Masalah Tidur yang Rentan Dialami Ibu Hamil
Ibu hamil rentan mengalami masalah tidur yang disebabkan oleh berbagai faktor
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tidur menjadi kebutuhan penting untuk setiap manusia, agar kesehatan fisik dan mentalnya tetap terjaga. Selain itu, tidur juga merupakan waktu yang tepat untuk mengistirahatkan tubuh dan mengembalikan energi yang hilang setelah beraktivitas.
Namun, ibu hamil kerap kali mendapat tidur yang tidak berkualitas yang disebabkan oleh berbagai faktor. Tak jarang, kondisi tersebut justru membuat ibu hamil lebih lelah yang kemudian berdampak pada perubahan suasana hati.
Kali ini Popmama.com akan mengulas masalah tidur yang rentan dialami ibu hamil. Apa saja?
Masalah Tidur yang Rentan Dialami bu Hamil
Melansir Hopkins Medicine, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab masalah tidur pada ibu hamil, seperti:
1. Sleep apnea
Sebanyak 10 persen ibu hamil akan mengalami masalah tidur ini. Sleep apnea sendiri adalah sebuah gangguan pernapasan abnormal yang terjadi saat sedang tertidur. Ibu hamil yang mengalami sleep apnea akan mendengkur dengan keras, sulit tidur nyenyak, serta mudah merasa ngantuk atau lelah di siang hari.
Kondisi ini juga bisa membahayakan bayi karena saluran pernapasan ibu hamil yang sering kali tersumbat akibat sleep apnea. Selain itu, sleep apnea juga dikaitkan dengan gangguan kesehatan lainnya seperti hipertensi, diabetes, stroke atau depresi.
Lalu, sleep apnea yang tidak diobati pun menyebabkan komplikasi seperti persalinan melalui prosedur caesar, memerlukan resusitasi saat lahir, hingga kehamilan bawaan. Sleep apnea umumnya ditangani dengan merubah gaya hidup serta kebiasaaan tidur ibu hamil.
2. Restless legs syndrome (RLS) atau penyakit Willis-Ekbom
Sindrom ini menyerang sistem saraf dan ditandai dengan perasaan yang tidak enak seperti kesemutan, terbakar, atau gatal saat menggerakkan kaki, terutama lutut bagian bawah, paha, atau pegerlangan kaki. Pada beberapa kasus, bagian tangan juga berpengaruh.
Gejala dari sindrom ini umumnya muncul sesaat sebelum beristirahat dan keparahannya berkisar dari ringan hingga berat bahkan kadang terasa menyakitkan. Namun, Mama bisa menghilangkannya dengan peregangan dan aktivitas fisik secara rutin.
Restless legs syndrome (RLS) seharusnya tidak memengaruhi kesehatan atau kehamilan. Hanya saja gejalanya membuat ibu hamil lebih sulit tidur nyenyak. Hal ini membuat ibu gelisah dan kurang bersemangat sepanjang hari.
3. Insomnia
Gangguan ini menjadi yang paling umum terjadi saat kehamilan tiba dan disebabkan oleh peningkatan hormon estrogen dan progesteron, perkembangan janin, serta ketidaknyamanan fisik. Tak hanya berdampak pada kualitas tidur yang terganggu, insomnia yang tidak ditangani menyebabkan depresi dan kecemasan.
Untuk mengatasi insomnia selama kehamilan, Mama dianjurkan untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, seperti, berolahraga selama 30 menit setiap hari, tidak tidur larut malam, mengonsumsi makanan yang higienis dan bernutrisi, mandi dengan air hangat, menghindari konsumsi minuman berkafein atau bersoda.
Jika beberapa cara tersebut tidak ampuh dalam menangani insomnia, segera berkonsultasi ke dokter dan biasanya Mama akan dianjurkan untuk melakukan pengobatan, terapi, serta konsumsi folat dengan lebih rutin.
4. Refluks gastroesofageal (GERD)
Naiknya asam lambung memicu ibu hamil sulit untuk tidur dengan tenang. Peningkatan kadar hormon selama kehamilan berpengaruh pada otot-otot di dalam sistem pencernaan dan meningkatkan terjadinya refluks asam lambung.
Selain itu, janin yang terus mengalami perkembangan dan memberikan tekanan di area perut juga berkontribusi pada munculnya GERD. Kondisi ini pun tidak membahayakan ibu hamil maupun sang janin. Gejala dari GERD pada malam hari yaitu nyeri ulu hati, sakit tenggorokan, dan sakit di area dada.
Melansir UChicago Medicine, jika Mama memiliki riwayat GERD sebelum hamil, gejalanya bisa semakin buruk ketika GERD terjadi selama kehamilan. Temui dokter spesialis GERD sebelum hamil agar penyakit tersebut bisa lebih terkendali sehingga Mama tidak akan merasakan nyeri ulu hati yang cukup parah.
5. Sering buang air kecil
Peningkatan kadar hormon human chorionic gonadotropin (hCG) membuat Mama membuang air kecil lebih sering pada siang maupun malam hari sehingga tidur pun terganggu.
Selain itu, selama kehamilan berlangsung, ginjal Mama harus bekerja lebih keras untuk menyaring darah dan produksi urin pun menjadi lebih banyak dari biasanya. Cara yang bisa Mama lakukan untuk mengatasi kondisi ini adalah meminum banyak cairan dan menguranginya ketika menjelang waktu tidur.
Itu dia informasi mengenai masalah tidur yang rentan dialami ibu hamil. Selama kehamilan berlangsung, pastikan untuk tetap menjalani pola hidup sehat agar masalah tidur tidak semakin parah.
Baca juga:
- Bolehkah Ibu Hamil Menggunakan AC Semalaman?
- 15 Istilah dalam USG yang Ibu Hamil Harus Pahami
- 7 Ciri-Ciri Hb Rendah pada Ibu Hamil