7 Penyebab Pendarahan Usai Berhubungan Seks saat Hamil
Hubungan seksual yang terlalu intens menjadi salah satu penyebabnya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pendarahan setelah berhubungan seks saat hamil bisa menjadi situasi yang menakutkan bagi sebagian besar ibu hamil. Meski tidak selalu menandakan adanya masalah serius, pendarahan seperti ini bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Dalam kehamilan, tubuh mengalami banyak perubahan fisik, termasuk peningkatan suplai darah ke area panggul. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan ringan.
Menurut American College of Obstetrics and Gynecology (ACOG), bercak darah cokelat atau merah dianggap tidak berbahaya.
Agar Mama tidak salah paham, penting untuk mengetahui penyebab pendarahan usai berhubungan seks saat hamil. Simak ulasan selengkapnya telah Popmama.com siapkan khusus untuk Mama.
1. Polip serviks
Polip merupakan pertumbuhan jinak pada serviks yang muncul akibat tingginya kadar estrogen. Menurut artikel dari Harvard Health Publishing, polip ini mengandung pembuluh darah kecil yang mudah pecah.
Tekanan apa pun di area tersebut saat berhubungan seks selama kehamilan, berpotensi memicu terjadinya pendarahan pada ibu hamil.
2. Terjadinya kehamilan ektopik
Pendarahan usai berhubungan seks ketika hamil juga bisa menjadi pertanda adanya kehamilan ektopik. Kondisi ini bisa terjadi ketika sel telur yang dibuahi menempel di tempat selain rahim.
Kehamilan ektopik harus segera mendapat penanganan medis agar tidak meningkatkan risiko komplikasi yang membahayakan ibu hamil.
3. Suplai darah meningkat
Melansir dari laman Healthdirect, peningkatan suplai darah ke vagina dan leher rahim bisa terjadi sangat cepat setelah Mama dinyatakan hamil.
Saat berhubungan seks ketika mengandung, akan ada tekanan tambahan pada area serviks. Hal tersebut berpotensi menyebabkan pendarahan kecil atau sekedar bercak darah.
4. Peningkatan kapiler
Beberapa kapiler darah alias pembuluh darah kecil terbentuk selama kehamilan untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang tinggi bagi Mama dan janin di dalam kandungan.
Banyak pembuluh darah berkembang di area vagina dan leher rahim. Area tersebut terlampau begitu halus, sehingga mudah pecah saat ibu hamil berhubungan seks dengan suami.
5. Plasenta previa
Plasenta previa adalah kondisi di mana plasenta menutupi sebagian atau seluruh serviks. Ini adalah penyebab pendarahan yang lebih serius, terutama setelah melakukan aktivitas yang melibatkan panggul, termasuk hubungan seksual.
Karena posisi plasenta yang dekat atau menutupi serviks, tekanan dari hubungan seksual dapat menyebabkan pendarahan. Kondisi ini memerlukan penanganan medis lebih lanjut.
6. Hubungan seksual yang intens
Hubungan seksual terlalu intens atau memilih posisi yang memberikan tekanan lebih pada area panggul bisa menjadi penyebab pendarahan. Pada kehamilan, jaringan vagina dan serviks menjadi lebih lunak dan mudah teriritasi.
Maka dari itu, gerakan atau tekanan yang terlalu kuat dapat menyebabkan pembuluh darah kecil di area tersebut pecah dan menimbulkan pendarahan.
7. Perubahan pada jaringan serviks
Serviks mengalami perubahan alami sepanjang kehamilan sebagai persiapan untuk persalinan. Salah satu perubahan ini melibatkan jaringan epitel serviks, sehingga membuat area tersebut menjadi lebih halus dan mudah teriritasi.
Aktivitas fisik selama hubungan seksual bisa mengakibatkan iritasi pada jaringan ini dan memicu pendarahan. Meski begitu, berdasarkan British Journal of General Practice, terungkap bahwa keguguran yang dipicu oleh berhubungan seks saat hamil jarang terjadi.
Hal ini dikarenakan janin diamankan oleh kantung ketuban berisi cairan yang bertugas sebagai bantalan bayi, sehingga bertindak sebagai peredam kejut.
Namun, jika sebelumnya Mama pernah mengalami keguguran atau memiliki dinding serviks lemah, biasanya dokter akan merekomendasikan Mama untuk tidak melakukan hubungan seks beberapa saat.
Kapan Sebaiknya Ibu Hamil Berkonsultasi ke Dokter?
Berikut beberapa kondisi saat sebaiknya ibu hamil berkonsultasi dengan dokter jika mengalami pendarahan setelah berhubungan seks, antara lain:
- Pendarahan Berat atau Berkepanjangan
Jika pendarahan yang terjadi cukup banyak (lebih dari sekadar bercak) atau tidak berhenti setelah beberapa jam, segera konsultasikan dengan dokter. Pendarahan yang banyak bisa menjadi tanda masalah yang serius. - Disertai Kram atau Nyeri Perut
Jika pendarahan disertai kram perut, nyeri punggung, atau nyeri panggul yang hebat, sebaiknya segera memeriksakan diri. Rasa sakit intens dapat mengindikasikan masalah pada kehamilan yang membutuhkan penanganan cepat. - Munculnya Gejala Lain Seperti Pusing atau Lemas
Jika ibu hamil merasa pusing, lemas, atau hampir pingsan, terutama setelah pendarahan, ini bisa menjadi tanda kehilangan darah yang cukup banyak. Segera mencari pertolongan medis untuk memastikan kondisi tetap aman. - Adanya Gumpalan Darah
Jika pendarahan disertai gumpalan darah atau jaringan yang keluar, ini bisa menjadi tanda komplikasi serius pada kehamilan, seperti keguguran pada awal kehamilan. Sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga medis. - Pendarahan pada Trimester Kedua atau Ketiga
Pendarahan setelah berhubungan seks pada trimester kedua atau ketiga lebih perlu diwaspadai karena bisa mengindikasikan kondisi seperti plasenta previa atau solusio plasenta. Kedua kondisi ini membutuhkan perhatian medis segera. - Warna Darah yang Gelap atau Bau Tidak Sedap
Jika pendarahan disertai dengan warna darah yang gelap atau berbau tidak sedap, ini bisa menjadi tanda adanya infeksi yang membutuhkan penanganan. Infeksi pada area reproduksi dapat menimbulkan komplikasi bagi ibu dan bayi, sehingga dianjurkan untuk segera temui dokter.
Itu dia ulasan mengenai penyebab pendarahan usai berhubungan seks saat hamil. Jika pendarahan disertai gejala-gejala yang membuat tubuh tidak nyaman, jangan ragu untuk menghubungi dokter ya, Ma.
Baca juga:
- 20 Kata-Kata Afirmasi Positif untuk Ibu Hamil, Bantu Mengurangi Stres
- 7 Cara Mengatasi Sembelit saat Hamil Tanpa Obat
- Mudah! Ini Cara Mendapatkan Pin Ibu Hamil di LRT Jabodebek