Benarkah Berat Janin Menurun saat Ibu Hamil Berpuasa? Ini Faktanya!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Soal puasa Ramadan, ibu hamil sebenarnya masuk dalam golongan yang boleh tidak melakukan rukun Islam ini. Pasalnya ada beberapa hal yang membuat ibu hamil boleh tidak melakukan puasa, salah satunya karena alasan kesehatan dan keselamatan janin.
Walaupun termasuk kelompok yang diperbolehkan tidak berpuasa, tidak sedikit bumil (ibu hamil) yang ingin tetap menjalankan ibadah setahun sekali tersebut.
Di balik keinginan untuk menjalankan ibadah puasa, terkadang timbul kekhawatiran kondisi ibu dan janin di kandungan. Salah satu yang berkembang dan menjadi perbincangan yakni hubungan antara bumi yang berpuasa dengan berat janin dalam kandungan. Kok bisa?
Kekhawatiran itu pun lalu berkembang menjadi pertanyaan, benarkah berat janin menurut saat ibu hamil berpuasa? Ternyata dari segi medis ada jawabannya, lho.
Berikut Popmama.com rangkum benarkah berat janin menurun saat ibu hamil berpuasa? Ini kata jurnal dan ahli.
1. Hukum berpuasa bagi ibu hamil, boleh dilakukan atau tidak
Sebenarnya ibu hamil diperbolehkan untuk menjalankan ibadah puasa Ramadan. Namun, dengan syarat baik ibu hamil dan janin dalam keadaan sehat.
Jika merujuk pada hukum Islam, puasa untuk ibu hamil pada dasarnya tidak diwajibkan. Hal ini disebutkan dalam buku Majelis Ramadhan karya Muhammad Shalih Al-Utsaimin, bahwasannya terdapat suatu hadis riwayat Anas bin Malik al-Ka'bi r.a., ia berkata Rasulullah SAW bersabda:
إنَّ اللهَ وَضَعَ عَنِ المُسَافِرِ شَطْرَ الصَّلَاةِ وَالصَّومَ عَنِ المُسافِرِ وَعَنِ المُرضِعِ وَعَنِ الْحُبلى
Artinya:
"Sesungguhnya Allah telah menggugurkan separuh salat bagi musafir serta mencabut kewajiban puasa bagi musafir, wanita menyusui, dan wanita hamil." (HR Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i, dan Ibnu Majah).
Ibu hamil juga diperbolehkan untuk tidak berpuasa apabila khawatir atas dirinya sendiri maupun khawatir terhadap janinnya. Bagi ibu hamil yang tidak menjalankan puasa di bulan Ramadan, maka wajib baginya untuk mengqadha atau mengganti hari-hari selama dirinya tidak berpuasa.
Jika ibu hamil merasa ragu untuk berpuasa atau tidak terkait dengan kesehatan dan keselamatan janin, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kandungan terlebih dahulu. Dengan berkonsultasi akan menambah keyakinan secara medis apakah bisa berpuasa atau tidak.
2. Ibu hamil yang tidak diperkenankan berpuasa Ramadan
Saat hamil, setiap mama bisa merasakan perubahan yang berbeda-beda pada setiap trimesternya. Kondisi kehamilan satu orang dan orang lain tidak dapat disamaratakan.
Studi dalam jurnal UMI Medical Journal menyebutkan ibu hamil yang mengalami perdarahan selama kehamilan, diabetes, hipertensi, anoreksia, bulimia, masalah pencernaan, dehidrasi, serta mendekati hari perkiraan lahir (HPL) sebaiknya tak berpuasa.
Lalu ada beberapa ibu hamil baru mulai merasakan pergerakan janin saat memasuki trimester dua, tepatnya ketika usia kehamilan mencapai 18-24 minggu. Jika melakukan puasa saat itu dan pergerakan bayi berkurang atau justru bayi tidak bergerak di dalam kandungan maka perlu waspada.
Melansir laman Tommy’s, bayi yang kurang bergerak atau adanya perubahan pada gerak bayi bisa menjadi salah satu tanda adanya masalah pada janin. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan tidak berpuasa bila perubahan gerak pada bayi ini terjadi akibat ibu berpuasa.
Banyak dokter dan ahli mengatakan kalau waktu yang tepat untuk ibu hamil bisa nyaman berpuasa adalah saat trimester kedua. Karena pada masa itu tanda-tanda kehamilan seperti morning sickness sudah berkurang.
3. Apa hubungan ibu hamil berpuasa dan berat janin?
Ketika ibu hamil berpuasa, asupan makanan ke tubuh tidak sebanyak apabila tidak berpuasa. Oleh karenanya ada beberapa ibu hamil yang justru mengalami penurunan berat badan selama berpuasa.
Banyak yang menyangka ibu hamil berpuasa ada hubungannya dengan kandungan gizi dan nutrisi yang akan sampai ke bayi.
Benarkah ibu hamil yang berpuasa memicu berat badan lahir rendah (BBLR)?
Menurut studi dalam jurnal BMC Pregnancy and Childbirth, BBLR dan kelahiran prematur tidak ada hubungannya dengan ibu yang berpuasa.
Hal ini sejalan dengan penelitian dari jurnal Iranian Journal of Pediatrics yang menyebut berpuasa Ramadan tidak berpengaruh pada berat badan, panjang, serta lingkar kepala bayi saat lahir.
Sebagai informasi, kondisi ibu hamil membuat beberapa perubahan hormon. Salah satunya adalah hormon Leptin yang mengatur rasa lapar dan haus.
Pada saat berpuasa, kadar hormon leptin cenderung menurun dan hal tersebut mempengaruhi pola makan ibu hamil dan berat badannya pula. Namun, hal ini tidak berdampak pada janin dalam perut.
4. Tanda-tanda yang perlu diwaspadai saat bumil berpuasa
Meski kuat menjalani ibadah puasa, ibu hamil jangan sampai lengah jika kondisi tubuh tidak memungkinkan. Jangan sampai memaksakan sehingga bisa berisiko untuk diri sendiri atau bayi dalam kandungan.
Ada beberapa tanda waspada bagi ibu hamil sebaiknya membatalkan puasa. Mulai dari tanda dehidrasi seperti rasa haus yang berlebihan, merasa lemas, pusing, atau sakit kepala saat hamil, urine berwarna kuning gelap, mata berkunang-kunang atau penglihatan buram hingga merasa mau pingsan.
Pada dasarnya mimisan saat hamil tidak menimbulkan bahaya besar, tetapi harus tetap diperhatikan jika ini terjadi saat puasa.
Namun, apabila ada perdarahan yang keluar dari hidung tidak berhenti setelah 30 menit maka perlu diperhatikan lebih lanjut. Apalagi jika darah yang keluar banyak menjadi pucat, pusing hingga sesak napas.
Ibu hamil yang mengalami demam juga perlu waspada. Jika tanda-tanda itu terjadi saat puasa maka lebih baik membatalkannya. Untuk meyakinkan, jangan lupa juga tanyakan ke dokter kandungan masing-masing, ya!
5. Tips puasa sehat bagi ibu hamil agar lancar dan aman
Kecukupan nutrisi harian harus dipenuhi oleh ibu hamil yang berpuasa. Oleh karenanya meski tidak bisa makan dari subuh hingga sore, ada beberapa tips yang bisa diikuti ibu hamil agar puasa tetap sehat.
Beberapa tips puasa ini bisa membantu ibu hamil agar tetap aman, yaitu:
- Konsultasikan dulu kondisi ke dokter atau bidan terkait status kehamilan.
- Penuhi kebutuhan air putih tiap hari agar tidak dehidrasi.
- Tidak beraktivitas berlebihan.
- Tidak melewatkan sahur dan berbuka.
- Konsumsi suplemen yang telah diresepkan oleh dokter.
- Segera berbuka apabila mengalami tanda waspada saat puasa.
- Tidak melewatkan pemeriksaan ANC dan pemantauan berat badan.
- Hindari konsumsi minuman berkafein.
- Konsumsi makanan yang bergizi dengan jumlah kalori yang cukup.
Itulah tadi jawaban mengenai benarkah berat janin menurun saat ibu hamil berpuasa? Ternyata tidak ada hubungannya dengan kondisi bayi akan lahir dengan berat badan rendah.
Ibu hamil memang diperbolehkan untuk mengikuti puasa. Namun, jika kondisi tidak memungkinkan sebaiknya tidak dipaksakan.
Baca juga:
- Normalkah jika Ibu Hamil Muntah saat Berpuasa?
- 6 Olahraga Ringan untuk Ibu Hamil Ketika Berpuasa
- Cocok untuk Menu Berbuka Puasa, Ini 6 Manfaat Cincau untuk Ibu Hamil