hamil perlu pengawasan khusus karena terdapat risiko komplikasi seperti keguguran dan kelainan genetik yang meningkat saat usia perempuan saat hamil mencapai 35 tahun ke atas.
2. Jumlah anak maksimal yang disarankan untuk kehamilan sehat
Selain usia perempuan, jumlah anak juga dapat berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan anak. Jumlah anak yang disarankan untuk kesehatan adalah tidak lebih dari tiga orang anak.
Perempuan yang memiliki jumlah anak lebih dari tiga cenderung mengalami stres lebih tinggi yang biasanya terjadi selama masa kehamilan.
Memiliki anak yang banyak juga dapat berdampak pada psikologi anak, karena orangtua cenderung lebih sulit membagi perhatiannya secara adil dan memiliki pola asuh yang baik untuk anak,
Selain itu, pertimbangan lain mengapa disarankan tidak memiliki anak lebih dari tiga adalah adalah faktor finansial. Pasalnya, diperlukan kematangan emosional, kesehatan fisik, dan finansial yang stabil untuk bisa membesarkan anak dengan sehat dan mencukupi segala kebutuhannya.
3. Jarak kehamilan ideal
Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI juga menyarankan jarak kehamilan yang ideal. Perempuan sebaiknya hamil setelah anak terakhir berusia minimal 2 tahun.
Jarak kehamilan yang terlalu dekat dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, penyakit, hingga kematian. Pasalnya, rahim perempuan yang jarak kehamilannya terlalu dekat belum terlalu siap untuk menampung dan menjadi tempat tumbuh kembang janin yang baru.
Selain itu, jarak kehamilan yang terlalu dekat dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan lahir rendah. Pasalnya, sang ibu belum pulih dari stres fisik yang terjadi akibat kehamilan sebelumnya.
Jarak kehamilan yang terlalu dekat juga dapat membuat ibu hamil tidak optimal dalam memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Padahal, ASI eksklusif merupakan makanan terbaik untuk bayi yang baru lahir.
4. Berat badan normal ibu hamil
Menjaga berat badan yang ideal selama masa kehamilan juga perlu diperhatikan agar kenaikannya bisa terkendali. Berat badan yang terkendali selama hamil dapat memberikan kesehatan untuk ibu hamil serta janin di dalam kandungan.
Saat berat badan ibu hamil terlalu meningkat drastis, maka risiko gangguan kesehatan atau komplikasi bisa meningkat, seperti preeklampsia, diabetes gestasional, kelahiran prematur, dan masih banyak lagi.
Begitu juga dengan berat badan yang kurang saat hamil dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan, seperti bayi lahir prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, dan pertumbuhan janin terhambat.
Idealnya, ibu hamil memiliki IMT dari 18,5 hingga 24,9. Sementara LILA normal ibu hamil adalah lebih dari 23,5 cm. Mama bisa menghitungnya dengan kalkulator kenaikan berat badan ibu hamil atau berkonsultasi dengan dokter kandungan.
5. Memiliki riwayat kehamilan dan kondisi kesehatan yang baik
Sebelum hamil, bukan hanya pola makan dan gaya hidup yang perlu Mama dan Papa perhatikan, tetapi juga perlu melakukan beberapa pemeriksaan atau medical check up.
Seperti yang diketahui, belakangan ini masih banyak kasus kehamilan dan kelahiran yang bermasalah, seperti stunting, wasting dan lain-lain. Salah satu faktor penyebabnya adalah masalah yang terkait dengan riwayat kesehatan sang calon Mama atau Papa, seperti kelainan genetik, pengaruh hormonal, penyakit berat yang diderita atau tidak disadari, masalah saat kehamilan dan lain sebagainya.
Maka dari itu, sebelum menjalani program hamil, sebaiknya calon Mama dan Papa berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli kandungan untuk mengetahui apa saja tes yang dibutuhkan, sesuai dengan kondisi dan riwayat kesehatan.
Nah, itu dia informasi mengenai kondisi ideal hamil sehat untuk mencegah bayi stunting. Semakin banyak informasi mengenai stunting yang diketahui, maka Mama dan Papa juga bisa melakukan upaya untuk mencegah anak mengalami stunting.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Mama dalam demi mencegah stunting pada anak sejak masa kehamilan, ya!
Baca juga:
- Bersama Cegah Stunting, Mama Bisa Lakukan Cara Ini
- Hari Gizi Nasional, Orangtua Lakukan 5 Upaya Cegah Stunting pada Anak
- Hari Gizi Nasional 2022: Cegah Stunting dan Obesitas sejak Dini